2: Mengenalinya

66 11 2
                                    

Sebuah temu yang tak berkunjung untuk saling merindu.

~Ex Perfect~

~Ex Perfect~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bel istirahat berbunyi Ara memasukan bukunya kedalam tas, tujuannya adalah kantin ia mau berkulineran di sekolah ini, ingat jika dulu Ara bisa menyuruh orang untuk membelikannya makanan maka sekarang berbeda Aralah yang harus bergerak sendiri untuk membelinya.

Saat ini Ara sedang mengantri nasi goreng, jajaran yang paling di gemari siswa-siswi Ara akan mencobanya, uangnya masih ada ia akan mencarinya lagi jika uangnya sudah menipis.

"Gue kira cewek udik itu gak bakalan makan di kantin," ujar Ander.

"Bukannya dia anak orang kaya ya," tanya Daniel dan melihat Ander yang sendari tadi menyebut Aranya udik.

"Lo buta Niel, liat aja penampilannya sepatu kotor kaya gembel, baju sih kalo di liat masih bagus karena dia anak baru, tapi liat dandanannya bikin gue merinding."

"Kok Lo berubah,"

"Gue gak berubah Niel," ucap Ander ke geeran. Membuat Daniel tersadar dan memakan makanannya kembali.

"Lo gak mau gangguin dia Niel," ucap Ander terus mengoceh. Sesaat melihat Ara sudah membawa nampan makanan minumannya.

"Gue butuh makan, jadi Lo diem Der." Ujar Daniel membuat Ander diam.

"Tapi boleh juga ganggu dia, pulang sekolah Lo harus stay di kelas bawa juga geng nya Reina." Ucap Daniel

"Lo jadi ngerjain dia,"

"Kenapa enggak,"

"Oke,"

☘ ☘ ☘

Saat bel pulang sekolah semua orang membubarkan diri terkecuali Ara yang masih berkutat dengan bukunya, ia sedikit telat menulis entah orang iseng dari mana, tasnya malah tergantung di pohon yang ada di depan lapangan, dan terpaksa Ara mengambilnya dan kembali ke kelas dengan wajah menunduk.

Saat sudah selesai mencatat, Ara di kagetkan dengan suara meja yang di dorong ke arahnya, ia langsung menatap sang empunya yang menyoroti dirinya tajam.

"Arania Arbela, nama yang terlalu bagus buat cewek udik kaya Lo," ucap Reina merendahkan.

Ara menatap sang lawan, "apa masalah Lo,"

"Masalahnya, Lo kuman di kelas ini."

"Gue bersih kok, bahkan gue mandi pas mau berangkat sekolah,"

"Tapi tampilan Lo udik Ara, jadi jangan so mau ngelawan di sini, yang gue liat Lo ternyata cupu juga."

"Jangan menilai orang seperti itu Reina,"

"Kenapa?"

"Karena posisi kita di sini sama,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ex perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang