7. Jalan-Jalan

2 2 1
                                    

Jangan lupa kritik, saran, vote dan komentar ya✨

***

Sia merengek. Ia ingin Naga memakai mobil pemberiannya untuk menjemputnya nanti malam.

"Nggak mau." ucap Naga. Terus-terusan menolak.

"Mau! Jadi lo mau jemput gue pake apa? Sepeda? Lo udah ngayuh dari rumah lo ke rumah gue, ditambah masuk ke halaman rumah gue jauh sampe ke dalem, pasti lo udah keringetan, bau, gue nggak mau! Lo harus pake mobil ini Naga, please...,"

"Gue nggak pantes, Sia."

Sia menatap memelas, penuh harap, semoga Naga tidak menolaknya lagi kali ini. Ini perdana, loh. Nggak mungkin mereka naik sepeda 'kan? "Stop! Gue nggak terima komentar apapun, sekarang kita belanja."

Sia langsung masuk ke mobil dan duduk nyaman di samping kemudi. "Masuk, Naga!" pekiknya sebal.

Wajah Naga merah. Ia benar-benar ingin menenggelamkan Sia sekarang juga. Pasalnya IA TIDAK BISA.

"Gue nggak bisa bawa mobil." ucapnya pelan membuat Sia menyembulkan kepala ke luar jendela dan menaikkan satu alisnya. Cewek itu tertawa lalu keluar dari mobil menghampiri Naga, "lo nggak bisa bawa mobil?" tanya Sia jail.

"Nggak."

"Demi apa?"

Naga memalingkan wajah. "Gue pulang ajalah." katanya kesal membuat Sia tersenyum lebar dan menarik cowok itu untuk masuk ke mobil, duduk di samping kemudi; tempat duduknya tadi. Sia menunduk mendekat ke wajah Naga. "Mau ngapain lo?" tanya Naga memundurkan wajahnya sedikit, was-was.

Sia mengulurkan tangannya ke samping badan Naga dan memasangkan safety belt, ia tersenyum. "Masang ini. Lo kira apa?" tanyanya.

Naga mendengkus. Dalam hati berucap jika ia bisa sendiri namun Naga diam, tidak banyak bicara karena ini mobil Sia.

Sia tersenyum melihat wajah datar Naga lalu secepat kilat mencium pipi cowok itu. "Nanti gue ajarin, gratis. Mau lo tabrakin semua juga ngga apa-apa." ucapnya dan langsung menutup pintu mobil dan beralih ke balik kemudi.

Naga mengelap pipi kanannya, jijik. "Lo yang pertama gue tabrak." ucapnya ketika Sia sudah duduk di sampingnya. Dan Sia tertawa.

***

Sia seperti ingin memborong seisi toko.

Naga mengekori gadis itu pelan, agak jauh, memperhatikan Sia yang sibuk memilih baju laki-laki, untuk Naga. Tangan lentiknya mengambil semua pakaian sesuka hati, baju, jas, celana, kaus, kemeja, dasi, sepatu, bahkan ia membelikan Naga singlet dan celana dalam. Sial, Naga malu.

"Sia, tangan lo bisa jangan seenaknya?" Naga menaruh kotak celana dalam pria yang sedang cewek itu pegang, pasalnya Sia sangat lama ketika memilih yang satu ini. Naga yang memperhatikannya jadi malu sendiri.

Sia melirik Naga lalu tertawa. "Kenapa?" tanyanya sok polos dan mengambil kotak tadi lalu menaruhnya di tangan pegawai yang mengikuti mereka. Jumlah pegawainya ada enam, mereka memegangi semua belanjaan yang sudah Sia ambil.

"Naga, ini bagus?" tanyanya sambil mencocoki kemeja dengan badan Naga. "Bagus." jawabnya sendiri dan menumpuk itu di tangan salah satu pegawai.

"Lo mau belanja berapa banyak? Kita cuma mau jalan-jalan."

When You Were Nothing [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang