23 : 17 p.m
Siluet bewarna navy bercampur putih itu berjalan menghampiri seseorang di depan sana. Duduk di sebuah meja depan mini market yang menggunakan sistem 24 jam terbuka.
Alih-alih setelah berada dekat dengan sosok itu, ia membuka topi hitam yang bertengger di kepalanya. Kemudian jari-jarinya terulur untuk menyisir surainya ke belakang.
"Sebenarnya apa yang mau lo tunjukkin ke gue, Yildha?" Tanyanya kepada sosok gadis bernama Yildha tersebut.
Gadis itu sedikit terperanjat, ia menoleh dan kemudian berdiri,"Eumm.. sebelumnya gue minta maaf karena udah bikin lo repot datang malam-malam ke sini." Ia menjeda ucapannya sembari mencari sesuatu dari saku celananya.
"Shied, gue mau lo liat ini." Lanjutnya memberikan secarik kertas kepada pemilik nama.
"Gak papa, santai aja kali." Tanpa berpikir panjang Shied langsung mengambil benda itu dari tangan Yildha.
"Polaroid?" Yildha mengangguk sebagai jawaban.
Pemuda itu mengerutkan keningnya, hanya karena ingin menunjukkan sebuah polaroid Yildha sampai rela memberikan banyak pesan hingga menelepon dirinya berkali-kali?
Sebenarnya hal itu tidak ada masalahnya bagi Shied. Ia juga tidak keberatan sama sekali jika harus keluar malam-malam guna menemui teman sekelasnya tersebut.
"Emang kenapa sama polaroidnya?" Shied melirik Yildha, menunggu jawaban sang gadis sebelum melihat isi polaroid yang tengah berada di tangannya itu.
Yildha berdehem,"Liat aja dulu." Jawabnya membuat Shied menaikkan sebelah alisnya.
Awalnya Shied merasa tidak ada hal yang aneh dan ganjil setelah mengetahui apa isi gambar pada polaroid tersebut.
Namun, seketika keningnya berkerut saat netranya tiba-tiba menangkap sesuatu yang sedikit menonjol menurutnya ada di dalam gambar.
"Ini gedung Calaca Private Class, bukan?" Tanya Shied masih memperhatikan polaroid itu dengan seksama.
"Bener kan?" Yildha membuyar dan kemudian mengangguk cepat, membuat Shied keheranan kenapa gadis itu jadi melamun tidak jelas.
"Gue gak tau siapa orangnya. Tapi yang pasti—" Yildha melirik ke arah polaroid yang masih setia berada di tangannya Shied.
"Om Cleo di pantau." Lanjutnya.
Shied sedikit kaget mendengar penuturan Yildha barusan. Cleo adalah pamanya dan sekaligus pemilik resmi dari Calaca Private Class.
Bagaimana Yildha bisa tahu?
Karena keluarga Yildha dan Shied bisa dibilang lumayan cukup dekat dan akrab. Kedua orang tua mereka juga memiliki hubungan sebagai rekan kerja, termasuk paman Shied sendiri.
"This?" Shied mengangkat polaroid itu ke udara,"Please explain." Pintanya.
"Oke."
Flashback on
Yildha terlihat sedang berjalan santai menelusuri beberapa koridor. Sambil menenteng sebuah tas di tangannya, ia mengambil sesuatu dari dalam sana.
Sebuah kamera polaroid berhasil ia genggam, mengangkatnya hingga sejajar dengan matanya dan kemudian menekan tombol untuk mengambil gambar.
Cetek !
Satu kertas polaroid keluar dan dengan segera Yildha mengambilnya. Yildha tidak langsung melihat hasil dari jepretannya, melainkan malah menyimpanya ke dalam tas miliknya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Menthana
Mystery / ThrillerDisaat otak manusia mulai berevolusi. Hidup ataupun mati kau akan tahu. "Bisikan yang kalian dengar bukanlah dari mereka yang kalian sebut 'bukan siapa-siapa kami' melainkan.." Writer by @chocra