Episode 7

75 15 3
                                    

Raden Abimana Satria melanjutkan perjalanaannya menuju Kasultanan Manggala. Raden Abimana Satria tidak menyadari jika ia diikuti terus oleh Nyimas Ratna Prahita. Raden Abimana Satria hanya fokus pada tujuannya saja. Dari perjalanannya kini tidak ada musuh ataupun penghalang yang menghadangnya.

Setelah sampai di Kasultanan Manggala, Raden Abimana Satria langsung disambut oleh para prajurit di Kasultanan Manggala, karena mereka tahu bahwa dia adalah putra dari Prabu Adhinata Prawira yang tak lain adalah sahabat dari Raja di Kasultanan Manggala. "Selamat datang Raden" ucap para prajurit. "Terimakasih sambutannya paman-paman prajurit" ucap Abimana Satria.

Sementara itu Raden Abimana Satria tidak langsung dipersilahkan untuk bertemu dengan Prabu Jaya Rantara. Seperti pada umumnya, jika ada tamu, ada salah satu prajurit yang memberitahu kepada Rajanya.

Alih-alih memberikan kepada Raja Jaya Rantara. "Mohon maaf Gusti prabu" ucap prajurit dengan posisi sebagaimana pada umumnya prajurit ketika sedang menghadap rajanya. "Ada apa prajurit?" Tanya Jaya Rantara. "Di luar ada tamu Gusti, yaitu Raden Abimana Satria" sambung prajurit. "Persilahkan Raden Abimana Satria masuk prajurit" jawab Jaya Rantara.

Raden Abimana Satria dipersilahkan masuk ke singgah sanah raja di Kasultanan Manggala. "Paman prabu Jaya Rantara" sapa Abimana Satria. "Selamat datang Raden Abimana Satria, apa yang membawamu kemari? Ucap Jaya Rantara. "Aku kemari diutus Ibundaku Ajeng Gayatri untuk mengambil batu mustikanya, paman" jawab Abimana Satria. "Batu mustika? Oh iya, batu mustika itu ada pada ruang perhiasan, akan aku ambilkan" ucap Jaya Rantara. Sementara Raden Abimana Satria hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai mengambil batu mustika di ruang perhiasan, Raja Jaya Rantara pun kembali menemui Raden Abimana Satria dan memberikannya. "Ini batu mustikanya Raden" ucap Jaya Rantara. "Terima kasih paman prabu" ucap Abimana Satria. Sementara Prabu Jaya Rantara hanya mengangguk.

"Mohon maaf paman, aku langsung pamit saja, masih ada urusan lain" pamit Abimana Satria. "Buru-buru sekali Raden, jika urusan itu penting pergilah Raden" jawab Jaya Rantara. "Sampurasun" ucap Abimana Satria. "Rampes" jawab Jaya Rantara. Setelah itu Raden Abimana Satria pun pergi meninggalkan Kasultanan Manggala.

Saat perjalanan, Raden Abimana Satria tidak pernah menyadari bahwa ia selalu diikuti oleh Nyimas Ratna Prahita. Tampaknya Nyimas Ratna Prahita menyukai Raden Abimana Satria. Sementara Raden Abimana Satria tetap melanjutkan perjalanannya untuk kembali pulang ke kerajaan Taruma Wijaya dan memberikan batu mustika yang telah ia dapatkan dari kasultanan Manggala.

Sesampainya di Kerajaan Taruma Wijaya, Raden Abimana Satria langsung memberikan batu mustika itu kepada Ibundanya Ratu Ajeng Gayatri. Setelah itu Raden Abimana Satria pergi ke kerajaan Daksa Negara untuk menemui Nyimas Sekar Basita. Karena pikirannya sangat tidak bisa dikendalikan olehnya, tidak bisa lepas dari pemikirannya terhadap Nyimas Sekar Basita, dan akan mengutarakan perasaannya. Karena jarak kerajaan Taruma Wijaya dan kerajaan Daksa Negara tidak begitu jauh jadi tidak memakan waktu yang banyak.

Seperti biasa, Nyimas Ratna Prahita tetap mengikuti Raden Abimana Satria. Tetapi Raden Abimana Satria tidak menyadarinya. Sesampainya di kerajaan Daksa Negara, Raden Abimana Satria langsung meminta prajurit untuk memanggilkan Nyimas Sekar Basita.

Alih-alih memanggilkan Nyimas Sekar Basita, "Mohon Ampun Nyimas, diluar ada Raden Abimana Satria yang ingin bertemu dengan Nyimas" beritahu prajurit. "Baiklah paman prajurit, terimakasih, aku akan segera menemui Raden Abimana Satria" jawab Nyimas Sekar Basita. "Baiklah Nyimas, hamba mohon izin untuk kembali menjaga istana" pamit prajurit. "Baiklah paman" jawab Sekar Basita. Setelah itu Nyimas Sekar Basita pergi keluar menemui Raden Abimana Satria.

Sesampainya diluar, Nyimas Sekar Basita langsung memanggil Raden Abimana Satria. "Raden, ada apa Raden?" Tanya Sekar Basita. "Nyimas" sapa Abimana Satria disambut dengan senyuman. "Aku akan menyampaikan sesuatu kepadamu, tapi ini sangat serius, tapi kuharap kau Nyimas tidak merasa canggung padaku setelah aku mengatakan ini" ucap Abimana Satria sambil menundukkan kepalanya. "Memangnya apa yang akan kau katakan, Raden?" Tanya Sekar Basita. "Jadi Nyimas, waktu itu aku ketika mengantarkan mu kemari, saat kau sakit" ucap Abimana Satria dengan rasa gugup. "Ayahandamu mengatakan (apakah kau mencintai putriku) sejak saat itu aku tidak bisa berhenti memikirkan itu" sambung Abimana Satria. "Hah, Ayahanda mengatakan itu? Maafkan Ayahanda yang telah berbicara seperti itu, Raden" ujar Sekar Basita.

"Tapi Nyimas, aku mulai menyadari, bahwa aku memang mencintaimu sejak pertama melihatmu, Karena aku melihat kebaikan dan ketulusan hatimu" sambung Abimana Satria lagi. "Jadi Nyimas, mau kah kau menjadi kekasihku?" Tanya Abimana Satria dengan menahan rasa malu. Seketika Nyimas Sekar Basita terdiam dan melongo. Setelah rasa kagetnya Nyimas Sekar Basita mereda, Nyimas Sekar Basita pun menjawab pertanyaan Raden Abimana Satria "secepat itu Raden? Kita hanya bertemu sekali saja". "Maafkan aku Nyimas, tapi jika aku tidak mengatakan ini, pikiranku tidak bisa dikendalikan, selalu saja ada kau dalam otakku Nyimas" jawab Abimana Satria. Pada saat itu, Nyimas Ratna Prahita Juga menyaksikan kejadian itu, munculah rasa sakit hati pada diri Nyimas Ratna Prahita.

Setelah terjadi keheningan lama, akhirnya Nyimas Sekar Basita memulai pembicaraan. "Tapi aku tidak harus menjawabnya seka...." ucapan Nyimas Sekar Basita terhenti seketika, karena datanglah Nyimas Ratna Prahita. "Kisanah, kau yang menolongku waktu perjalanan ke Kasultanan Manggala kan?" Tanya Abimana Satria. "Benar Raden, perkenalkan namaku Ratna Prahita, kau Raden Abimana Satria, bukan?" ucap Ratna Prahita. "Benar Nyimas" jawab Abimana Satria. Sementara itu, Nyimas Sekar Basita diabaikan oleh Raden Abimana Satria, tetapi Nyimas Sekar Basita hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka.

"Bagaimana kau bisa mengetahui bahwa aku ada disini, apakah kau mengikutiku Nyimas?" Tanya Abimana Satria. "Benar Raden, maafkan aku" ucap Ratna Prahita. Sementara itu Nyimas Sekar Basita hanya menyimak permbicaraan mereka, dan Nyimas Sekar Basita pamit ingin kedalam istana saja daripada mengganggu pembicaraan mereka. Saat sedang berjalan, Nyimas Sekar Basita dipegang tangannya oleh Raden Abimana Satria dengan tujuan untuk menghentikannya. "Nyimas, maafkan aku yang sudah mengabaikanmu tadi" ucap maaf dari Abimana Satria. "Jadi bagaimana dengan jawabanmu, atas pertanyaan ku tadi Nyimas" sambung Abimana Satria. "Maafkan aku, Raden tapi aku belum bisa menjawabnua sekarang" jawab Sekar Basita. "Baiklah Nyimas, aku tidak memaksamu untuk menjawabnya sekarang" sahut Abimana Satria.

Satu Bulan Kemudian

Setelah Raden Abimana Satria dan Nyimas Sekar Basita sudah mengenal lebih dekat lagi, tetapi belum ada jawaban dari pertanyaan Raden Abimana Satria sebulan yang lalu. Saat itu mereka sedang berjalan-jalan bersama. Datanglah Nyimas Ratna Prahita yang langsung menyatakan cintanya terhadap Raden Abimana Satria. "Raden Abimana Satria, jujur aku mencintaimu dari pertama aku menolongku waktu itu" ucap Ratna Prahita dan bersamaan dengan senyumnya. Raden Abimana Satria dan Nyimas Sekar Basita terkejut mendengar kalimat tersebut yang tak lain berasal dari Nyimas Ratna Prahita.

"Apa maksudmu Nyimas?" Tanya Abimana Satria. "Apa kurang jelas kalimatku tadi Raden?" Tanya balik Nyimas Ratna Prahita. Sedangkan Nyimas Sekar Basita sudah pergi meninggalkan mereka, karena rasa cemburu yang sudah menghampiri diri Nyimas Sekar Basita. "Maafkan aku, tapi aku tidak mencintaimu, aku hanya mencintai Nyimas Sekar Basita" jawab Abimana Satria. "Nyimas Sekar Basita, mau pergi kemana kau, Nyimas?" Tanya Abimana Satria sembari menyusul Nyimas Sekar Basita dan meninggalkan Nyimas Ratna Prahita.

*Di Lemah Gedhe
Sudah satu bulan Raden Gardhapati Hardja dan Nyimas Ayu Candani di Lemah Gedhe, karena ilmu Kanuragan yang dicari oleh Raden Gardhapati Hardja dan Nyimas Ayu Candani sudah mulai sempurna, mereka memutuskan untuk pulang ke kerajaan mereka masing-masing. Tetapi Raden Gardhapati Hardja mengantarkan Nyimas Ayu Candani terlebih dahulu untuk pulang ke kerajaan Kandau. Ditengah perjalanan mereka, mereka bertemu dengan adik dari Raden Gardhapati Hardja yaitu Raden Bathara Dwilaga.

kerajaan CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang