Sabtu, 11 Desember 3013
Hari ini merupakan hari keberangkatan Safira Aulia, si siswi pertukaran pelajar ke negeri singa.
Fira sudah bangun saat jarum pendek menunjuk angka 3 dan jarum panjang menunjuk angka 12, bahkan matahari pun masih tertidur.
Ia benar-benar sangat bersemangat.
Dibangunkannya seluruh anggota keluarganya satu-persatu, kecuali adik bayi kecilnya itu.Tak terasa, 3 jam telah berlalu. Fira dan keluarganya segera meninggalkan rumah dan langsung menuju ke sekolah Fira, karena Fira harus berkonfirmasi dahulu kepada pihak sekolah.
"Bye, home. I'm gonna really-really-really miss you! Keep my family save, ya..." Kalimat itu yang diucapkan oleh Safira kepada rumahnya tersebut, mungkin emang aneh sih berbicara sama benda mati, tapi sepertinya batin Safira punya kelebihan aneh.
Sesampainya di sekolahnya Safira. Sekolah itu terlihat sepi. Ya, memang karena hari Sabtu termasuk jadwal libur di sekolahnya.
Safira segera bergegas menemui Bu Widi, beliaulah yang akan menemani Safira selama di Singapura.
Setelah mengurus surat-surat tentang pertukaran pelajarnya, Safira segera memasuki mobil lagi dan langsung menuju ke bandara.
Pesawat akan take off pukul 08.00 WIB, dan sekarang sudah pukul 7 dan Safira baru mau menuju bandara. Jadi, jangan heran jika ia sangat terburu-buru.
45 menit perjalanan dan sampailah Safira di bandara. Baru saja menurunkan koper dan barang-barangnya yang lain, sudah terdengar suara lewat speaker yang mengatakan bahwa pesawat yang akan menerbangkan Safira ke negeri singa tersebut akan take off.
Mau tak mau, Safira harus segera berpisah dengan keluarganya, karena ia dan Bu Widi harus segera check in jika tidak mau ketinggalan pesawat.
Safira langsung minta izin kepada semua keluarganya. Mereka saling berpelukan, dan berdoa bersama agar perjalanan Safira dan Bu Widi lancar serta proses belajar Safira disana tetap berjalan baik. Tanpa mereka semua sadari, ternyata ada isakan tangis dari mamanya. Tapi harus bagaimana lagi? Safira harus segera pergi. Safira hanya berjanji kepada mamanya, kalau mereka berdua akan bertemu lagi dan Safira akan menjadi murid pertukaran pelajar yang baik.
Setelah itu, Safira dan Bu Widi langsung menuju ke tempat check-in, lalu berlari menuju pesawatnya, karena mereka benar-benar terlambat. Bahkan ketika sampai di pesawat, mereka lah penumpang terakhir yang memasuki pesawat itu.
Beberapa jam Safira dan Bu Widi terbang, akhirnya mereka sampai di negeri Singa tersebut.
"WELCOME TO MY LIFE, SINGAPORE!" Teriak Safira dan hasilnya adalah semua orang mengalihkan tatapannya kepadanya, bahkan terdengar ada anak kecil yang menertawakannya.
Karena sadar akan tatapan semua orang padanya, Safira hanya menjawabnya dengan senyuman dan tentu saja rasa malu yang ia pendam. Bu Widi hanya tertawa melihat aksi anak muridnya tersebut.
Mereka berdua pun berjalan keluar bandara, menunggu mobil yang akan menjemput mereka langsung menuju ke sekolah yang bekerja sama melakukan pertukaran pelajar dengan sekolahnya Safira.
Ternyata, ketika mereka sampai di pintu bandara, langsung ada orang yang memegang tulisan "Widi Astuti & Safira Aulia".
"Itu pasti orang yang ditugaskan untuk menjemput kita berdua, fir. Ayo kita samperin dia" Ajak Bu Widi sambil memegang bahu Safira.
Mereka berdua pun langsung menuju orang yang memegang papan bertuliskan nama mereka berdua.
"Hi Sir, nama saya Widi dan ini anak murid saya Safira. Anda pasti yang ditugaskan untuk menjemput kami kan?" Tanya Bu Widi kepada orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
South Luzon
Teen FictionSafira Aulia seorang gadis yang beruntung karena bisa mengikuti pertukaran pelajar ke Singapura. Tapi dengan hal ini, ia harus meninggalkan kekasihnya begitupun keluarganya. Karena di Singapura, Safira benar-benar harus hidup sendirian. Sekolah di S...