06. Berangkat sekolah bareng doi

1.1K 225 4
                                    

Hari senin, hari yang paling dibenci anak sekolahan pun tiba. Jeongwoo yang males kena hukuman berangkat pagi-pagi dengan motor vespa tua kesayangannya.

Jeongwoo yang lagi santai mengendarai motornya sesekali melihat sekitar, sepertinya ia kenal dengan seseorang yang lagi berdiri di pinggir jalan.

"Loh kok mirip kak Junkyu?" Entah matanya yang bermasalah atau emang dia beneran suka Junkyu, matanya seperti melihat sosok Junkyu.

Karena penasaran Jeongwoo langsung menghentikan motornya di hadapan orang itu, membuat orang yang dihampiri kaget

"AYAM AYAM AYAM." Junkyu latah karena terkejut.

"Eh hai kak Junkyu." Sapa Jeongwoo sedikit kikuk.

"Jewe, jewe gue nebeng lo ya? Please, ntar gue telat kalau nunggu angkot." Junkyu segera memasang muka imutnya.

Rezeki bangun pagi lihat manusia imut gemesin gini- batin Jeongwoo

"Lah kok gak sama Yedam?"

Biasanya Yedam dan Junkyu berangkat bersama, kadang naik motor kadang naik mobil kadang diantar supir.

"Dia ngambek sama gue, terus gak bangunin gue, dia pergi sendiri deh." Junkyu memasang muka kesalnya. Masih kesal mengingat kelakuan adiknya itu.

"Yaudah kak ayok, tapi helmnya cuma satu, gapapa ya kak."

Junkyu segera menaiki motor Jeongwoo.

"Gila lo hoki banget dah meng, penumpang pertama lo modelan kak Junkyu." Kata Jeongwoo dalem hati sambil mempuk-puk motornya.

Akhirnya Jeongwoo berangkat bersama Junkyu pagi itu. Senyuman terpampang nyata di wajah Jeongwoo, udah bonceng Junkyu pinggangnya dipeluk Junkyu lagi.

ngeng...ngeng...ngeng...

Motor Jeongwoo mendadak ngandet dan mogok. Apes banget emang manusia bernama Jeongwoo.

"Loh Jew motor lo kenapa?"

Jeongwoo meminta Junkyu turun dan segera melihat keadaan motornya. Ya bukan pertama kali sih motornya mogok gini namanya vespa lama pasti sering mogok.

"Aduh Jew bisa telat nih. Astaga Jewe elo ya." Junkyu sudah mengomel panjang lebar.

Sudah hari senin, upacara, pake acara mogok. Ditambah lagi mereka sekarang lagi ada di jalanan sepi, bengkel gaada angkot pun gaada. Apes apes.

Akhirnya, Jeongwoo dan Junkyu terpaksa mendorong vespa itu.

15 menit kemudian, vespa Jeongwoo kembali nyala. Jeongwoo segera tancap gas gak peduli Junkyu yang dibelakang udah ngomel-ngomel dia bawanya kecepetan.

Mau secepat apapun Jeongwoo bawa motornya, tetep lah mereka telat. Junkyu sejak tadi memasang wajah cemberut yang membuat Jeongwoo gemas - eh -

"Gara gara motor lo nih ah, udah harus dorong pake acara kena hukum lagi. Tanggung jawab lo."

Jeongwoo dan Junkyu sedang melaksanakan hukuman mereka yaitu membersihkan wc,
karena telat upacara. Mereka gak akan bisa kembali ke kelas sampai wc ini bersih.

"Mau gue tanggung jawab nih kak? Yaudah gue kawinin, eh nikah deh bukan kawin."

"Elo mau gue siram pake air toilet?"

Jeongwoo cuma cengengesan. "Katanya suruh tanggung jawab, diajak kawin gak mau."

"Bacot."

Junkyu menjauh dari Jeongwoo. Dia memilih membersihkan bilik yang berbeda dari Jeongwoo. Jeongwoo-pun sadar, mungkin dia ngegombal di waktu yang salah.

"Kak, maaf ya. Yaudah kak Junkyu balik ke kelas aja, gue yang selesain semua."

"Beneran?"

"Iya, sana kak pergi aja. Kan ini salah gue."

Junkyu bersorak riang lalu segera melepaskan sarung tangan dan pergi dari toilet itu. Meninggalkan Jeongwoo yang harus membersihkan toilet sendirian.

"Enggak papa deh daripada kak Junkyu marah sama gue kan." Kata Jeongwoo menguatkan diri sendiri ditengah pesingnya wc ini.

Lima menit kemudian, seseorang masuk ke wc itu. Siswa kebelet kali, batin Jeongwoo.

"Sedih banget mukamu Jew."

Hah? Kok suaranya kayak kak Junkyu?

Jeongwoo mengangkat kepalanya, dan benar saja Junkyu kembali memasang sarung tangan dan mengambil sikat toilet.

"Loh kak ngapain? Gue aja bersihin ini."

"Kan bukan salahmu. Kan kamu gak mau juga motormu mogok gitu." Junkyu tersenyum ke arah Jeongwoo. Senyum yang sukses memporak porandakan hati Jeongwoo.

"Kak jangan manis-manis, hatiku meleleh."

"Gombal terus bocil."

Jeongwoo cengengesan.

"Lagian ya aku juga salah sih, gara-gara aku jahilin Yedam makanya aku telat."

"Emang jahilin gimana? Sampe dia tega ninggalin abangnya?"

Mereka berdua asik mengobrol sambil menyikat toilet dan wastafel. Gila gak elit banget deh tempatnya.

"Ah itu, aku ngatain dia naksir sama yang namanya Doyoung Doyoung itu. Eh dia marah, bilang enggak mana ada."

"Kalau enggak naksir kenapa marah dah."

"Tuhkan, malah keliatan banget dia naksirnya. Doyoung juga naksir Yedam kan?"

"Iyalah jelas banget, tapi Yedamnya gak peka. Gatau juga dah, pusing mikirin mereka."

"Ya aku setuju aja sih mereka berdua."

Obrolan itu kembali berlanjut. Mereka tenggelam dalam bahasan hubungan Doyoung Yedam sampai Jeongwoo gak sadar kalau sejak tadi Junkyu ngomong pakai 'aku-kamu' ke dia.



"Jew makasih ya untuk tumpangannya tadi," Junkyu berucap sambil melirik Jeongwoo yang berjalan disisi kanannya.

Mereka baru saja menyelesaikan hukuman dan saat ini sedang berjalan di koridor sekolah yang sepi.

"Ehh santai aja kak, maaf juga gegara motor gue mogok jadinya dihukum deh" sahut Jeongwoo, ia masih merasa tidak enak pada Junkyu.

"Ihh gapapa santai aja kali, aku seneng juga sih, ternyata kamu gak segombal itu" ucap Junkyu diikuti senyum malu-malu.

Jeongwoo sendiri tak bisa menyembunyikan senyumannya. Apakah ini artinya Junkyu mulai menerima keberadaan Jeongwoo.

"Loh Jew kamu ngapain ikut lurus? Kelasmu kan belok kanan."

"Mau nganterin masa depan dulu, mastiin masa depan gue sampai dikelas dengan selamat tanpa lecet sedikitpun" jawab Jeongwoo yang membuat Junkyu memberhentikan langkahnya.

"Lo ya, Gausah gombal mulu!" sungut Junkyu, ia kesal karena Jeongwoo selalu menggombalinya.

"Gue gak gombal kak, udah ayuk kekelas" ajak Jeongwoo sambil menarik tangan Junkyu kemudian menggenggamnya erat, Junkyu hanya mengikuti langkah Jeongwoo sesekali berpikir apakah Jeongwoo menyukainya.

"Gak gak, gak mungkin ni anak naksir gue, kan dia emang suka ngegombal." Junkyu berkata pada dirinya sendiri. Takut kalau kalau dirinya baper sendirian.

"Nah masa depan udah sampe." Ucap Jeongwoo lalu menatap Junkyu.

Mereka sudah sampai dikelas Junkyu, pintu kelas itu tertutup dan terdengar suara pria yang sedang menjelaskan pelajaran.

"Masuk gih kak." Kata Jeongwoo lagi.

"Gimana gue mau masuk kalau tangan gue masih lo pegang? Erat banget lagi." Junkyu menatap kearah tangannya yang masih digenggam Jeongwoo.

Jeongwoo ketawa-ketawa lalu melepas genggaman tangannya dan menggaruk kepalanya - salting -.

BUKAN RAYUAN GOMBAL || DODAM FT JEONGKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang