04. Kerumah Doi

1.4K 254 20
                                    

"Dam, gue sama Doy kerumah lo ya." ucap Jeongwoo sambil merangkul Yedam.

Saat ini mereka bertiga sedang berjalan dikoridor sekolah menuju parkiran.

"Eh mau ngapain?"

"Ya main lah apalagi."

"Gaada mainan dirumah gue." jawab Yedam yang buat Doyoung menahan tawanya.

"Dongo. ya biar kita makin akrab." sahut Jeongwoo agak kesal.

Yedam berpikir sejenak. Dia tidak pernah mengajak temannya kerumah. "Ya kita nongkrong aja di kafe atau dimana gitu" usul Yedam.

Jeongwoo menggeleng kuat. "Kaga mau. Pokoknya dirumah lo titik."

"Tap-"

Belum selesai Yedam berbicara, Jeongwoo sudah memotongnya. "Gak terima penolakan, timekasi."

"Iyadah serah lo."

"Halah modus lo Jewe, bilang aja mau ketemu kak Junkyu." Ucap Doyoung, meski dia hanya bermaksud bercanda, omongannya itu sukses membuat Jeongwoo salah tingkah.

"Padahal gue mau bantu lo Doy biar bisa ketemu calon mertua." sangkal Jeongwoo.

"Hah?" Kata yedam keheranan.

"Emak Bapak lo ada dirumah gak?" Tanya Jeongwoo.

"Mama nanti sore ada sih, udah pulang kerja."

Jeongwoo mengalihkan pandangannya ke Doyoung, lalu memberikan senyum penuh arti. "Tuh Doy, pake baju yang bagus mau ketemu calon mertua tuh."

"Apa sih lu Jewe." Kata Doyoung salah tingkah. Dia lalu melihat ke arah Yedam yang juga melihat kearahnya.

"Udah siap emang ketemu camer?" tanya Yedam pada Doyoung.

Jeongwoo yang mendengar itu tersedak liurnya sendiri, sedangkan Doyoung hanya merespon 'hah?' tanda terkejut.

Yedam menyipitkan matanya kemudian meninggalkan dua makhluk yang masih sibuk menenangkan diri.

"We We lo denger kan tadi dia bilang apa?" tanya Doyoung berdiri dihadapan Jeongwoo sambil memegang  kedua lengan Jeongwoo kemudian membuat tubuh Jeongwoo bergerak tidak karuan.

"Woy woy woy kepala gue pusing woy" ucap Jeongwoo sambil melepaskan dirinya dari cengkraman Doyoung.

"Udah ayok buruan bisa gagal nih ketemu camer" sahut Doyoung kemudian meninggalkan Jeongwoo.

"Lah bukannya dia tadi yang ngehalangin jalan gue" gumam Jeongwoo.

"Woy tungguin gue" teriak Jeongwoo sambil berlari mengejar Doyoung.












"PUNTEN GOPUD !!! MISI JEWE GANTENG DATENG, YEDAM BUKAIN PINTU DONG!" Jeongwoo berteriak cukup kencang, seperti orang ngajak tawuran.

Seperti yang sudah dijanjikan, Jeongwoo dan Doyoung kerumah Yedam. Setelah pulang sekolah dan berganti pakaian dirumah masing-masing, mereka berdua segera menuju rumah Yedam.

Rumah bercat ungu dan putih di komplek perumahan elit. Ya bukan rahasia lagi kalau Yedam berasal dari keluarga kaya.

"Siapa sih teriak-teriak."

Jeongwoo dan Doyoung mencari sumber suara barusan, lalu menemukan pemilik suara itu. Jendela kecil di lantai dua rumah bertingkat itu terbuka, memunculkan wajah abang kesayangannya Yedam, Arjunkyu.

"Oalah si duo bocil." Katanya lagi sambil menengok kebawah.

Jeongwoo menampilkan senyum terbaiknya ke arah Junkyu. "Halo kak Junkyu, Yedamnya ada kan kak?"

Belum sempat pertanyaan Jeongwoo dijawab Junkyu, pintu rumah terbuka menampilkan sosok Yedam dengan kaus oblong.

"Kenceng banget suara lo. Dikira budek apa." Yedam langsung ngedumel sambil membuka pintu dan menyuruh keduanya masuk.

Jeongwoo cuma cengengesan. Doyoung entah kenapa dari tadi cuma diam.

Mereka masuk keruang tamu rumah Yedam. Bau lavender memenuhi ruangan

"Loh ada tamu?" Suara wanita paruh baya yang merupakan nyonya rumah tersebut berhasil membuat Jeongwoo yang cengengesan menjadi kalem.

Jeongwoo dan Doyoung segera menyalimi mama Yedam. "Temennya Yedam ya?"

"Bukan, calon menantunya tante."

Jeongwoo sukses mendapat cubitan dari Yedam di lengannya. Tekanan batin banget punya temen kayak Jeongwoo.

"Saya Jeongwoo, calonnya kak Junkyu." Kata Jeongwoo mantap sambil mencium punggung tangan mama Yedam.

Mama Yedam hanya tertawa saja.

"Kok bawa-bawa gue?" Junkyu turun dari tangga membawa keripik singkong favoritenya.

"Halo kak Junkyu yang manis."

Yedam cuma bisa geleng-geleng melihat kelakuan Jeongwoo.

"Kalau yang ganteng ini namanya siapa?" Tanya mama Yedam, memperhatikan Doyoung dari bawah sampai atas.

"Doyoung tante." Kata Doyoung sedikit gugup. Damage perkataan Yedam disekolah tadi masih berefek padanya.

"Yang ini calonnya Yedam tan. Setuju gak tante?" Jeongwoo kembali berulah. Mama Yedam mengangguk, Doyoung semakin salah tingkah, sedangkan Yedam hanya menganggap santai hal itu, anggapannya Jeongwoo hanya bercanda.

Jeogwoo dan Doyoung segera diajak mengelilingi rumah Yedam. Rumah modern dengan perabot lengkap, terkesan mewah namun juga bersahaja. Beberapa foto keluarga serta foto kecil Yedam dan Junkyu terpampang di dinding.

Kamar Yedam berada di lantai dua, bersebelahan dengan kamar Junkyu.

"Gila, lu gak punya mainan apa kek gitu Dam? PS? Atau apa gitu? Ini buku semua." Celoteh Jeongwoo sambil memandang sekeliling kamar Yedam.

Satu tempat tidur, lemari, meja belajar dan rak buku. Sangat sederhana, benar-benar mempresentasikan sosok Yedam.

"Kan gue udah bilang gaada mainan disini, lo gak percaya sih."

Mereka lalu turun kembali dan duduk diruang tamu. Mama Yedam menyajikan es jeruk.

"Yedam gak cerita sih kalian mau kesini, kan tante gak siapin apa-apa." Keluh mama Yedam. "Adek, beli gorengan depan komplek ya? Masa tamunya gak dikasih apa-apa."

"Masa adek sendiri jalan kedepan? Panas lagi."

"Daripada beli, kenapa kita gak masak bareng aja".

"Hu ! Kamcagi !" Jeongwoo terkejut akan kehadiran Junkyu yang tiba-tiba saja ada di sebelahnya.

"Lo kalo mau muncul kasih notifikasi dulu dong kak" Ucap Jeongwoo, lalu mencomot keripik singkong ditangan Junkyu.

"Yaudah gih kalian sana masak, mama masih ada keperluan, mama tinggal ya, nanti udahnya diberesin loh ya" peringat Mamanya kemudian pergi meninggalkan empat orang yang kini saling pandang.

BUKAN RAYUAN GOMBAL || DODAM FT JEONGKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang