beberapa hari kepergian berpacu sepi

8 1 0
                                    

  Di malam yang dingin aku masih aku yang beberapa hari ini tak kamu lihat,aku masih berkabut dalam luka yang membekas atas rindu yang terus menggebu.

Aku tak tau,tak sepantasnya aku merindukan mu, karena nyatanya aku bukan siapa-siapa di hidup mu.
  Tapi semesta tak pernah melarang aku untuk merindukan mu,dan hatiku tak bisa aku tentukan kepada siapa rindu ini haru tertuju.

Aku tak menyalahkan hati,pada dasarnya aku memang mengerti,tak ada pertemuan tanpa sebuah alasan,dan tak ada perpisahan tanpa hadirnya beban.

Entah itu beban rindu,atau pun hal lainnya, karena pada akhirnya perpisahan akan berada di titik rindu yang kita tunjukan tidak akan pernah di pertemukan.

Malam semakin larut,langit semakin gelap,dan aku,masih tetap tidak terlelap.
  Bayanganmu masih saja menghias isi kepala ku,dan pikiranku masih terpaku kepadamu.

Aku juga tidak mengerti rasa ini muncul begitu saja,tanpa aba-aba,dan menetap tanpa ingin berdebat.

Sekelebat bayanganmu yang ku ingat kala itu,saat aku pertama kali menatap matamu,aku merasakan rasa yang berbeda,seakan tidak asing melihatmu, apakah mungkin sebelumnya aku pernah bertemu dengan mu??

Ah..ku rasa kamu memang jodohku, makannya aku tidak asing denganmu.

Sikap mu yang dingin,seakan bertolak belakang denganku yang bar-bar.

Cool satu kata yang tergambar di pikiranku tentangmu,aku menyukai sikap dingin mu,ku rasa sikap mu itu susah di miliki oleh lelaki di luar sana,yang pada dasarnya kebanyakan lelaki selalu berkata "hey cantik kenalan dong" kata itu seakan membuat ku ingin memuntahkan seluruh isi perut ku,ku kira wanita saja yang di cap murahan,tapi nyatanya lelaki seperti itu tidak lebih dari seorang Tante Tante genit.

Memikirkan mu, membuat ku tenang hingga aku terlelap dalam gelapnya malam.

Keesokan harinya tidak seperti biasanya, karena aku masih bergelut dengan rindu,dan aku,masih menunggu,tak tau akan berada pada titik temu,atau pada jalan yang buntu.

Waktu yang terasa lama kini sudah berlalu 1 Minggu saja,namun yang ku rasa sudah hampir setahun.

Aku tak tau kapan kamu kembali,namun yang aku tau,aku tetap akan menunggu.

Kesepian melanda diriku, merusak pikiranku dan juga hariku, seminggu ini terasa begitu berat,aku kira yang berat itu hanyalah rindu saja,tapi nyatanya menerima kenyataan itu lebih memberatkan, terlebih kenyataan yang aku hadapi adalah rindu yang tak terbalaskan dan perasaan yang tak tersampaikan,serta tak terjawab kan,ah menyakitkan sekali kenyataan..

Aku bingung dalam memaknai rasa,hadir secara tiba-tiba, kemudian akan ada dua kemungkinan terbalaskan atau terabaikan. Berakhir bahagia atau menorehkan luka.

Menyimpan rasa itu banyak resiko yang berkepanjangan,kamu akan di jatuhkan pada pilihan tersulit di hidupmu,pada rasa sakit yang akan datang kapan saja terhadap mu,menaruh rasa akan berdekatan dengan yang namanya air mata,yang kapan saja akan jatuh membasahi pipi tanpa permisi.

Aku tau semua kemungkinan itu akan terjadi kepadaku, entahlah aku rasa saat ini aku siap,tapi tidak tau jika kenyataan itu justru membuat ku menjadi orang berbeda 180% dari rencana awalnya.

Perihal nya aku selalu membayangkan bahagia nya saja,dari pada lukanya.

"Aku senang mengenalmu namun,aku sepi tanpamu"





Detikan waktu yang menjalarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang