Dengan terpaksa aku akhirnya ikut dengan si es ini, kami berhenti disebuah gedung bertingkat. Saat masuk semua orang menyapanya dengan senyum yang manis. Aku rasa dia tidak pantas mendapatkannya mengingat dia yang seenaknya dan menyeramkan pasti orang orang ini tersenyum paksa karna takut.
Beberapa orang menatapku dengan sinis sambil berbisik.
Siapa yang bareng bos kita? Pasti perempuan centil.
Dasar gatel, berani beraninya nempel sama kesayangan gw.
Bos gio sama siapa itu
Njir cakep banget, pacar bos kah?
Wahh harus update nih. Akhirnya hati seorang bos kaku lulus oleh perempuan tak dikenal.
Kira kira obrolan seperti itu yang dapat aku dengar.
" Bangga ya bisa bareng orang setampan saya " celetuk si es, aku mendelik kearahnya yang nampak sedang menyombongkan diri.Aku mengikutinya sampai ke sebuah ruangan, saat sampai dia langsung mengerjakan pekerjaannya sedangkan aku berdiri kaku disamping dekat mejanya. Disini kami tidak berdua, dia meminta dua karyawannya ikut keruangannya dan mengerjakan pekerjaannya diruangannya.
" Ngapain berdiri disitu? " tanya dia datar.
" Nyamar jadi patung " jawabku acuh.
" Kamu ngalangin saya " ucapnya kesal. " Ngalangin apa orang gw disini lu disitu " ucapku.
" Intinya kamu ngalangin saya " lalu aku bergeser sedikit. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, dia juga tidak memerintahkan aku untuk mengerjakan sesuatu. Setelah aku bergeser dia malah menatapku tajam.
" Apa lu liat liat? Gw tau gw cantik " ucapku.
" Gausah pake lu gw bisa? Saya atasan kamu sekarang " datarnya." Terus apa? Harus gw panggil om? "
" Menurut kamu saya pantas mendapat panggilan itu? " Ucapnya menatapku tajam.
" Kakek? " Aku tidak mendapat jawaban apapun, dia malah menatapku semakin tajam.
" Yaudah deh, aku kamu? " tanyaku
" Sudah merasa dekat ya? Sampai berani manggil aku kamu? " ucapnya. Salah mulu perasaan maunya dipanggil apaansih, es kutub? Kulkas seratus pintu?." Terus harus apa? " geramku.
" Bos tampan " jawabnya singkat. Ternyata si es ini mempunyai tingkat ke PD an yang sama ekstrimnya kaya bang angga.
" Ogah banget, mana mau gw "
" Oh jadi gak mau, kalo gitu selain nge stop uang jajan gilang. Saya gak akan potong gaji dia tapi saya gak akan gaji dia sama sekali. Dan buat catering yang udah saya pesen sama angga bakal saya batalin dan uangnya saya tarik lagi " ucapnya membuatku melongo tak percaya. Apa hubungannya coba?
" Eh kok jadi nyambung kesana? "
" Karna kamu gak mau manggil saya panggilan tadi " ucapnya acuh.
" Gitu doang bawa orang lain? "
" Terserah ya, nasib mereka tergantung kamu loh. Jadi gimana? " ini orang emang kurang waras maksaan lagi.
" Yaudah deh iya " ucapku dan aku melihatnya tersenyum mengejek.
" Bos doang tapi, soalnya kalo diliat liat lagi lu gak ada tampan tampannya" tawarku.
" Berarti mata kamu bermasalah " jawabnya acuh.
" Dari pada engga sama sekali mending bos doang, gimana mau gak?kalo gak, gak usah " lanjutku lagi.
" Oke " putusnya.Aduh kaki pegel banget sih. Ini orang gak ada pengertiannya sama sekali dari tadi gak nyuruh duduk.
" Kenapa? " tanya dia padaku.
" Pegel " jawabku jutek." Oh "
Cuma 'oh'? Jiwa kemanusiannya dipertanyakan. Kagak ada peka pekanya, suruh duduk ke. Malah oh doang, lama lama gw sumpel kaus kaki juga ni orang. Mumpung belum dicuci sebulan, biar mabok mabok sekalian.
Karna pegal aku tidak bisa diam, aku terus menghentak hentakkan kakiku ditempat. Karyawan yang ikut bersama untuk menemani kami langsung melihatku karna merasa terganggu, dan si es juga melihatku dengan tatapan risih. Bodo amatlah biar gw dipulangin, gak betah gw disini.
" Banyak omong bikin emosi, diem makin bikin emosi " ucapnya melihatku.
" Gw pegel njirr " ucapku.
" Terus siapa suruh berdiri disana? " tanyanya geram.
" Terus gw harus kemana? Gw harus apa? Dari awal dateng lu ngga nyuruh apa apa bego. Gw bingung harus ngapain makannya gw diem. Lu peka napa nyuruh apa ke atau ngga nyuruh duduk ke njirr bukannya diem aja kaya orang bisu. Sampe sampe ni kaki gw berasa mau copot gila " cerocosku dan dia malah menatapku datar sedangkan dua karyawannya menatapku dan menelan ludah mereka seakan tak percaya apa yang aku lakukan. Bodo amat ni orang kali kali emang harus dimaki. Astagfirullah habis itu tobat dah." Yaudah sana duduk " ucapnya menunjuk sebuah kursi santai yang ada diruangannya.
" Dari tadi ke " sinisku.
" Tapi sepuluh menit " ucapnya lagi membuatku terkejut.
" Apanya yang sepuluh menit? "
" Duduknya sepuluh menit, abis itu kamu berdiri lagi kaki satu dua tangan diangkat keatas " ucapnya membuatku tak percaya.
" Heh maksud lu apa? Lu gila? Wah bener bener kurang obat lu "
" Itu hukuman karna tadi kamu manggil saya lu, bego, dan gila. Sangat tidak sopan " tekannya." Cepet duduk, waktunya mulai dari sekarang " lanjutnya.
" Sarap " Ucapku.
" Kamu mau saya suruh berdiri angkat dua kaki? "
" Lu pikir gw bisa melayang " ucapku ketus dan dia tersenyum. Bukan senyum meledek seperti yang aku dapatkan beberapa kali tapi ini memang senyum aslinya. Aku sempat tertegun tapi hanya sebentar karna aku merasa lebih kesal.
" Bos " ingatnya padaku karna aku terus memakai lu, dan lu padanya.Waktu istirahat makan siang sudah berlalu, aku dan si bos es kembali keruangannya setelah makan siang di kantin kantor. Tapi tiba tiba ada seorang perempuan dengan pakaian terbuka yang berlari kearah kami dan langsung menggandeng tangan si es dengan manja. Apa dia pacarnya? Bisa punya pacar juga ni es batu. Kasian banget sih pacarnya prihatin banget.
" Sayang aku kangen " ucap perempuan itu.
" Ih apaan sih gajelas banget " Ucap si es yang langsung melepas gandengan perempuan itu dengan kasar dan membuatku terkejut, ga ada lembut lembutnya. Batinku.
" Kamu kenapa gini terus sih " ucap perempuan itu.
" Saya gak suka sama kamu, jadi stop kejar kejar saya "
" Gapapa nanti juga suka kok, selagi kamu masih sendiri aku punya hak buat deketin kamu " ucap perempuan itu. Wahh aku yang tidak mengerti apapun diam saja dan hanya menyaksikan. Lumayan drama gratis." Saya udah punya calon istri, kamu gak malu bersikap gini didepan calon istri saya " ucap si es yang tiba tiba menunjukku, jelas saja aku terkejut. Apa yang barusan dia katakan.
" Eh ngo_" ucapku terpotong
" Dia naira calon istri saya " ucap si es memotong ucapanku.
" Dia? " tanya perempuan itu menunjukku lalu melihatku dari atas kebawah.
" Gak percaya " lanjutnya.
" Yaudah gapapa yang pasti dia calon istri saya " Ini udah gak bener nih. Ngada ngada ni beruang kutub. Aku hendak memprotes tapi dia terus memotong perkataanku." Mana mungkin kamu suka model begini "
" Kenapa engga? Dia menutup auratnya. Menjaga dirinya dan kehormatannya, saya suka dan cinta sama dia jadi gak ada yang mungkin " aduh ini es batu bisa aja, bikin melayang dah. Eh astagfirullah sadar ra sadar.
" Kalo gitu buktiin "
" Minggu ini kita nikah " ucap si es batu yang membuatku lebih terkejut daripada tadi.
" bukti buat sekarang buat nambah gw yakin, cium dia " ucap perempuan itu. Bener bener gaada yang waras.
" Gak bisa, belum mahram. Nanti jika kita sudah menikah akan saya pastikan saya menciumnya didepan kamu " ucap si es makin mengada ngada.
" Ayok ra " ucapnya lalu pergi begitu saja aku lantas berlari menyusulnya dan meninggalkan perempuan tadi mematung ditempatnya." Heh gila. Lu bener bener sarap, gak habis pikir gw sama lu. Lu ngebohongin orang sampe segitunya. Kalo lu mau jauhin dia jangan seret gw njir, gw gatau apa apa " ucapku tak percaya saat kami tiba diruangannya.
" Siapa yang bohong? " Ucapanya membuatku melihatnya bertanya tanya. Apa lagi coba maksudnya.
" Minggu ini kita nikah " ucapnya datar dan membuatku tidak percaya.
" Wahh sakit lu, gila ini bener bener gila "
" Gausah komentar sekarang kita pulang kamu saya anterin sekalian saya mau ngomong tentang pernikahan kita ke orang tua kamu " ucapnya lagi.
" Lu perlu operasi tanam otak, kayanya lu ga punya otak " kesalku.
" Ayok cepet saya tunggu diparkiran, jangan banyak omong "