Episode 3

152 17 3
                                    

Setelah mendengar kabar dari tabib istana bahwa Nyimas Sekar Basita sudah siuman serentak mereka langsung melihat keadaannya.

"Nyimas bagaimana keadaanmu? bagaimana dengan tanganmu? Apakah ada yang sakit selain tanganmu? Ayo katakan saja nyimas" pertanyaan yang berturut-turut itu terucap dari mulut Raden Abimana Satria dengan perasaan sangat khawatir. "Pertanyaanmu banyak sekali Raden, aku bingung mau menjawab yang mana dahulu, pertama, keadaanku sudah terasa lebih baik Raden, tanganku sudah mulai bisa digerakkan, sudah tidak ada yang sakit lagi Raden, tetapi badanku masih sangat lemas" jawab nyimas Sekar Basita dengan hati yang berbunga-bunga karena dikhawatirkan oleh Raden Abimana Satria. "Hmm, sepertinya Nyimas Sekar Basita sedang jatuh cinta" gumam Ayu Candani. Raden, apakah kau begitu mengkhawatirkan Nyimas Sekar Basita?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Raden Adhi Narapati yang otomatis mewakilkan pertanyaan yang sudah ada di pikiran Nyimas Ayu Candani. "Aku sangat khawatir dengannya, karena dia ingin mencari kakek ku Adipati Wira yang seminggu lalu telah meninggal, Raden" jawab Abimana Satria.

"Inalilahi wainailaihi rojiun, apa sebabnya Raden?" Tanya Raden Adhi Narapati. "Kakek ku telah sakit keras Raden, sakitnya sudah diderita selama akhir-akhir ini, tetapi ayahanda ku tidak tahu kalau kakekku telah sakit karena kakekku tidak pernah memberitahukan kesedihannya kepada siapapun" jawab Raden Abimana Satria. Raden Adhi Narapati hanya menyimak dan menganggukkan kepalanya.

Alih alih cerita, Nyimas Ayu Candani tetap tidak bisa menghilangkan pikiran buruknya terhada Raden Gardhapati Hardja, ia sangat mengkhawatirkannya. "Sahabatku, Raden, Raka, aku pamit ke kamarku dahulu, assalamu'alaikum" ucap Ayu Candani. "Wa'alaikumussalam" jawab Raden Adhi Narapati, Abimana Satria, dan Nyimas Sekar Basita secara bersamaan.

Sesampainya di kamar, Nyimas Ayu Candani tak berhenti memikirkan Raden Gardhapati Hardja dan terus memandangi kalung pemberian dari Raden Gardhapati Hardja. "Raden, ku harap kau baik-baik saja" kata Ayu Candani dalam hati.

Begitupun juga Raden Gardhapati Hardja juga terus memikirkan Nyimas Ayu Candani, karena ia takut Nyimas Ayu Candani terlarut dalam kecemasan tentang dirinya. Lalu niatnya untuk mengembara di urungkan, dan kembali ke kerajaan Kandau dan langsung menemui Nyimas Ayu Candani.

Sesampainya di kerajaan Kandau, dan menemui Nyimas Ayu Candani dan merekapun berbicara empat mata di taman istana.

*Di kerajaan Daksa Negara
Ratu Laras Raswati sangat cemas dengan Sekar Basita, hatinya kini sedang terpontang-panting seperti ikatan batinnya dengan putri ya sangat sangat dekat, lalu datanglah Raden Bathara Yudha yang barusaja pulang dari kerajaan Kandau dan langsung memberitahukan kabar tentang adiknya Sekar Basita. "Assalamu'alaikum ibunda, mengapa ibunda sangat gelisah?" Tanya Bathara Yudha. "Ibunda sangat khawatir dengan adikmu Sekar Basita, perasaan ibunda sangat tidak enak pada adikmu, putraku" jawab ibunda yang hampir ingin menangis. "Rayi Sekar Basita memang sedang tidak baik-baik saja ibunda, tetapi dia sepertinya sudah siuman, Rayi Sekar Basita ada di kerajaan Kandau bunda. Saat perjalanan menuju air terjun Tumpak Sewu ia diserang oleh siluman naga, beruntung ada Raden Abimana Satria yang menolong Rayi Sekar Basita dan Nyimas Ayu Candani" jelas Bathara Yudha. "Astagfirullahaladzim, antarkan ibunda kesana Putraku, bunda akan pamit kepada ayahanda mu terlebih dahulu" Laras Raswati sangat kaget begitu mendengar kabar tentang putri keduanya.

Alih-alih pamit pada Prabu Aria Bima, ternyata Laras Raswati akan pergi ke kerajaan Kandau bersama Prabu Aria Bima. Prabu Aria Bima, ratu Laras Raswati, dan Raden Bathara Yudha langsung berangkat menaiki kuda.

Di tengah perjalanan, ternyata malah bertemu dengan Putrinya yaitu Sekar Basita yang menaiki kereta kuda bersama Raden Abimana Satria. Raden Abimana Satria yang mengantarkan putri Sekar Basita.

Ratu Laras Raswati melihat putrinya dengan badan lemasnya, karena Laras Raswati tidak mengenal Raden Abimana Satria pikiran buruk terhadap Abimana Satria muncul di benaknya. Laras Raswati langsung memberitahukan kepada Prabu Aria Bima bahwa ia melihat putrinya.

Prabu Aria Bima, Raden Bathara Yudha, dan Ratu Laras Raswati langsung menghampiri Putrinya di kereta kuda. "Siapa kau? Apa yang kau lakukan pada putriku?" Pertanyaan itu muncul dari mulut Laras Raswati. "Ibunda, tenanglah dia adalah Raden Abimana Satria yang telah menolong Rayi Sekar Basita" jelas Bathara Yudha. "Jangan berprasangka buruk dahulu Dinda, sebelum kau mengetahui dia sifatnya seperti apa, putra mahkota dari kerajaan Taruma Wijaya itu sangat terkenal dengan akhlaknya yang sangat baik" jelas Aria Bima. Sedangkan Laras Raswati hanya terdiam.

"Maafkan aku Raden, aku telah berprasangka buruk padamu" permintaan maaf itu muncul dari mulut Laras Raswati. "Tidak apa-apa Bibi Ratu, itu wajar jika kau sedang menghawatirkan putrimu bersamaku, karena kau juga tidak mengenalku" ucap Abimana Satria.

Mereka pun langsung membawa putri Sekar Basita ke kerajaan Daksa Negara. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan musuh bebuyutan prabu Aria Bima, yang tak lain itu adalah Brawijaya.

kerajaan CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang