Chapter 1 "When Dreams Come True"

319 8 0
                                    

"Yang berhasil mengikuti pertukaran pelajar ke Singapura adalah SAFIRA AULIA dari kelas 8G"

Aula pun penuh dengan suara tepukan tangan. Ada juga yang sampai berteriak. Tapi, hanya Safira balas dengan senyuman. Entah apa yang Safira mimpikan semalam sehingga namanya bisa disebut.

"Silakan bagi Safira untuk naik ke atas panggung" Suara itu membuyarkan lamunan Safira.

Safira pun melangkahkan kakinya, meninggalkan tempat duduknya, Safira masih tetap mendengar banyak suara tepukan tangan, tapi semuanya ia hiraukan, ia sudah tak tau apa yang ia lakukan, apa yang dipikirkannya saat itu. Pokoknya semuanya tampak hanya sebuah mimpi baginya.

Hanya ada 1 kata yang terlintas di pikirannya yaitu "Amazing"

Ketika Safira sudah berdiri di atas panggung, suara tepukan tangan makin riuh dan lama-lama hilang dari telinganya.

"Terima kasih atas pengertiannya. Nah, Safira, gimana perasaannya? Seneng banget nih ya pastinya, selamat ya, ibu bangga punya anak murid seperti kamu" Ucap Bu Helena selaku wali kelasnya dan ternyata ia yang sedari tadi menjadi MC dalam acara itu.

Setelah itu, naiklah kepala sekolahnya Safira ke atas panggung memberikan ucapan selamat kepadanya, diikuti guru-gurunya yang lain.

Rangkaian acara demi acara pun berlangsung, dan aula berubah menjadi sunyi sepi, hanya tinggal tersisa petugas yang akan membersihkan aula dan Safira sendirian tanpa ada seseorang yang menemani.

"Hei, fir, gila lu, pinter banget ternyata, selamat ya, gue gak nyangka lu bakalan lolos tes pertukaran pelajaran itu, soalnya kan lu ..." Tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkan Fira dari belakang tubuhnya.

"Gue apaan? Enak aja lu kalau ngomong, gue tuh gini-gini pinter, asekkk" Potong Fira dengan PD-nya, karena Fira tau 'kakak' nya itu ingin berkata negatif tentangnya.

"Iyadeh, adek gue emang pinter, sampe kakaknya kalah, huhuhu"

"Yah kak, gak usah sampe nangis juga kali, lebay ah"

"Janji ya?"

"Janji apa kakak gantengku?"

"Janji gak bakalan tinggalin aku, walaupun nanti banyak temen cowo bulu, kamu harus tetep sama aku, pokoknya kudu, wajib, harus sama aku. Titik." Tatap 'kakak'nya Fira dengan serius kepadanya.

"Iya,iya... aku adek yang nurut kok kak, tenang aja elah, gak bakalan ada yang bisa ngambil hati adik kecilmu ini kak, kecuali dirimu sendiri"

"Aku sayang kamu fir" 'Kakak'nya pun memegang tangan Fira.

"Aku juga sayang kamu zan" Balas Fira dengan memeluk Fauzan, kekasihnya.

Hanya sebentar, mereka segera melepaskan pelukan mereka masing-masing karena mereka tersadar bahwa mereka berpelukan di tempat umum yang masih kawasan sekolah pula.

Safira dan Fauzan langsung lari meninggalkan aula karena menahan rasa malu mereka.

Dan tak butuh lama mereka berlari, akhirnya mereka sampai di gerbang sekolah.

Tenang saja, mereka tidak lagi melakukan hal-hal yang macam-macam kok. Fauzan hanya berbisik pada Safira tentang sesuatu.

Setelah itu, mereka berdua hanya saling senyum, dan akhirnya saling melambai karena sopir pribadi Safira telah menjemputnya.

Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 10 menit, Safira sudah sampai di depan rumahnya. Ia segera turun dari mobil dan langsung berlari masuk ke rumahnya.

Sopir dan asisten rumah tangganya Safira pun hanya menggeleng melihat kelakuan nona mudanya itu.

"MA... MAMA... MAMA DIMANA? FIRA UDAH PULANG NIH? MAMA GAK KANGEN SAMA ANAK CANTIKNYA APA?" Teriak Fira, ia sudah tidak sabar memberi tau kabar bahagia ini kepada mamanya.

"Fira... jangan berisik... adek kamu baru tidur tuh"

"Eh ya ma, maaf, Fira lupa ada dedek bayi di rumah, hehehehe"

"Kamu nih gimana sih, adik sendiri dilupain"

"Bukan dilupain ma, cuman Fira lagi kelewat batas senang aja"

"Gak usah kamu bilang, juga keliatan tuh dari muka kamu. Seneng kenapa sih? Cerita dong? Abis jadian sama doi ya? Cieee"

"Yaelah ma, kalau jadian sama doi sih udah dari lama, kan Fira pernah cerita ke mama"

"Oh ya mama lupa, Fauzan kan? Terus senengnya gara-gara apa dong? Mama kehabisan ide buat berfikir nih"

"AKU LOLOS TES PERTUKARAN PELAJAR MA, YUHUUU"

"Kamu lolos?" Jawab mamanya dengan kaget, dan tiba-tiba mengeluarkan air mata.

"Ya lah ma, tapi kok mama sedih sih? Mama gak suka Fira lolos ya? Yaudahdeh Fira batalin aja ya ma"

"Bukan gak suka, sayang... mama terharu aja, abis kamu kan anak mama yang nakal banget tapi ternyata bisa lolos, mama gak nyangka aja, apa mama mimpi kali ya"

"Ih mama gak mimpi tau, ini beneran, awalnya Fira juga mikir Fira mimpi, ternyata gak ma, ini beneran, FAKTA!"

"Yadeh ya, selamat ya, sayang" Mamanya segera memeluk Fira.

"Makasih ma" Fira pun membalas pelukan mamanya, yaiyalah, pacar aja dibales, masa mama sendiri yang udah buat Fira ada di dunia ini gak dibales.

"Oh ya, mau bikin party gak atas kelulusanmu ini?"

"Party? Kayaknya gak bisa deh ma, soalnya besok Fira udah harus ke Singapura"

"Wah? Serius kamu? Kok secepet itu sih?"

"Ya ma, aku serius"

"Yah gimana caranya mama bisa lepas kangen dulu sama kamu sebelum kamu pergi? Kamu aja perginya besok" Tanya mamanya dengan memunculkan wajah sedihnya.

"Mama nyusul Fira aja kalau mama kangen"

"Yaudahdeh, nanti mama diskusi sama papa kamu dulu"

"Oke ma. Yaudah yah ma, Fira gerah banget nih. Aku ke kamar ya mau istirahat dulu"

Fira pun langsung menuju kamarnya, sehingga tidak mendengar ucapan mamanya lagi.

Melepaskan baju sembarang, melempar tas, cuci muka, tidur. Itu kebiasaan Fira setelah pulang sekolah.

Lihat kan? Betapa malasnya anak ini. Tapi siapa sangka dia anak yang akan mengikuti pertukaran pelajar yang menandakan bahwa anak ini pintar. Bahkan mungkin SANGAT pintar.

#AR - 13316

South LuzonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang