Marionette || YANGYANG [revisi]

31

"Tapi aku sedikit meragukan yang datang padamu kala itu, Untuk sementara waktu aku pikir itu Yangyang karna dia menghilang entah kemana pada hari itu, Namun ada bisikan yang mengatakan bahwa itu bukan Yangyang, Ditambah dengan perbedaan suara yang kau dengar---" Ucapku pada Kun-Ge
"Jika bukan Yangyang, Lalu siapa?" Balasnya padaku
"Entahlah..Apa mungkin ada orang lain diantara kita atau jangan-jangan dia adalah--"

Tring! Tring!

Bahkan sebelum aku sempat menyelesaikan omonganku, Alarm hpku berbunyi, Aku sengaja menyetelnya sebelum pergi agar aku tidak terlambat pulang.

"Waktuku habis, Kita akan membicarakan hal ini dilain waktu, Terimakasih Kun-Ge" Ucapku
"Mau ku antar ke depan?" Tawarnya padaku
"Kurasa tidak, Aku akan baik-baik saja"

Aku mengambil kertas gambaran Yangyang, Tak lupa untuk memasukkan nya kembali di saku celana ku, Petunjuk ini tak boleh asal tercecer. Saat aku membuka pintu rumah Kun-Ge, Betapa terkejutnya aku melihat orang yang berdiri di seberang pintu.

"Yangyang? Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku padanya, Aku berusaha tenang dan tidak terkejut, Sungguh...Apa dia mengikutiku sedari awal? Apa dia mendengar pembicaraanku dan Kun-Ge? Jika iya, Kurasa aku berada dalam masalah besar.
"Aku sedang mencarimu, Bukankah hari ini kau sekolah? Aku mencarimu dikamar, Rupanya kau disini" Jawabnya yang diakhiri dengan senyum lebar menyeramkan
"Sekarang bisa kita pulang? 'Diskusi' mu sudah selesai, bukan?" Sambungnya dengan senyuman yang sama masih mengambang di pipinya.

-----------------

"Yangyang disini! Yangyang disini!" Teriakku meminta perhatian pada semua orang, Tentu saja semua mata kini tertuju padaku. Yangyang yang awalnya tertidur pulas seketika kaget dan membuka mata

"Hey, Hey, Ada apa ini? Kenapa? Aku? Kenapa?" Tanyanya kebinggungan, Saat aku hendak membuka mulut dan menjawab, Seluruh siswa sudah mengerumuni Yangyang layaknya semut mengerumuni sisa remah wafer.

Kurasa Yangyang akan mengalami introgasi panjang yang lama, Sudalah... akan kuceritakan semua padanya nanti saja.

-------------------

"Ten, Aku ingin bertanya" Ucap lelaki polos berdarah Taiwan itu
"Ya?"
"Kenapa kita harus bertemu sambunyi-sembunyi? Maksudku, Kenapa Myung tidak boleh tau kalau kita sering bertemu? Bukankah Myung itu teman mu?"
"Ada alasan tersediri, Yangyang...Dan kurasa kau tak perlu memusingkan hal itu" Jawab Ten pada Yangyang

Sungguh itu bukan jawaban yang Yangyang harapkan, Malahan karna jawaban itulah Yangyang merasa sepertinya ada yang tak beres di balik ini semua.

"Daripada kau menanyakan pertanyaan aneh lainnya, Bagaimana jika aku bertanya satu hal, Apa kau sudah meminum obatmu?"
"Belum, Ah dan Ten...Bisakah aku berhenti meminumnya?" Tanya Yangyang
"Tidak" Dan jawaban mengecewakan lainnya keluar dari mulut laki-laki Thailand itu
"Tapi obat itu menyakitkan" Ucap Yangyang memberikan alasan mengapa ia ingin berhenti mengkonsumsi obat yang diberikan Ten, Karna jujur saja...Tiap ia meminumnya, Ia merasa seolah-olah sekujur tubuhnya baru saja di sambar petir
"Tidak"
"Dosis nya terlalu banyak"
"Tidak"
"Umurku bahkan belum menginjak 17 tahun"
"Siapa yang peduli?"
"Yang kudapat bukannya sehat, Malah sakit"
"Tidak, Tidak, Tidak, Dan tidak. Berhentilah mengeluh Liu Yangyang, Aku juga mengkonsumsi obat itu saat seusiamu, Dan lihatlah aku sekarang, Baik-baik saja bukan? Lagipula aku memberimu obat itu atas dasar keinginanmu" Jelas Ten yang sepertinya muak mendengar keluhan Yangyang
"Kalau begitu aku menyesali permintaanku, Selesai. Ini obat yang kau berikan dan---"

Saat Yangyang mengeluarkan obat-obat yang diberi Ten dari dalam tasnya, Yangyang seketika muntah, Bukan muntah biasa melainkan muntah darah. Darah yang berwarna merah kehitaman serta serpihan-serpihan kaca kecil keluar dari dalam mulutnya

"Tak ada gunanya kau menyesali suatu permintaan"

Hanya itu perkataan terakhir yang Yangyang dengar dari lisan Ten, Setelah itu semuanya gelap.

===========

Hy,ssry for late up, Aku revisi ulang crita ini lma bgt😔✌🏻.