Chapter: Tiga

198 39 5
                                    

Rose tersenyum tipis saat membaca chat masuk dari Farraz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose tersenyum tipis saat membaca chat masuk dari Farraz. Ia pun menggerakkan dua jempolnya di atas layar smartphone dengan cepat, kemudian menekan tombol kirim. Awalnya, Rose mau memberikan nomor WhatsApp-nya ke Farraz hanya sebagai formalitas. Namun, setelah mengobrol secara langsung dan saling bertukar pesan, Rose merasa Farraz adalah orang yang asik. Farraz nggak pernah mengirimkan pesan sok manis, pujian yang berlebihan atau rayuan murahan. Intinya, Rose sudah bisa menerima kehadiran Farraz sebagai teman barunya.

"Cieeee, lancar banget chattingan sama Mas Farraz-nya," ledek Lisa yang entah datang dari mana.

Ross mendengus kesal. Pasti Lisa diam-diam mengintip room chat-nya dengan Farraz. Sial!

"Chattingan biasa juga," balas Rose.

"Nggak biasa juga nggak apa-apa. Aku seneng kok liatnya." Lisa duduk di kursi kosong sebelah Rose. "Kantor TU sepi banget. Bu Hani dan Robi ke mana?"

"Bu Hani izin pergi ke luar kota. Robi nganterin istrinya periksa kandungan."

"Oooh...."

"Ada gosip apa di Kantor Guru?" tanya Rose.

"Ya, biasalah.... Emaknya Robi berulah lagi. Ngomel-ngomel nggak jelas. Sumpek banget di sana."

Rose tertawa. Di sini status Lisa adalah sebagai guru IPS, teman baik Rose, sekaligus biang gosip. Ya, gosip diantara para pegawai sudah menjadi makanan sehari-hari. Entah itu gosip soal pekerjaan atau di luar pekerjaan. Pokoknya nggak bergosip itu rasanya hambar. Ckckck! Hiburan yang penuh dosa, tapi kebanyakan cewek-cewek di dunia ini belum bisa sepenuhnya pergi dunia pergosipan.

"Oh iya, long weekend kamu ada acara nggak? Aku pengen ngajak kamu main ke pantai. Udah lama nggak liburan gara-gara sibuk mencari nafkah," ajak Lisa.

"Nggak ada acara, sih. Tahu sendiri aku nggak pernah keluar rumah kalo liburan. Emang mau ke pantai mana?"

Lisa berpikir sejenak sebelum berkata, "Kalo ke Pantai Watu gimana? Dengar-dengar sekarang tempatnya udah lebih bagus daripada dulu."

"Pantai Watu, ya? Mmm, boleh, deh. Kamu jemput aku kayak biasanya, ya?"

"Siap!"

***

Long weekend pun tiba. Rose dan Lisa sudah sampai di Pantai Watu sekitar jam 9 pagi. Suasana di pantai cukup ramai karena banyak orang menghabiskan waktu liburnya di luar rumah. Sebenarnya, Rose adalah tipe orang yang suka menghabiskan waktu liburnya di rumah. Tidur seharian dengan meniadakan jadwal mandi, nonton drama Korea, dan ditemani camilan yang disembunyikannya di kamar. Namun, khusus untuk hari ini Rose mendedikasikan waktu liburnya bersama Lisa. Menyenangkan diri sendiri hingga isi dompet menjerit.

Sebab, terlalu lama diam di rumah membuat pikiran Rose semakin kacau. Mimpi indah dan buruk itu datang lagi dan saling bertubrukan. Impian menikah dengan seseorang yang ia cintai hanyalah sebuah  halusinasi. Kenyataan pahit telah menampar keras harapan Rose yang terlalu tinggi. Semua impian indah itu pergi bersama cinta dan hal yang paling berharga dalam Rose. Penyesalan akan tetap menghantui meskipun di depan tampak baik-baik saja.

GONE - Rose x Zico ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang