Part 01

12 3 0
                                    

Saat ini aku sedang duduk di kamarku dengan sebuah laptop dipangkuanku. Tiba tiba aku tersenyum mengingat bagaimana badungnya aku dulu saat masih dipesantren. Bertemu dengan Cinta pertamaku. Hah? Apa bisa ku sebut Cinta pertamaku? Cinta pertamaku adalah dia atau Oppa korea? Karena yang lebih dulu datang dihatiku adalah Oppa korea. Sudahlah lupakan, mau dia Cinta pertamaku atau Cinta keduaku, atau bahkan Cinta terakhirku yang penting saat ini aku masih mencintainya. Saat aku sudah pergi dari pesantren itu pun aku masih mencintainya.

Apa kalian ingin mendengar kisahku dengan ustadz yang aku cintai sebelum Aku lulus dari pondok pesantren yang menjadi kisah cintaku itu? Jika iya aku akan menceritakan sekarang juga.

******

5 Tahun yang lalu.

Sudah 2 minggu aku bersekolah dipesantren ini, pesantren yang menjadi pilihanku saat itu. Pesantren yang katanya ada murid Abiku namun sampai saat ini aku belum tau dia seperti apa, aku juga tidak terlalu kepo lagipula. Mulai hari ini sekolahku sudah mulai aktif. Tidak seperti 2 minggu ini yang kegiatannya masih bebas bebas saja.

Malam ini aku dan ke-empat temanku selesai sholat isya' berjamaah aku akan berangkat sekolah malamku, madrasah diniyah.

Oh iya perkenalkan nama teman temanku. Pertama ada Eisha Melisa, dia lebih dominan sering bersamaku dan paling dekat denganku. Panggil saja dia Eisha. Yang kedua ada Qaila Inaranti, panggil saja dia Qaila. Dia sifatnya sedikit Sama denganku, cerewet dan pemberani. Dia sebenarnya juga lebih dominan dekat denganku. Yang ketiga ada Meleana Harlyn, kalian bisa panggil dia Harlyn. Dia yang paling tinggi diantara Kita berempat. Dan yang terakhir ada Arsila Diomira, boleh panggil dia Sila. Jika yang paling tinggi diantara kami adalah Harlyn, maka yang paling pendek adalah Sila.

Aku dan ke-empat temanku memang baru kenal 2 minggu ini, tapi kami sudah sangat dekat selayaknya sudah berkenal lama.

Saat ini kami ber-lima sudah duduk anteng dikursi masing masing menunggu sang guru masuk. Posisi duduk kami adalah aku dan Qaila di barisan paling depan. Lalu ada Eisha dan Sila dibarisan paling depan Juga namun ia berada dibarisan kiriku dan Qaila. Sementara Harlyn sudah duduk dengan entah siapa dibarisan sampingku.

Saat aku dan teman temanku sedang ngobrol tiba tiba pintu diketuk, seketika kelas yang tadinya rame langsung menjadi senyap. Aku duga ia adalah guru yang mengajar kami saat ini. Pintu terbuka dan terdengar ucapan salam, kami semua pun menjawab salam tersebut. Namun anehnya suaranya bukan suara ustadzah ustadzah kemarin yang masuk dikelas ini, akan tetapi seperti suara seorang ustadz.

Pintu terbuka lebar dan menampakan seorang--- oh tidak! Apa dia seorang pangeran?! Mengapa tampan sekali ya Tuhan. Aku benar benar terpesona dengannya. Apa dia ustadz yang akan mengajar kelas kami? Lalu ustadzah minggu lalu? Aku tersadar saat suara decitan kursi terdengar. Rupanya pangeran-- oh maksudku ustadz itu sudah duduk.

Aku lihat semua santriwati dikelasku menatap ustadz tersebut dengan pandangan terpesona sama denganku tadi. Bahkan ke empat temanku pun begitu.

"Ekhem." Deheman itu membuat sekelasku seketika tersadar. Wah, baru berdehem saja sudah membuat jantungku ingin melompat. Tapi... Aku baru sadar bahwa Kita sekelas zina mata!! Oh tidak, apa aku berdosa? Untung abi-ku tidak tau, jika iya bisa bisa aku dimarahin habis habisan. Menatap seseorang yang bukan makhramnya lama? Waduh.

"Assalamualaikum semua." Ustadz itu mengucapkan salam kembali setelah berdiri didepan kelas. D-dengan urutan yang sama denganku! Oh ayolah nya sadarkan dirimu. Kenapa Kamu menjadi alay!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RANYA [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang