Bumantara malam terlihat berkilau
Pancaran bulan penuh begitu dahayu
Seketika itu diriku teringat sosok tentang dirimu
Tentang hal yang telah lalu-laluAlur waktu seakan berjalan mundur
Terlihat sosok tamaram sedang bersendau gurau
Sembari meneguk secangkir kopi dihadapan
Terlihat jelas harsa mereka dibawah sinar rembulanSimpul manis keduanya perlahan hirap
Seakan menyadari semua yang terjadi anantara mereka
Hanyalah sebuah delusi memori yang terpatri
Sebuah perasaan nyata namun hanya ilusi hatiDayita yang pergi dan tak akan kembali
Asmaraloka yang kita lalui
Selamanya menjadi kenangan yang hakiki
Terima kasih untuk dua hati yang saling mencintaiDemak, 16 Februari 2021
Tertanda
Nk
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Puisi
PoesíaSEKUMPULAN PUISI Kepada jiwa-jiwa yang sepi, beberapa kisah yang pernah kita alami terukir murni dalam secarik serpihan puisi. Kamu bebas mengekspresikan diri melalui bait-bait puisi. Kita adalah insan yang akan terus membutuhkan orang lain, maka be...