kesalahan

35 8 14
                                        

Mobil berhenti tepat di depan gerbang, masih lumayan jauh untuk sampai ke pintu utama.

"Keluar kau!" Jhoe mendorong Malia keluar dari mobil dan meninggalkan Malia yang terlihat bingung.

"Apalagi yang akan terjadi setelah ini, masih belum puas dia menyakitiku." Gumam Malia berjalan tanpa alas kaki, tanpa Malia sadari ternyata ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya dari jarak lumayan jauh.

Yah, Daniel sedang memperhatikan Malia sebelum dia membawa Malia keluar dari sini.

"Akhirnya ini waktu yang tepat, Jhoe sudah masuk ke dalam." Daniel berjalan mengendap dan langsung menggendong Malia masuk ke dalam mobil miliknya.

Para penjaga terkejut karena saat Daniel Menggendong Malia, Malia respek berteriak karena terkejut.

"Biarkan mereka pergi, aku akan lihat sampai mana mereka bisa bersembunyi dariku." Ujar Jhoe yang melihat semuanya dan menyampaikan pesan lewat pengeras yang di pasang di tembok gerbang.

Malia menangis dia berpikir dia akan mendapatkan siksaan jika dia tadi masuk ke dalam rumah.

"Terima kasih Niel, kau sudah menolongku aku pikir kau tidak membaca pesanku." Malia panjang lebar yang merasa lega, Daniel yang melihat keadaan Malia merasa kasihan.

"Kenapa tanganmu Malia?" Menghentikan mobilnya, Malia menangis kembali karena dia teringat dengan kejadian tadi.

"Aku tahu, kau pasti tersiksa disana, dan aku pastikan kau tidak akan pernah kembali kerumah itu." Ujar Daniel dengan geram.

Malia dan Daniel akhirnya tiba dirumahnya Daniel, sebenarnya mereka akan sampai lebih cepat tapi, Mereka masih membeli beberapa pakaian untuk Malia pakai nanti malam.

"Kenapa rumahmu gelap sekali Daniel?" Tanya malia heran.
Daniel yang mencari alasan akhirnya hanya diam tanpa suara, " ayo kita masuk, nanti kita bicarakan di dalam saja." Tukas Daniel memutuskan percakapan.

Malia tidak tahu, selepas dari kandang harimau dia memasuki kandang buaya.
Daniel memukul Malia dari belakang dengan balok sampai Malia pingsan

"Akhirnya kau meminta bantuanku Malia, sejak lama aku menginginkanmu dan lihatlah ternyata kau sendiri yang datang padaku." Tukas Daniel saat membawa Malia masuk kedalam.

Sudah hampir satu jam Malia tidak sadarkan diri, Daniel yang sedang mentapnya dari dekat membuat jntungnya berdegub dengan kencang.

"Malia... Malia, jika saja waktu kuliah kau menerima diriku, pasti saat ini aku tidak akan melakukan ini padamu." Ungkap Daniel yang memainkan rambut Malia, Daniel berpikir tentang apa yang akan dia lakukan terhadap Malia tapi yang jelas, dia tidak akan melakukan sesuatu yang sama seperti apa yang Jhoe lakukan.

Daniel terkejut karena ada pergerakan dari Malia, " Kau sudah sadar Malia? Daniel basa basi. Malia yang merasa dia sudah membuat kesalahan besar meminta bantuan Daniel, tapi sudah terlanjur.

"Kepalaku sangat sakit, bisa ambilkan aku air?" Jawab Malia menahan gugup karena takut. Daniel yang melihat itu tahu betul tapi tidak di ambil pusing olehnya, berjalan ke arah dapur untuk mengambil air Malia memutuskan untuk pergi.

Malia terkejut saat tahu sekarang dia berada di lantai 2, jika Malia keluar melewati pintu itu sama saja dengan bunuh diri.

"Aku punya ide," dengan cepat Malia mengunci pintu kamarnya Daniel dan mengikat semua selimut yang ada di dalam kamar. Waktu semakin sempat, terdengar dari luar Daniel memukul pintu dengan tidak sabaran.

"Malia, buka pintunya cepat!" Teriak Daniel dari arah luar. Malia yang semakin gugup tidak tahu akan mengatakan apapun, dengan terpaksa dia membukakan pintunya kembali.

Jaminan hidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang