7

2.4K 218 18
                                    

Shani Pov

Tring.. Tring..

Itu bel pertanda istirahat telah selesai. Aku menepuk-nepuk lengan Gre. "Bangun, udah bel nih." ujarku.

"Hmm, kok cepet banget sih."

"Ayo ke kelas, ih."

Gre akhirnya bangun. "Iya udah, ayo."

Kami berdua akhirnya ke kelas. Disana sudah ada Ve yang sedang duduk manis di kursinya.

"Parah ya kamu bolos jam pelajaran." celoteh Ve ke Gre.

"Siapa suruh nggak ikut, akukan udah bilang aku bobo di perpus." jawab Gre.

Gre akhirnya dijewer oleh Ve, "Jangan lagi ya!"

"Iya ih, ampun."

Gre kemudian duduk di kursinya. Kemudian menengok ke arahku, "Eh iya, kok tadi nggak makan? Tadi pagi nggak sarapan kan. Langsung kabur gitu aja." ujar Gre.

"Nggak laper."

"Hmm. Iya udah."

Pelajaran pun dimulai kembali. Aku sibuk mencatat catatan dan juga mendengarkan. Sejujurnya pelajaran sejarah itu membosankan, aku lebih suka pelajaran matematika. Huft.

"Kamu kenapa suka banget belajar?" tanya Gre yang sedang menaruh kepalanya diatas meja beralaskan lengannya.

"Biar bisa jadi orang kaya."

"Hmm, motivasi yang menarik."

"Kamu kenapa nggak suka belajar?"

"Karena udah jadi orang kaya."

"Hmm, alasan yang menarik."

"Bercanda. Ya karena nggak suka aja, passion aku bukan disini."

"Dengerin itu guru lagi ngomong tau, ih. Nggak sopan ya."

"Iya-iya ini didengerin." Gre langsung duduk dengan benar, kemudian memainkan bolpoint di jemarinya.

Aku tersenyum, dia penurut ternyata.

"Ini tuh hari jumat ya?" tanya Gre.

"Iya, kenapa?"

"Nggak apa-apa. Nanya aja."

***

Pelajaran hari ini telah selesai. Aku segera bersiap-siap untuk pulang karena sore ini aku harus bekerja part-time.

"Buru-buru mau kemana?" tanya Gre.

"Ada urusan, Gre. Duluan yaa." jawabku.

Aku segera berlari agar tidak terlambat datang. Tiba-tiba ada yang memberhentikan langkahku.

"Mau kemana sih?" Gre ternyata berlari mengikutiku.

"Kerja." jawabku.

"Naik apa?"

"Udah pesen ojek. Itu tuh ojeknya, duluan ya." jawabku dan terburu-buru pergi.

Sesampainya di cafe, aku langsung berganti pakaian dan mengisi shift sore ke malam.

"Shani, nanti kayak biasa ya. Kuncinya kamu aja yang bawa." ujar kak Naomi, manager cafe ini.

"Iya, Kak." jawabku.

Rasanya melelahkan, apalagi besok. Besok aku shift pagi sampai sore. Huft, membayangkannya saja sudah membuatku kelelahan.

"Udah selesai? Kerjanya?"

"Gre.."

"Yuk, balik."

Gre tau-tau sudah ada didepan cafe, dia membawa sepedanya. Memang sih, cafenya sangat dekat dengan rumahnya. Berjalan kaki saja hanya memakan waktu sekitar 15 menit.

Tommorow with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang