Satu

805 91 17
                                    

Happy reading fellas!
.
.
.
.

Hari ini adalah hari Senin pertama di bulan Desember. Hari pertama dari seluruh ketegangan yang akan terjadi selama sepekan ke depan. Tepat sekali, ini adalah hari pertama dari lima hari Ujian Akhir Semester di SMK Harapan Bangsa. Dan bagi para siswa, mereka akan menyebutnya 'sepekan penuh dosa'.

SMK Harapan Bangsa adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang cukup popular di Jakarta Pusat dengan empat jurusan yang dimilikinya yaitu; Akomodasi Perhotelan, Rekayasa Perangkat Lunak, Busana Butik dan Jasa Boga. Meski letaknya jauh dari kata strategis, namun banyak sekali yang berebut kursi untuk menjadi murid di sekolah ini. Itu semua lantaran banyaknya prestasi yang diraih oleh murid di sana. Mulai dari kompetisi kejuruan, seni, olahraga dan akademik yang pialanya telah memenuhi lemari kaca di ruang lobby sekolah.

Dari serangkaian keberhasilan itu, ada satu kelebihan yang disukai murid-murid di sekolah ini ketika ujian. Yaitu menyatukan 2 kelas di dalam satu ruangan. Dimana dalam satu ruangan akan diisi oleh 2 kelas, jurusan, dan angkatan yang berbeda. Sehingga kuotanya akan tetap seperti kelas hari biasa, sejumlah 40 orang. Tetapi, di satu meja akan diisi dua orang yang berbeda kelas dan jurusan itu.

Bisa membayangkannya?

Di depan salah satu ruangan kelas, ada beberapa siswa tampan yang berdiri dan duduk sambil mengobrol, bermain game, dan membaca buku—tak luput dari tatapan kaum hawa di sekeliling mereka. Yah, jujur mereka memang tampan, sih.

"Gak seru deh, sebelah gue laki juga!" kata seorang yang bertubuh kecil sambil asik bermain game di ponsel sebelum nanti disita oleh pengawas ujian. Bayu namanya, yang sedang berdiri di dekat pembatas di balkon.

Bayu adalah salah satu yang semangat dengan ketentuan ujian di sekolah ini. Bagaimana tidak? Dia tentunya menantikan yang akan duduk disebelahnya adalah adik kelas yang cantik. Jadi pekan ujian sekaligus pekan pendekatan. Selesai ujian lalu jadian. Begitu niatnya.

Tapi yang di dapat ternyata sesama batang sepertinya.

"Sama! Gue juga!" kata dua orang lainnya yang berada di kanan dan kiri Bayu menjawab.

Mereka adalah Sean, yang tubuhnya tinggi dan sedang mengunyah permen. Sedang yang berkulit eksotis dan sibuk komat-kamit di depan layar ponselnya adalah Kenan. Tampaknya, keinginan mereka bertiga untuk bisa mencari gebetan baru melalui pekan ujian ini tidak dikabulkan.

Ketiga orang itu lalu menoleh ke arah satu orang di antara mereka yang sedang serius membaca buku sambil menikmati permen mint. Satu-satunya yang duduk di kursi panjang tepat di bawah jendela kelas. Satu-satunya yang belajar dan terlihat peduli dengan ujian yang akan dimulai dalam belasan menit ke depan.

"Chan, adek kelas yang sebelah lu cewek apa cowok?" tanya Kenan yang kembali bermain game.

Chandra—murid yang dipanggil Chan, mendongak sebentar lalu menurunkan bukunya. "Gatau, gue belom naro tas ke dalem. Lagian gak penting juga"

"Tau lu pada, malah mau nyari gebetan bukannya mikirin ujian!" ucap Bayu, yang paling kecil diantara mereka berempat.

Sedikit kesal, Kenan dan Sean yang berada di kanan dan kiri Bayu pun serempak menoyor kepalanya. "Ya lo ngaca aja ya anjeng. Pengennya juga semeja sama adek kelas yang cakep!" ketus Sean.

ujian [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang