2. 🥀Eh! Bertemu Lagi

11K 1K 383
                                    

"Allah itu maha adil, ia tak mengizinkan bulan dan matahari bersama selamanya lantaran ada bumi yang menangis karena merasa kegelapan. Dan Allah juga maha baik, ia sempat mempertemukan bulan dan matahari dalam peristiwa gerhana, walaupun sangat singkat."
.
.
.

🎵Anna Uhibbuka Fillah

🐨🦅🐨

Setelah Reyhan mengembalikan kertas hafalannya, Aisy bergegas pergi keruangan Ustadzah Nabilah, gadis itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, mumpung kertas hafalan yang menjadi kendalanya sudah ketemu, jadi tak ada masalah lagi yang menghambatnya untuk setor hafalan.

Dengan sabar Aisy ikut mengantri dengan mahasiswi lain yang ingin setor hafalan, tapi entah keberuntungan atau memang Allah sedang membantu Aisy, tiba-tiba saja Ustadzah Nabilah manggil Aisy untuk maju lebih dulu.

"Nak Aisy, kemarilah... Setor hafalan mu lebih dulu dan menjadi contoh untuk yang lainnya." panggil Ustadzah Nabilah.

"Contoh?." Aisy nampak kebingungan dengan apa yang diucapkan Ustadzah Nabilah.

"Mereka semua hanya mengejar hafalan, tapi tidak memahami panjang pendeknya, Ustadzah minta Aisy untuk menjadi contoh mereka mau?."

Aisy mengangguk patuh. "Mau Ustadzah."

Aisy maju kedepan, gadis itu melafalkan semua hafalannya di depan banyak anak didik Ustadzah Nabilah. Mereka semua berdecak kagum atas hafalan Aisy yang tanpa cela itu, panjang pendeknya, tajwid nya, semuanya sangat pas, seolah gadis itu sedang membaca Al-Qur'an.

"Sadaqallahul azim..." Aisy menghembuskan nafasnya lega. Hafalannya telah selesai, waktunya kembali ke kelas karena sebentar lagi ia ada jam mata kuliah Linguistik.

Ustadzah Nabilah menepuk tangannya. "Aisy hebat! Ustadzah bangga padamu."

"Terimakasih, Ustadzah. Ini juga berkat bimbingan dari Ustadzah Nabilah sehingga Aisy bisa selancar ini dalam hafalan."

"Tidak-tidak, itu semua berkat Aisy sendiri yang mau berusaha." Ustadzah Nabilah membalik tubuhnya menghadap semua mahasiswa yang ingin hafalan. "Sebagai contoh Aisy. Sudah bisa menilai bukan, hafalan tidak hanya untuk target, tapi pahami dan praktekkan, mengerti."

"Baik mengerti Ustadzah!."

"Baiklah Aisy, kamu boleh kembali ke kelas, minggu depan lanjutkan hafalannya lagi ya..."

Aisy mengangguk sembari menyalami tangan Ustadzah Nabilah untuk berpamitan undur diri. "Baik, Ustadzah. Minggu depan Aisy akan menambah hafalan lagi. Kalau begitu Aisy kembali ke kalas ya, Ustadzah."

"Iya, hati-hati." ujar Ustadzah Nabilah sembari mengelus pelan pundak mungil Aisy.

Asiy berlari menuju kelas Linguistik yang di bimbing Dosen Selo Herdianto, Dosen nya memang masih muda, tampan, bahkan belum menikah, tapi jangan ditanyakan tentang ke killeran nya saat mengajar, bisa di katakan dia sudah mirip seperti iblis yang menjelma sebagai Dosen.

Aisy yang teladan seperti ini saja sudah dua kali di keluarkan dari kelas karena tidak sengaja mengobrol dengan kedua temannya, ya godaan obrolan bestie, siapa sih yang mau nolak. Pasti kalian juga kan? Apa lagi kalau bestie nya lucknut.

Berkali-kali Aisy melihat jam tangannya, masih pukul 09.00 WIB, lima belas menit lagi pintu kelas Linguistik akan ditutup, dan saat itu terjadi, jangan harap Aisy bisa masuk kelas. Di tambah kelas Linguistik ada di gedung 2 lantai 3, sungguh sangat menyiksa.

"Ayo! Jangan sampai telat masuk! Jangan!." gumam Aisy masih berlarian di tangga menuju kelas Linguistik.

Bugh!

CINTA TERHALANG AGAMA | JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang