Five

2K 218 17
                                    

"See you Mara cantik!" Nael melambai di sertai senyuman manisnya.

Gadis itu balas tersenyum seraya berdadah ria pada mobil itu, ia semakin mengembangkan senyumnya ketika menangkap gadis tomboy itu yang sekilas menatapnya.

Senyuman yang tercetak di bibirnya itu tak bisa pudar bahkan ketika dirinya yang sudah keluar dari toilet pun senyuman itu masih menghiasi wajahnya, entah apa yang ada di pikiran Amara. Tetapi, kini dirinya terus memegangi jemari yang sempat di genggam oleh gadis tomboy itu dalam waktu yang lama.

Amara menghirupnya dalam, ternyata bau parfum yang di pakai oleh gadis tomboy itu masih menempel di kulitnya. Selesai dengan pakaiannya lantas Amara langsung menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.

"Apa gue suka sama dia ya?" tanyanya kemudian, senyumannya kini kian memudar ketika menyadari sesuatu.

"HAH? GAK MUNGKIN!" elaknya ketika sadar bahwa dirinya sedari tadi tengah memikirkan Kezia.

Ia langsung berlari dan mendudukkan pantatnya di meja rias, Amara menatap dirinya sendiri dengan seksama. Ia menunjuk dirinya di pantulan cermin.

"Lo belum pernah jatuh cinta ya Mara, tapi kenapa sekalinya lo jatuh cinta malah sama cewek sih?" kesalnya menggerutu. "Maraaa masa iya gitu, lo suka sama cewek?!" tambahnya frustrasi seraya mengacak-acak rambut panjangnya itu.

"Tapi dia emang seganteng itu sih." pujinya tanpa sadar. "Cobaaa aja lo cowok, pasti gue nggak akan ngelak tau gak!" celotehnya begitu kesal.

"Kenapa sih? Lo malah bikin gue tertarik dengan kehidupan lo?! Dan yang akhirnya bikin gue pusing sendiri Keiiii~" teriaknya, namun masih terkendali yang membuat seisi rumah tak mendengar teriakannya.

Mungkin mulai besok dirinya harus stop untuk mencari tahu lebih banyak tentang Kezia.

####

"WOI STOP ANJING!"

Kezia berdecak sebal, ia mengenali wajah pria-pria itu. Lantas dirinya keluar dengan bawaannya yang cool, menghampiri mereka dengan berjalan santai.

"Nah, ni dia nih orang yang waktu itu teriakin kita maling!" bisik salah satu pria terpendek diantara ketiganya.

"Ohh jadi elo orangnya, pas banget dong kita ketemu lo hari ini." ujar pria yang sepertinya lebih dewasa dari yang lain.

"Udah lah, mending kita langsung abisin aja mumpung gak ada sodara-sodaranya." saran pria yang lebih berisi, sudah mengepalkan tangannya serta siap menghajar.

Arah mata Kezia melihat sekeliling tempat, ia mengumpat segala kebun binatang dan jenis kelamin. Matilah dia, mana masih muda. Pasalnya satu lawan tiga itu sangat keterlaluan apalagi dirinya hanya memiliki tenaga wanita seperti pada umumnya.

Walau abang kembarnya itu selalu mengajarinya baku hantam, tetapi tetap saja jika di praktikan langsung seperti ini ia pasti akan kalah.

"Udah kita abisin aja sekarang kalo gitu!" instruksi laki-laki dewasa itu kemudian.

"TUNGGU TUNGGU TUNGGU!" pinta Kezia yang belum persiapan. "Lo semua cowok 'kan?" tanyanya modus agar memperlambat serangan mereka kepada dirinya.

Serempak ketiganya mengangguk. "Ya iyalah, lo bisa liat sendiri pake mata kepala lo!" sewot pria dewasa itu lagi.

"Ya kalau gitu one by one dong, biar fair." katanya bernegosiasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pusillanimous [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang