: : 4

122 22 7
                                    

Dua orang sedang menatap tajam satu sama lain dengan nafas yang memburu. Kilat dari tatapan pemuda Park serasa ingin membantai manusia di depannya dengan kejam.

Park Jimin dan Min Yoongi.

Bermula saat pagi tadi.
Yoongi yang entah sengaja ataupun tidak, menabrak bagian mobil belakang Jimin yang baru masuk area sekolah dengan motornya. Alhasil, ada beberapa goresan berwarna hitam yang menghiasi area tersebut. 

Jimin yang murka langsung turun tanpa memperdulikan mobil putihnya yang menghalangi jalan dan menendang motor Yoongi hingga membuat sang pemilik oleng.

Pemuda Min menjadi ikut marah dan memaki Jimin. Saling beradu argumen untuk menyalahkan lawan. Mengatakan jika Jimin yang lambat mengendarai mobil lah, mengatakan jika Yoongi yang tidak bisa melihat dengan benar karena matanya sipit lah, para siswa hanya menatap tanpa ada niatan untuk melerai.
Sudah terlampau biasa.

Berakhir dengan Taehyung yang melerai keduanya dengan ancaman ruang BK.  Bisa panas telinganya mendengar duo mini bertengkar. Tapi sedikit bersyukur karena pertengkaran mereka tidak pernah melibatkan adu fisik.

.

.

.

"Berandalan itu memang harus di cekik! Chimmy ku jadi jelek sekarang." Jimin menggerutu.  Setelah sekolah selesai ia langsung membawa kuda besinya ke bengkel untuk diperbaiki bagian lecetnya.

Chimmy, nama mobil Jimin.

Kebiasaan Park Jimin yang selalu menamai benda-benda tersayangnya dengan nama unik. Seperti motornya juga yang diberinya nama JSM, entah apa itu JSM.

• • •

Sekarang Jimin sedang berjalan menuju kedai pinggir jalan favoritnya. Kedai yang hanya menyediakan makan-makanan pedas.
Sesampainya di kedai Jimin langsung memesan semangkuk ramen dan air putih sebagai minumnya.

Tak lama, ia mendengar suara tawa beberapa orang dari luar. Dan benar saja, segerombolan laki-laki masuk ke dalam sambil terus tertawa.
Atensi Jimin teralihkan pada salah satu seorang dari mereka yang membuat Jimin merasa jengkel. Min Yoongi.

Jimin langsung pergi mencari tempat duduk sebelum para berandalan itu menyadari kehadirannya.
Di bagian pojok kedai adalah pilihan yang tepat. Jimin ingin menghindari Yoongi dan kawan-kawannya karena jika mereka tau ia ada disini, Yoongi dengan seribu caranya pasti akan menjahili Jimin sampai malu.










"Wah, bertemu lagi Park!"














Sialan.














Ternyata Yoongi sudah sadar keberadaanya saat ia melangkah dari depan.

"Kenapa kau disini." Jimin berucap sinis. Lama kelamaan eneg juga melihat wajah si pucat ini terus-menerus.

"Memang tidak boleh? Ada larangannya?"  Yoongi berkata santai sambil duduk dihadapan Jimin dengan kaki yang disilangkan.

Melihatnya Jimin hanya memutar mata malas. 'Dasar! Sok keren!'

"Kembalilah ke teman-teman mu Min."

"Apa harus? Aku bahkan tidak kebagian tempat bersama mereka. Jadi lebih baik disini saja bukan?"

"Terserah."

Tak lama, makanan yang Jimin pesan datang. Jimin yang memang kelaparan langsung melahap ramennya tanpa memperdulikan Yoongi yang menatapnya.

"Ini semua karena kau! Aku jadi jauh-jauh berjalan kesini dan itu membuatku lelah! Andai saja kau tidak menabrak mobil ku, aku pasti tidak akan kesusahan seperti ini! Dasar tidak bertanggungjawab!" Jimin terus mengoceh mengomeli Yoongi sambil makan ramen. Bahkan saat berbicara pun ia tidak menatap lawan bicaranya.

Roleplayer [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang