Chapter: Dua

232 51 25
                                    

Rose berusaha mengendalikan ekspresi kagetnya di depan Mino. Dia memang sudah mendengar kabar pernikahan Zico dari Lisa. Tapi, Lisa nggak menyebutkan siapa mempelai wanitanya. Rose lantas beranggapan kalo istri dari Zico adalah seseorang yang nggak dia kenal.

Kini ini Rose tahu kenapa waktu itu Lisa bungkam soal pasangan Zico. Ternyata istri Zico adalah Stevia Ardhani. Si ular berbulu yang suka genit ke cowok-cowok di kampusnya dulu. Bahkan saat Rose masih berpacaran dengan Zico, Stevia yang nggak punya urat malu itu dengan lantang bilang kalo dia menyukai Zico dan akan merebutnya dari Rose.

"A-aku udah tahu soal itu dari Lisa kok, Mas," jawab Rose bohong. "Kayaknya emang pantes sih Ular dan Babi hidup bersama."

Mino tertawa pelan. Banyolan yang lucu, tapi terdengar menyedihkan. Rose mengembuskan napas panjang, lalu mengambil smartphone-nya dari tas. Di sisi lain, Mino masih menatap Rose dengan iba. Memilih untuk nggak berkomentar lagi adalah jalan terbaik. Mino tahu kalo perasaan Rose ke Zico sudah terlalu dalam. Dia masih ingat bagaimana perlakuan Rose ke sahabatnya itu. Rose rela melakukan segalanya demi Zico. Yeah, kata anak jaman now itu bucin, alias budak cinta.

Rapat berlangsung selama 2 jam lebih. Setelah rapat berakhir, tamu undangan langsung berhamburan keluar. Tapi ada juga yang masih berada di dalam untuk berkonsultasi dengan help desk dan operator kabupaten.

"Mau langsung pulang?" tanya Mino sebelum beranjak dari kursinya.

"Nggak tahu, Mas. Pengennya sih makan dulu. Laper banget. Tadi perut cuma diisi roti dan air mineral doang," jawab Rose seraya berdiri.

"Mau makan dulu nggak? Aku yang traktir, deh," tawar Mino.

Rose mengerutkan dahinya. Nggak biasanya Mino yang pelit traktiran ini menawarinya makan gratis. Dulu aja Rose harus memasang wajah melasnya tiap minta PJ atau traktiran ulang tahun ke Mino.

"Aku nggak bohong, kok! Suer! Mau janji kelingking?"

Mino menunjukkan jari kelingkingnya di hadapan Rose sambil tersenyum sok imut. Rose terkekeh saat melihat tingkah Mino yang kekanak-kanakan.

"Mas Mino masih aja suka main janji kelingking? Omong-omong kalo bohong juga nggak apa-apa, sih. Paling nomor Mas Mino aku blokir."

"Blokir aja nggak apa-apa. Aku nggak rugi ini. Malah seneng nggak jadi mentraktir kamu."

"Tuuuh, kan! Emang nggak ihklas ngasih traktirannya!" sungut Rose.

Mino tertawa renyah dan langsung menarik Rose keluar. Mereka berjalan bersama ke parkiran sambil sesekali menyapa teman operator yang mereka kenal. Di parkiran pun keduanya juga masih mengobrol dengan teman operator masing-masing. Sampai 5 menit kemudian dua motor bebek itu melaju keluar dari area sekolah.

Rose memilih makan rawon pecel karena searah dengan jalan pulang. Jadi sekalian gitu, abis makan bisa langsung jalan pulang tanpa muterin jalan kota. Setelah memesan, Mino dan Rose duduk di dekat dinding. Rose mengamati keadaan di dalam warung makan ini dan tanpa disadari kenangan masa lalu kembali berputar di kepalanya. Dia baru ingat kalo Zico suka sekali makan rawon pecel. Ah, sialan! Seharusnya Rose menyetujui ajakan Mino makan Geprek Ben yang baru dibuka seminggu lalu.

"Ngelamun aja kamu! Kenapa? Masih mikirin si Onoh?" tanya Mino.

Rose tersenyum kecut sebelum menjawab, "Hm, sedikit. Masih nggak habis pikir aja dia bahagia sama cewek itu."

"Kamu yakin kalo sekarang dia bahagia?"

Rose diam sejenak sebelum kembali bertanya, "Bukannya iya?"

GONE - Rose x Zico ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang