Masa Kecil Jeno (sepecial Chap)

893 76 17
                                    

Chapter kali ini akan lebih panjang dari biasanya tolong VOTE dan KOMEN ya supaya aku lebih semangat UPDETE jangan lupa FOLLOW juga akunku supaya rame


Di atas tempat tidurnya yang luas dan dingin, Jeno berbaring, matanya tertuju pada foto lama yang tergantung di dinding. Foto itu memperlihatkan dirinya saat masih TK, berdiri di atas panggung dengan piala di tangannya, senyum sumringah menghiasi wajahnya. Di sampingnya sang ibu, Irene tersenyum bangga. Itu adalah momen ketika Jeno memenangkan juara pertama dalam lomba menulis puisi


Namun, Jeno tahu betul bahwa senyum itu bukan karena keberhasilannya dalam merangkai kata-kata. Bukan karena ia menulis puisi dengan hati. Bukan karena Jeno kecil mencurahkan perasaannya ke dalam karya itu. Itu adalah senyum kemenangan Irene, senyum yang menggambarkan pencapaian sempurna yang Irene harapkan dari putranya.


Jeno menutup matanya, membiarkan kenangan masa kecil itu kembali mengalir. Jeno bisa merasakan tekanan yang menghimpitnya setiap kali ujian atau Olimpiade mendekat. Setiap kali hasilnya kurang sempurna, kemarahan Irene menghujaninya. Kesempurnaan adalah satu-satunya hal yang diizinkan dalam hidup Jeno, dan hal itu selalu menghantuinya.


Semua perhatian Irene terpusat pada satu hal yaitu mencetak Jeno sebagai pribadi yang sempurna, layaknya piala yang berkilau di etalase rumah mereka.


Di balik kesuksesannya, Jeno menyadari ada kekosongan yang tidak bisa diisi dengan piala, nilai sempurna, atau prestasi gemilang. Hatinya menginginkan hal yang sederhana kehangatan, cinta, dan perhatian yang tulus. Tapi hal-hal itu selalu terasa begitu jauh, bahkan ketika Irene berada di sisinya. Apa pun yang Jeno lakukan, Irene tak pernah merasa cukup.


Dengan mata yang masih terpejam, Jeno menghela napas panjang. Foto itu, meski menampilkan senyum kebanggaan Irene, selalu mengingatkannya pada masa-masa sulit di mana Jeno merasa sendirian. Hatinya terasa berat, seakan kejadian itu baru terjadi kemarin.


Ketika membuka matanya lagi, Jeno menatap foto itu sekali lagi. Air matanya mengalir. Dari luar mereka terlihat seperti keluarga sempurna tapi di dalam, Jeno tahu betapa rapuhnya hubungan antara dia dan sang Ibu. Tangannya perlahan-lahan menyentuh bingkai foto itu, dan mulai menggingat kenangan kenangan semasa kecilnya dulu yang tidak bisa di sebut indah



*flashback

Sebelum Jung Jeno lahir keluarganya sudah terbelah. Ayahnya Kim Donghae, meninggalkan sang Ibu Jung Irene untuk kembali ke pelukan istri pertamanya Kim Taeyeon yang merupakan ibu dari Kim Doyoung. Kejadian itu menghancurkan Irene. Selama berbulan-bulan, Irene hidup dalam frustasi, mengurung diri dalam rasa sakit dan pengkhianatan. Hatinya remuk, dan harapan hidupnya seolah hilang. Namun, di tengah kehancuran itu, lahirlah Jeno anak yang diharapkannya bisa menjadi sumber kebahagiaan baru.


Cinta yang Irene berikan kepada Jeno bukanlah cinta yang lembut dan penuh kasih seperti ibu-ibu lainnya. Irene terobsesi untuk memastikan Jeno tumbuh menjadi anak yang sempurna, tanpa ruang untuk kegagalan. Baginya, Jeno harus menjadi bukti bahwa hidupnya tak sepenuhnya hancur, bahwa dari sisa-sisa kehidupannya yang hancur, Irene bisa mencetak seorang anak yang sukses. Dengan harta gono-gini yang diperolehnya setelah bercerai dari Donghae, Irene memasukkan Jeno ke sekolah terbaik dan membiayainya mengikuti berbagai les di tempat ternama.


My Love✔️ [Noren Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang