5 : Ketidak Sengajaan

15 5 0
                                    

"Ini lo pah yang tadi bilangnya ada keluar sama temen ternyata sama cowok" ucap Cassie dengan santai dan menuju ke arah papahnya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Ma-maksud kamu apa Cassie? Aku ga ngerti" ucap Alsya kaget dan kebingungan.

"Diem deh lo! Gue udah tau, gue punya buktinya nih" ucap Cassie membentak Alsya.

"Ya-yaa bukti apa cas aku ga paham maksud kamu" ucap Alsya mulai deg-degan.

"Nih pah liat, anak kesayangan papah ketemu sama cowok di taman. Ngakunya doang alim aslinya mah ngga" ucap Cassie dengan mengejek sambil menunjukkan foto.

Melihat foto itu "Astagfirullah Alsya! Ga nyangka yah papah, kamu senakal ini sekarang hah?" Ucap papahnya sambil nada tinggi.

"Foto apa pah Alsya ga ngerti maksud kalian" ucap Alsya takut.

"Ini apa Alsya? Ini apa hah? Kamu papah besarkan bukan untuk lenjeh sama cowok Alsyaaaaaaa, astagfirullah ya Allah sya sya" ucap papahnya dengan nada tinggi sambil menunjukkan foto.

"Astagfirullah, pah ini ga seperti yang papah lihat pah Alsya ngga kaya gitu pah, papah harus percaya" ucap Alsya dengan memohon kepada papahnya.

"Dari mana papah bisa percaya Alsya kalo buktinya sudah terpampang di depan mata ya Allah" ucap papahnya sambil mengacak ngacak rambutnya dan pergi menuju kamar.

Mengejar papahnya "Pah Alsya berani bersumpah pah, ini ga seperti yang papah lihat pah. Alsya mohon papah harus percaya sama Alsya pah Alsya mohon" ucap Alsya sambil menahan nangis.

"Dari mana papah bisa percaya dari mana Alsya? Hah? Dari mana?" Ucap papahnya reflek membentak Alsya.

"Pah, demi Allah Alsya berani bersumpah pah, hikss....  Demiiii Allah pah Alsya ga berbuat itu, ini semua salah paham pahh" ucap Alsya menangis

"Jangan berani bersumpah atas nama Allah Alsya. Papah sangat benci kamu berbuat salah dengan membawa nama Allah yaa" ucap papahnya dengan nada tinggi.

"Tapi ini beneran pah, Alsya berani bersum-

"Sumpah lo emang bisa bikin papah percaya? Jelas-jelas lo emang berduaan sama Danda Pake ngelak terus sumpah-sumpah segala lagi" Ucap Cassie dengan nada menang.

"Iya Alsya kamu bukan beri contoh yang baik sama saudara tiri kamu malah kamu membiarkan Cassie melihat hal yang dilarang seperti itu" ucap mamahnya sambil membelai rambut Cassie.

"Pah, papah tolong jangan percaya gitu aja pah. Alsya beneran ga berbuat itu pah, hiksss.." ucap Alsya benar-benar menangis sejadi jadinya.

"Jangan menangis di depan papah, jangan kira dengan tangisan kamu itu papah bisa maafin kamu Alsya" ucap papahnya dengan menunjuk Alsya.

"Usir aja si pah" ucap Cassie tak peduli.

"Astagfirullah Cassie sebegitu jahatnya kamu sama aku? Sampe-sampe kamu nyuruh papah buat ngusir aku, hiksss" ucap Alsya terbata-bata dan menangis deras.

"Jangan salahkan Cassie Alsya, dia benar memberi tau itu semua sama papah. Kamu harusnya contoh Cassie Alsya dia baik. Papah gamau denger apapun lagi dari kamu pergi kamu dari rumah ini" ucap papahnya dengan sangat enteng tanpa memikirkan perasaan Alsya.

Menangis histeris "papah harus denger dulu penjelasan Alsya pah. Alsya mohon, hiksss" ucap Alsya tanpa bisa berbuat apa-apa lagi.

"Pergi Alsya, papah bilang pergi. Pergi!" Ucap papahnya dengan nada membentak dengan keras hingga membuat Alsya, Cassie, dan mamahnya kaget bersamaan.

"Hikss, hikssss, demi al-

"Pergi!" Ucap papahnya makin panas.

Membalik badan berjalan menuju keluar "Hikss...hiksss...hiksss, a-assalamualaikum" ucap Alsya pergi meninggalkan rumah.

"Waalaikumsalam" ucap papahnya, Cassie, dan mamahnya.

.....

Alsya pergi meninggalkan rumah, entah kemana ia berjalan kini semuanya terasa sangat menyakitkan baginya. Papahnya yang ia kira akan mempercayainya pun ternyata tidak perduli padanya. Ia kini hanya punya Satu tujuan yang membuatnya merasa tenang, yang membuatnya merasa nyaman. Tibalah di tempat tersebut.

"Assalamualaikum, Ummah Alsya kangen" Ucap Alsya sambil membersihkan kuburan ummahnya.

"Ummah gimana? Ummah kangen Alsya gak? Tau gak Ummah, lampu kamar Alsya udah bener loh jadi terang banget, kaya ruangan Ummah yang sekarang, tapi pasti ruangan ummah lebih terang deh dari kamar Alsya yakan. Alsya juga udah bisa loh buat kue bolu kaya Ummah tapi Alsya bawahnya masih suka gosong, huuu payah yah. Oh iya Ummah, gimana malaikatnya? Masih baik kan sama Ummah? Ga galak kan? Lampunya ada berapa Ummah? Banyak yah? Iya dong kan Alsya yang minta sama malaikatnya buat terangin ruangan Ummah yang sekarang, karna Alsya tau Ummah takut gelap. Ummah kalo kangen Alsya dateng ke mimpi Alsya yah... Alsya kangen Ummah dateng ke mimpi Alsya, waktu awal-awal Ummah pergi, Ummah setiap hari selalu dateng ke mimpi Alsya tapi sekarang-sekarang ngga, terakhir 2 hari yang lalu" ucap Alsya sambil mengelus batu nissan ummahnya.

Keadaan pun hening seketika, Alsya terus melihat nisan ummahnya. Seperti ada yang spesial dari nissan itu sampai-sampai ia tidak berpaling dari nissan ummahnya.

"Ummahhh.... Alsya udah berusaha keras buat tetep terlihat baik-baik aja,, tapi Alsya gabisa.." ucap Alsya pelan dan air matapun mulai membasahi pipinya.

"Alsya udah berusaha Ummah, Alsya udah berusaha untuk jadi apa yang udah Ummah minta tapi Alsya ga kuat, hiksss.... Bahkan papah pun benci sama Alsya sekarang Ummah, hiksss.... Alsya kangen banget sama Ummah, Alsya kangen masakan Ummah, Alsya kangen suara Ummah, Alsya kangen semua dari Ummah...hiksss.... Alsya gatau harus gimana lagi selain berdoa sama Allah biar di kuatin lagi jiwanya, hatinya, mentalnya, tapi Alsya tetep gabisa Ummah... Hikss...hikss..hikss..." Ucap Alsya menangis sejadi-jadinya air matanya tidak lagi tertahan karena memang situasi ini sangat menyakitkan untuknya.

Tidak lama kemudian, disaat Alsya sedang mengadu dan menangis kepada ummahnya tentang apa yang terjadi pada dirinya, tiba-tiba datang seorang perempuan cantik dengan dress hitamnya dan selendang di lehernya. Perempuan itu berjalan menuju Alsya sambil melepas kaca mata hitamnya.

"Alsya?" Ucap Chelsea.

Menengok "E-ecii" ucap Alsya kaget dengan reflek ia mengelap air matanya dan berdiri berhadapan dengan Chelsea.

"Ngapain lo di sini?" Ucap Chelsea bingung.

"A-anu aku lagi jenguk Ummah" ucap Alsya kikuk.

Menengok kuburan itu "Ummah? Siapa Ummah? Nenek lo?" Ucap Chelsea bingung.

"Bu-bukan, ibu aku lebih tepatnya" ucap Alsya jujur.

"Ibu lo? Lah terus ibu yang lo maksud mau buka puasa bareng ibu pas pertama gue masuk sekolah siapa?" Ucap Chelsea makin bingung.

"Cii lebih baik kita omonginnya di tempat lain aja, kasian ibu aku abis nemenin aku nangis" ucap Alsya sambil mendorong Chelsea untuk pergi dari kuburan ummahnya.

Hari pun mulai gelap, adzan magrib segera berkumandang. Alsya dan Chelsea pergi bersama menaiki mobil Chelsea menuju masjid terdekat. Sesampainya di sana seperti biasa Chelsea menunggu Alsya melaksanakan shalat magribnya. Setelah Alsya selesai shalat mereka mencari tempat untuk bercerita, dan tibalah bereka di sebuah caffe kecil di pinggir jalan.

"Jadii.. lo itu....

Haiii gays gimana part 5 nya? Seru gak? Lumayan menyayat hati kah? Jangan lupa tetep dukung aku dengan cara follow, vote dan komen yahh
Terimakasi

Perbedaan (Mengindahkan Segalanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang