Meeting Again (2)

7 1 1
                                    

Ga tau kenapa chapter ini kyk.. lebih puas aja gtu pas lyat resultnya~ XD

Udh mulai terkuak siapa-siapa aja ya 'main' karakter buat ke depannya~


-------------------------------------------------------------------------------


Keep calm, Ae-ri..


Matanya tak lepas menatap bangunan bar di depannya. Pikirannya terus berkecamuk sedari kemarin. Apakah keputusannya salah..? Tapi dia tidak mau terus-menerus merasa penasaran seperti ini. Tapi kenapa sekarang dia ragu..? Dan.. takut? Haruskah dia pulang saja..? Ponselnya berbunyi, membuat Ae-ri langsung membuka tasnya dan mengeluarkan ponselnya, membaca pesan masuk.


Dong-min : "Ae-ri, jangan lupa ceritakan padaku apa yang terjadi malam ini. Tell me all of detail next Monday! Fighting~"


Ae-ri memutar bola matanya malas. What a great cheer that she get.. Dia sama sekali tidak membantu.. Ae-ri menarik napas panjang. Dia tidak punya pilihan lain—dia sudah mengiyakan, tidak mungkin dia kabur. Just walk in and go for it, Ae-ri. No need to feel scared!


Kakinya melangkah perlahan memasuki bar. Sejujurnya, ini pertama kalinya dia masuk ke tempat seperti ini. Dia bukanlah tipe yang senang menghabiskan waktu untuk 'minum-minum'—sangat jarang, bisa dibilang. Karena itulah tempat seperti ini selalu terasa asing baginya. Tapi dia tidak punya pilihan lain..


Suasana temaram menyambut pandangannya. Lampu-lampu gantung klasik yang memancarkan sinar tak terlalu terang—cenderung redup—membuat dia harus memicingkan mata untuk melihat sekeliling, matanya mencari-cari sosok yang dia kenal. Kepalanya berputar ke segala arah, sampai pandangannya jatuh pada sosok laki-laki yang duduk di depan meja bar, duduk menyamping sambil menghadap ke arahnya, tersenyum tipis—seakan sudah menunggu kehadirannya. Ae-ri menarik napas panjang sekali lagi, lalu melangkah mendekati sosok itu.


"Thank you for accept my offer," Sosok itu—yang adalah Young-min—menggerakkan tangannya ke arah bangku di sampingnya, memberi gestur untuk menyilahkan duduk. Sedikit ragu, Ae-ri duduk di sampingnya.


"Selamat malam. May I know what's your order for now?" Salah satu barista di belakang meja bar berdiri di depan Ae-ri, tersenyum sopan.


"Hmm..." Ae-ri menatap lemari berisi puluhan—atau ratusan?—botol minuman di belakang sang barista. Matanya menatap satu-persatu, berusaha mencari sesuatu yang familiar olehnya. Lama dia hanya terdiam, ketika sebuah suara menginterupsi pikirannya. "Jika boleh saya memberi saran.. We have this new variant—tropical cocktail. Just a little bit 'alcohol', no worries." Ae-ri menatap sang barista yang terus menatapnya sambil tersenyum, seakan mengetahui 'keraguan'nya.


"Aaah.. baiklah, I'll take that. Thank you," Ae-ri tersenyum tipis, yang langsung dibalas anggukan dari sang barista yang kemudian pergi untuk mulai meracik minuman.


"Aku rasa kau tidak terlalu familiar dengan tempat ini. Maaf, aku seenaknya mengajak bertemu di sini. Jika aku tahu—"


"Tidak, tidak apa-apa. Not a big problem, tho.." Ae-ri menggelengkan kepalanya pelan ke arah Young-min yang juga menatapnya dengan tatapan menyesal. Lagipula bukan salahnya juga kan, kalau dia tidak pernah pergi ke tempat seperti ini?

Voyage D'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang