Part 1

146 4 0
                                    

Nana berjalan melangkah memasuki gerbang sekolah. Jalan masuk ke lapangan dipenuhi oleh genangan air bekas hujan semalam. Nana mengangkat roknya yang lumayan panjang untuk menyusuri jalanan yang penuh dengan air. Dengan langkah tergesa-gesa karena jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya menunjukkan pukul 06.55, nana setengah berlari menggapai pintu masuk kearah lapangan.

Tiba-tiba deru suara motor yang tidak asing baginya terdengar. Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai, ketika cipratan air yang cukup banyak mengenai bagian rok belakangnya yang tanpa sadar belum terangkat semua. Dengan kesal, nana setengah menoleh untuk memastikan siapa pelakunya. Dan benar saja, dia adalah ari. Cowok itu hanya nyengar-nyengir lalu segera berlalu dengan motor bisingnya tanpa meminta maaf. Nana menarik napas panjang. Dengan langkah gontai ia mencapai lapangan hingga ia lupa jam menunjukkan pukul berapa sekarang.

Angga yang sedang mendribble bola basket ketika melihat nana melintasi lapangan langsung melemparnya ogah-ogahan kearah bimo yang tanpa sengaja mengenai hidungnya. "Awww" jeritnya. Angga hanya menoleh lalu masa bodo.

Dihampirinya sosok mungil berambut lurus hitam pekat itu setengah berlari. Nana langsung mendongak ketika ada sosok jangkung yang menghalangi jalannya. Ketika tahu siapa orangnya, nana hanya bergumam lalu tersenyum tipis yang dibalas cengiran lebar oleh angga.

"Na, temenin gue kokas yuk" kata angga dengan senyuman lebar.

"Kapan?" Tanya nana datar.

"Minggu yuk?yayaya pliiisssss" pinta angga dengan senyum manisnya yang biasa ia tunjukkan didepan nana.

"Liat nanti deh ya gue gak tau nyokap ada acara keluarga atau enggak"

"Tapi usahain ya na..." angga meraih tangan kiri nana lalu menatap dalam pada bola mata coklat tuanya.

Nana tersenyum tipis. Merasa kikuk menatap wajah ganteng angga yang dibalut oleh senyum manis yang biasa ia bagikan ke orang-orang. Senyum yang memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapih. Senyum yang siapapun yang melihatnya ingin ikut tersenyum juga seolah-olah terhipnotis dan masuk ke dunianya dan tahu apa penyebab senyum itu.

Nana melepaskan genggaman tangan angga lalu meneruskan langkahnya yang sempat terhenti. "Usahain ya na" teriak angga membuat nana menoleh untuk sekali lagi.

"Ya. " jawab nana untuk pertama kalinya dengan senyum lebar tersungging di wajahnya lalu berbalik meninggalkannya. Angga hanya membalas dengan senyum dan acungan kedua jempol tinggi-tinggi.

Saat nana sudah agak menjauh, angga tersenyum puas. Tanpa Ia sadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan percakapannya dengan nana. orang itu ikut tersenyum melihat senyum angga. Dan tentu saja dia tahu siapa penyebab senyum itu.

Stay InsteadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang