Chapter: Lima

300 42 24
                                    

Hari adalah hari libur terakhir sebelum besok kembali bekerja. Perasaan Rose sudah jauh lebih baik karena selama liburan singkat ini dia menginap di rumah Lisa. Bahaya bila dia pulang dalam keadaan masih kacau. Bisa-bisa orang tua Rose panik dan bertanya-tanya kenapa mata anaknya sembab. Bukannya jadi tenang, kepala Rose pasti bisa pecah lagi.

"Nanti sore kita ke kafe, yuk!" ajak Lisa.

Rose yang sedang mencuci piring menoleh ke belakang sebentar lalu berkata, "Ke kafe? Kantongku udah menipis gara-gara kemarin jajan skincare, nih."

Lisa nggak langsung menimpali ucapan Rose. Cewek itu sedang mengigit paha ayam goreng buatan mamanya. Pagi ini suasana di rumah Lisa sepi. Mama dan papanya pergi ke rumah nenek Lisa yang berada di luar kota setelah sarapan. Adik cowok Lisa masih terlelap di kamarnya dan mungkin akan bangun siang nanti. 

"Tenang aja. Nanti ada om-om yang mau nraktir kita, kok, "ujar Lisa.

"Hah? Om-om?" Rose sudah memikirkan hal yang nggak-nggak. Hmmm....

"Iya, om-om ganteng," timpal Lisa sambil cengengesan.

"Sejak kapan kamu main sama om-om lagi? Perasaan kamu juga nggak lagi berantem sama Bami."

"Hahaha.... Sialan kamu, Rose! Ini tuh bukan om-om yang itu. Kamu kenal kok sama orang ini."

Rose sudah selesai mencuci piring. Ia pun kembali duduk di kursi makan, tepatnya di depan Lisa. "Kamu nyolong nomor Farraz?" tuduh Rose.

"Hah? Kok, Farraz, sih? Bukan dia, Rosie!" sanggah Lisa.

Bukan tanpa alasan Rose menganggap Farraz sebagai om ganteng yang disebutkan Lisa tadi. Semalam, saat Rose lagi berbalas pesan dengan Farraz, Lisa sempat mengomentari foto profil Farraz yang memakai jas hitam. Kata Lisa, farraz mirip om ganteng pemain drama Korea Penthouse. 

"Terus siapa kalo bukan Farraz?"

"Liat aja nanti," jawab Lisa seraya mengedipkan sebelah matanya.

***

Mino melepaskan jas hujan dan meletakkan di atas motor matic-nya dengan asal-asalan. Tanpa memperdulikan penampilannya yang sedikit kusut, cowok itu langsung masuk ke kafe. Langkah tergesa-gesanya pun melambat saat melihat orang yang akan ditemuinya itu tertawa.

Kamu kenapa sih, No? tanya Mino dalam hati saat menyadari bila sikapnya ini sedikit berlebihan.

"Loh!" seru Rose setelah menyadari kehadiran Mino.

"Hey! Aku terlambat, ya?" tanya Mino.

"Akhirnya sugar daddy kita datang!"sahut Lisa girang.

"Jadi, om ganteng yang dibilang Lisa itu Mas Mino, to?" tanya Rose.

"Om ganteng? Wah, makasih ya Lis, udah bilang aku ganteng meskipun ada embel-embel omnya," ujar Mino seraya duduk di sebelah Lisa.

"Dih, Rose mah! Jangan buka rahasia. Makin gede nanti kepalanya Mino."

"Nggak ada akhlak kamu, Lis! Panggil aku Mas!"

"Ogah!"

Rose terkekeh. Dua orang yang ada dihadapannya ini memang moodbooster. Rose merasa beruntung bisa mengenal Lisa dan Mino.

"Padahal lagi ujan, loh. Mas Mino kayak buru-buru banget datang ke sini," ujar Rose kemudian.

Mino melirik Lisa dengan kesal sebelum menimpali ucapan Rose. "Tadi Lisa bilang kalian udah nunggu sejam di sini. Makanya aku buru-buru. Hm, tahu gitu tadi tidur dulu di rumah."

Tentu saja jawaban Mino itu bohong. Dia datang terburu-buru karena panik setelah membaca pesan singkat dari Lisa. Tadi Lisa bilang kalo Rose nangis lagi gara-gara teringat masa lalu. Eh, ternyata Lisa cuma ngerjain Mino aja. Sialan! Namun, di sisi lain Mino lega sih melihat Rose baik-baik saja.

GONE - Rose x Zico ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang