One

6.3K 310 19
                                    

Gadis tomboy itu memutar bola matanya malas ketika Gail menghentikan mobilnya ke tepi jalan tepat di dekat tiga preman yang tengah menggoda gadis SMA yang sepertinya akan berangkat ke sekolah.

"Lo bertiga tunggu disini dulu ya, gue harus bantuin tu cewek." tanpa memperdulikan protes si bungsu lantas pemuda itu keluar dari mobilnya.

"Kebiasaan banget abang lo Kei." ketus kembarannya, yaitu Galuh.

Kezia mengangkat bahunya acuh karena yang sedaritadi protes adalah adik bungsunya, yaitu Fabio.

"Entar kalau protes dibilang jiwa sosialnya gak setinggi dia, pret!" celetuk Fabio sambil mendelik sebal.

Sementara Kezia lebih memilih untuk memainkan handphone-nya seraya menunggu aksi Gail selesai. Dan kembarannya yang sedaritadi memperhatikan lebih memilih untuk ikut keluar dan membantunya karena dilihatnya tiga preman itu sangat kuat.

Fabio ikut menyaksikannya dan ia membulatkan matanya kaget ketika Gail yang terjatuh akibat tendangan keras dari salah satu preman itu.

"Kak," panggil si bungsu pada kakak perempuannya yang dibalas dehaman malas. "Lo mending ikut bantuin mereka deh, liat noh pada payah." tunjuknya greget, ia tak mau jika dirinya harus terkena imbas atas kekalahan kedua kakak kembarnya.

Kezia berdecak kesal lalu memutuskan untuk keluar, ia menghampiri ke tempat mereka berkelahi, namun tiba-tiba gadis SMA itu menghampirinya dan bersembunyi dibalik tubuhnya.

"Gak usah megang baju seragam gue juga anjing!" ketus Kezia pada gadis yang tengah ketakutan itu dan sepertinya ia sudah kelewatan karena kini gadis itu langsung diam dengan mata berkaca-kaca. "Yaudah lo boleh sembunyi, tapi gak usah megang gue!" lanjutnya yang tidak merubah nada sinisnya.

Dan gadis dengan mata yang bak berlian itu mengangguk menurut.

Kezia akhirnya memikirkan cara bagaimana bisa membuat para preman itu pergi, dahinya bergelombang ketika berhasil menemukan ide agar preman itu pada kabur.

"RAMPOK, ADA RAMPOK!!!"

"TOLONG KAKAK SAYA DIRAMPOK!"

Mendengar suara teriakan itu membuat para preman mengedarkan pandangannya dengan panik, mereka melihat ada beberapa warga yang percaya lalu preman dengan rambut gondrong itu menatap ke arah Kezia.

"Awas lo sialan!" ancamnya sambil menunjuk yang sama sekali membuat Kezia tidak takut.

"Buruan Bos, gue udah hafal plat nomor mobilnya." ajak laki-laki yang paling pendek sudah kabur bersama laki-laki bertato, kemudian laki-laki gondrong itu menyusul anak buahnya.

Detik berikutnya Galuh memapah Gail yang terluka untuk menghampiri tempat Kezia dan gadis SMA yang ditolong mereka.

"Gue udah pernah bilang kan kalau lo gak jago bela diri gak usah sok-sokan mau nolongin orang." ceramah Galuh kesal. "Keren nggak, bonyok iya!" tambahnya mencibir.

Gadis tomboy itu lebih memilih kembali masuk ke mobil meninggalkan Gail, Galuh dan gadis yang tadi bersamanya.

Kemudian Gail melepaskan rangkulan pada kembarannya itu untuk menanyakan keadaan gadis yang ditolongnya.

"Lo gak sempet diapa-apain sama mereka 'kan?" khawatir pemuda itu yang mendapat respon muak dari Galuh.

Lantas gadis itu mengangguk. "Nggak kok, makasih ya Bang."

"Jangan panggil Bang, nama gue Gail." ucapnya seraya mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan gadis SMA itu.

Galuh sudah tidak kuat melihat pemandangan yang membosankan itu dan kini ia lebih memilih untuk pergi ke mobilnya.

Pusillanimous [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang