Aulia Santiago berjalan menyusuri lorong lantai tiga fakultasnya. Banyak mata yang menatap ke arahnya, bahkan tak jarang beberapa sapaan menyapa indera pendengarnya. Senyum ramah adalah hal yang biasa ia terima dari orang-orang.
Ruang 309 adalah tujuannya saat ini. Sesampainya ia di depan pintu kelas, ia menghentikan langkahnya, menarik nafas mempersiapkan diri. Setelah merasa cukup ia melangkah memasuki ruangan, mengamati sekitar secepat mungkin untuk menemukan kursi yang masih kosong.
Tak jauh berbeda saat di lorong, saat ini ia pun menjadi pusat perhatian di kelas. Sedikit gugup, ini tak seperti yang biasa ia terima. Seorang Aulia Santiago, mahasiswi semester 7 terpaksa mengikuti kelas Praktek Pajak bersama semester 5 karena IP-nya yang kurang. Oh Gosh!! Dia tak sebodoh itu. Demi Tuhan dia mengutuk dosen yang memberinya nilai BC. Nilai itu benar-benar mengotori KHS-nya.
Bisik-bisik mulai terdengar.
"Eh itu kan kak Aulia, yg jadi MC waktu kita maba dulu. Cantik banget!"
"Lho kak Aulia ngulang atau baru ambil ini ya?"
Kurang lebih begitulah bisik-bisik mahasiswa-mahasiswi yang ia dengar."Kak Aul cantik banget ya, bakal semangat nih di mata kuliah ini." Rama berkomentar sambil memperlihatkan cengiran khasnya.
"Semangat apanya? Kalo aneh sih iya, ke kampus aja rambutnya ungu gitu. Niat banget minta ditegur dosen." Andi yang duduk di sebelah Rama menambahkan.
"Apaan sih Ndi, ga asik ah. Kaku banget kaya kanebo. Itu fashion bro fashion."
"Ngampus juga ga bawa tas, cuma binder sama pulpen doang. Masih mimpi kali, tujuannya ke mall tapi malah nyasar ke kampus. Di kelas anak semester 5 lagi." Andi lagi-lagi berkomentar.
"Gapapa, yang penting cantik. Cantik mah bebas." Rama memilih mengakhiri perdebatannya dengan Andi.
Untuk kali ini, Andi tak berkomentar. Mungkin lebih tepatnya tak bisa menyanggah pendapat Rama, Aulia Santiago si kakak tingkat itu memang cantik. Sudah menjadi rahasia umum anak FEB.