"Apa kau siap?"
Aku tersenyum sambil berbalik dan mengangguk, menjawab seorang wanita tua yang berdiri dibelakangku.
Menunggu orang tersebut membuka lengannya dan aku langsung memeluknya dengan erat. "Bibi aku sangat bersemangat."
"Bibi tahu." Ajumma, orang yang bertugas untuk merawatku sejak kecil, tertawa kecil dan dengan lembut menggosok kepalaku, lalu menepuk punggungku. "Apa kau sudah menelepon ibumu untuk memberi kabar?"
"Kalau begitu telpon. Ibu berkata bahwa jika kembali akan bergegas untuk menemuiku."
"Kau mengerti ibumu, kan?"
"Iya aku mengerti." Aku melepaskan diri dari pelukan Ajumma. Sebelum melemparkan senyuman kepadanya, percayalah bahwa apa yang baru saja aku katakan sepenuhnya berasal dari hati.
Saat ini aku akan kuliah di universitas.
Aku bukanlah anak kecil yang tidak memahami tindakan sang ibu lagi, dimasa lalu ibu begitu sibuk dengan pekerjaannya hingga kami tidak peduli satu sama lain. Tapi saat aku masuk rumah sakit hingga membutuhkan operasi jantung, ibu sudah banyak berubah, dan kabar baiknya, ibu menjadi lebih peduli.
Mungkin aku dan ibu tidak selalu terlihat bersama, karena ibu harus bekerja. Setiap kali ibu tidak bisa menemuiku, ibu akan memberi tahu alasannya dan selalu menyempatkan waktu untuk menemuiku kembali.
Kami kembali menjadi keluarga yang hangat lagi... dimana aku memiliki ibu, Bibi, dan Paman supir.
Seperti ini sudah membuatku sangat bahagia.
Dan aku menjadi lebih bahagia karena apa yang aku tunggu selama bertahun-tahun akhirnya akan menjadi kenyataan.
"Apa kau benar-benar yakin akan tinggal di sana? Flat yang dibeli ibumu untuk ..."
"Kita sudah membicarakan hal ini berkali-kali, Bibi." Aku memandang wajah Ajumma dengan lembut. "Aku benar-benar bisa menjaga diriku sendiri. Bibi tahu sudah berapa lama aku menunggu untuk hari ini. Aku berjanji akan merawat diriku sendiri dengan baik, Ibu dan bibi tidak perlu khawatir."
"Janji pada bibi, makan tepat waktu. Jangan lupa minum obat dan jangan membuat dirimu terlalu lelah. Setiap kali mengalami gejala aneh, kau harus memanggil bibi atau ibu dan segera pergi kerumah sakit."
"Janji," jawabku.
Jika aku hitung, aku sudah mendengar kalimat yang sama lebih dari sepuluh kali. Bahkan jika digabungkan dengan perkataan ibu yang diulang di telepon tadi malam, seharusnya sudah hampir dua puluh kali.
Tapi karena aku tahu bahwa mereka sangat khawatir, dan dulu aku berperilaku buruk dan menolak untuk merawat diriku sendiri sampai kondisiku menjadi parah hingga membutuhkan operasi, aku menerima kata-kata mereka tanpa ragu.
Dan apapun yang terjadi aku tidak akan membuat mereka khawatir lagi.
"Jaga dirimu baik-baik, Nona muda."
Aku memeluk Ajumma sebagai tanda perpisahan tanpa mengatakan apapun, karena aku takut dia akan terus berbicara hingga aku tidak akan bisa pergi.
Setelah Ajumma memelukku sampai puas, dan mengantarku ke mobil. Hanya ada satu paman, supir yang akan mengantarku.
Saat setelah operasi, aku mulai merawat diriku sendiri. Tidak keras kepala, tidak nakal baik fisik maupun mental.

KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING!
FanfictionSecuil kisah Luhan dan Oh Sehun, yang bertemu kembali di Universitas ... Romance- Awas Baper! #HunHan #Remake