01 - Prolog

1.4K 88 2
                                    

Samar samar suara dentuman musik dari arah stadion terdengar ditelinga pria manis yang sedang berdiri di tengah lapangan seorang diri sambil mengatur nafasnya yang terengah engah.

Sial, telat.

Gulf Kanawut, pria itu adalah salah satu penggemar sebuah band ternama yang namanya tengah naik daun dikalangan para remaja zaman sekarang.

Nahasnya, tiket yang sudah dia beli melalui website penjualan tiket konser online dengan harga yang cukup mahal itu hangus sekejap saja lantaran dirinya terlambat 2 jam semenjak acara dimulai.

Gulf berlari menuju toilet yang disediakan di dekat gerbang stadion sambil membawa air mineral yang sebelumnya ia beli. Ia menatap cermin dihadapannya sambil menetralkan detak jantungnya yang kian memburu akibat kelelahan saat dirinya berlari tadi.

Ya tuhan, tolong jangan kambuh dulu.

Gulf menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya menggunakan tisu, sembari meneguk air mineral yang tersisa setengah botol. Nafasnya kian memburu dan kelamaan nafasnya kian sesak.

Gulf meremas dadanya, berharap rasa sakit yang dialaminya menghilang. Namun, bukannya menghilang, rasa sakit itu kian menjalar ke kepalanya hingga kepalanya terasa pening yang amat sangat. Sialnya, obat pereda nyeri yang selalu ia bawa kemanapum, tak dapat ia temukan di saku celananya.

Gulf terjatuh duduk di hadapan wastafel, tangannya terus menekan dadanya yang teramat ngilu.

To- tolong. Siapapun to- longhhh

Pintu toilet terbuka, nampak seorang pria berperawakan tinggi dengan sebatang rokok yang bertengger manis di bibir tipisnya terkejut ketika melihat sosok pemuda yang terlihat mengenaskan.

"HEYY!! KAMU GAPAPA?!" Tanya pria itu, sambil membantu Gulf berdiri.

"R- rokok kamu hhhh, asaphh"

Seakan mengerti apa yang dimaksud Gulf, pria itu membuang rokoknya dengan asal, tak lupa ia injak putung rokok itu sampai apinya padam.

Pria tersebut terkejut saat Gulf kehilangan kesadarannya. Gulf terjatuh dalam pelukan pria itu. Tanpa berpikir panjang, pria tersebut mengangkat Gulf dalam depakannya. Ia menggendong Gulf ala bridal, lalu berlari kencang ke arah mobilnya untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.

🌻 🌻

Gulf membuka matanya perlahan, rasa sakit pada kepalanya kian memudar. Hal yang pertama ia lihat dihadapannya adalah pria yang menolongnya tadi saat dirinya terjatuh di toilet.

"Kamu gapapa?" Tanya pria itu, sambil membantu Gulf duduk dari tidurnya. Gulf hanya mengangguk lemah, tanda ia baik baik saja.

"Kamu siapa?" Tanya Gulf.

"Aku Mew, Mew Suppasit"

🌻🌻

Disatu sisi, pria dengan setelan kemeja putih dengan peluh yang mengalir di sekujur tubuhnya, menghempaskan badannya ke sofa yang terletak diujung ruangan bernuansa putih. Dirinya menghela nafas sambil mengelap keringat yang bercucuran diwajah tampannya. Matanya menyusuri setiap sudut ruangan, orang yang ia cara tak nampak batang hidungnya dimanapun.

"Phi Mew mana?" Tanya Bright kepada salah satu penata rias yang lewat dihadapannya.

"Tadi sih dia ke belakang buat ngerokok, cuman belum keliatan sampai sekarang" jawabnya. Bright menghela nafasnya kasar setelah mendengar manajer nya itu menghilang di saat ia memerlukannya.

Bright Vachirawit, dia adalah vokalis band F4 yang namanya tengah naik daun di industri musik yang penggemarnya digandrungi para remaja. Personil F4 sendiri ialah terdiri dari teman seperjuangannya saat di bangku kuliah dulu. Tay Tawan, Off Jumpol dan Singto Prachaya. Mereka berempat merupakan mahasiswa lulusan musik yang memulai karirnya dari nol. Awalnya hanya sebatas mengisi acara di tiap pensi yang diadakan universitasnya, hingga datanglah Mew Suppasit yang menawarkan untuk menjadi manager F4, hingga namanya sebesar hingga sekarang.

"Baliknya ke club yok, itung itung ngerayain besok konser terakhir kita di bulan ini" tawar Tay Tawan, sambil meneguk minuman kalengnya.

"Gua capek mau balik, kalian aja" Tolak Bright.

"Yoi setuju, besok aja Tay"
"By the way, Phi Mew mana? Tumben ga keliatan" tanya Off, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, guna mencari objek yang ia maksud.

"Katanya sih lagi nger-"

Drrrttt

Ucapan Bright terhenti saat ponsel yang ada di saku celananya bergetar, tanda panggilan masuk dari seseorang.

Phi Mew

Bright menekan tombol hijau dan menaruh ponselnya di telinga kanannya.

"Bright, kasih tau ke anak anak, kalian langsung aja pulang ke hotel. Saya ada urusan mendadak, nanti saya nyusul" Mew kemudian menutup panggilan secara sepihak begitu saja.

Aneh

"Phi Mew nyuruh kita langsung ke hotel, ntar katanya dia nyusul" tutur Bright.

Semuanya mengangguk serempak, lantas berlalu meninggalkan ruangan menuju hotel tempat mereka menginap selama konser mereka berlangsung.









Maafin aku yang masih amatiran heuheu. Semoga cerita ini bisa aku tamatin sampai akhir😭😭

Kalian yang mau mutualan sama aku, bisa dm aku dan bagi yang mau mutualan sama aku di twt, bisa kalian cek profile aku!

Ours Kana • MewBrightGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang