1.5

2K 282 14
                                    

sudah hampir 2 minggu rasanya Seojun menghadapi tingkah Moody Lisa yang sangat drastis. Lelaki itu harus bersabar ketika sang istri marah marah tak jelas bahkan ia jahil dikit saja sudah membuat Lisa mengamuk namun ada saat istrinya itu sangat manja, tak mau ditinggal kerja bahkan selalu menempeli Seojun hingga mengikutinya ke kantor Seojun dan duduk dipangkuan Seojun selama lelaki itu bekerja. Heol, terkadang Seojun juga harus tahan ketika Lisa selalu menggodanya di malam hari dan sedetik kemudian menghempasnya hingga lelaki itu mau tak mau bermain solo di kamar mandi.

Seojun tak bertanya, ya mungkin Lisa memang sedang sensitif seperti itu karna jika ia banyak bertanya sudah pasti Lisa akan mengamuk seperti sekarang.

"apa!! kau mau jelaskan apa lagi hah?" marah Lisa seraya bersidekap menatap Seojun tajam

"sayang maaf, tadi sedang meeting" balas Seojun lembut dengan wajah memelas. Ia baru saja pulang dari kantor dan malah didebat oleh Lisa

"oh jadi meeting lebih penting dariku hah? yasudah sana! tak usah pulang sekalian! menginap saja di kantor tak perlu pulang!!!!" sentak Lisa dengan nafas yang memburu

"sayang maaf, ponselku dalam mode diam jadi aku tak tau kau menelfon.. ada apa hmm? ayo bicarakan baik baik" bujuk Seojun seraya memegang tangan Lisa namun dengan cepat istrinya itu tepis

"anni! ka! pergi sana aku tak mau melihatmu!! kau keterlaluan seojun! kau mengabaikan telfonku hanya demi meeting itu hah?!!! sana pergi! " usir Lisa yang benar benar marah membuat Seojun menghela nafasnya berat

"sayang aku lelah..kita bicarakan besok hmm? aku sungguh lelah sekarang" sahut seojun memelas. Sungguh, pekerjaannya dikantor sungguh banyak membuatnya kelelahan ditambah Lisa yang sedari tadi memarahinya karna tak mengangkat telfon darinya membuat istrinya itu langsung marah marah membuat kepala Seojun semakin pusing

"wae? OKE! biar aku saja yang pergi!!" ucap Lisa seraya berjalan menubruk bahu Seojun.

Seojun mencekal lengan Lisa, menarik tubuh istrinya itu lalu membawa kedalam pelukannya

"lepaskan!!! aku tak mau dipeluk olehmu!" marah Lisa yang terus berontak membuat Seojun semakin mengeratkan pelukannya

"ada apa denganmu hmm? apa ada masalah? maafkan aku yang tak mengangkat telfonmu karna saat itu aku benar benar sedang meeting. mianhae sayang" lirih Seojun memeluk Lisa

"iihh lepaskan! jangan memelukku! aku tak ingin melihat wajahmu" sentak Lisa semakin berontak hingga Seojun kewalahan dan memperhatikan Lisa

"arraseo biar aku saja yang pergi, kau diam disini dan aku yang akan pergi" tegas Seojun yang langsung berlalu meninggalkan Lisa yang mematung. Matanya menatap kepergian Seojun yang kini tengah menutup pintunyaa membuat air mata Lisa seketika

"huwaaa bibi Jiwoonnnnn" teriak Lisa sambil menangis membuat bibi Jiwon yang ingin pergi dari rumah utama berlari tergopoh gopoh menghampiri Lisa yang tengah berdiri dan memangis

"ada apa nona? kenapa kau menangis? apa yang terjadi" panik bibi Jiwoon

"huwaa bibiii hiks Seojunnnn " tangis Lisa seraya memeluk Bibi Jiwoon dan menangis dalam pelukannya.

"kenapa dengan tuan nak? apa yang terjadi? apa kalian bertengkar?" tanya bibi Jiwoon seraya mengelus punggung Lisa

"hiks Seojun pergi huwaaa bibiiiiiii Seojun jahatt hiks" tangis Lisa seperti anak kecil yang membuat bibi Jiwoon agak terheran melihat tingkah majikannya.

"uljimaa.. tenanglah nak, ayo duduk dulu" ucap bibi Jiwoon seraya membawa Lisa ke sofa dengan masih memelukinya.

Bibi Jiwoon menenangkan Lisa dengan lembut hingga kini gadis itu terdiam meski masih segukan.

Ending Story Seojun LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang