Matahari mulai menenggelamkan dirinya sendiri, kepadatan kota terjadi saat semua orang mengakhiri aktivitasnya, Rezvan yang mengendarai mobil sport putih miliknya terhenti saat lampu menunjukan warna merahnya, kaca mata hitam bertengger di hidung mancung itu tidak lepas dari posisi awal.
Handphonenya bergetar menandakan panggilan masuk, terlihat jelas sebuah notifikasi panggilan telfon 'my wife❤'
"Hallo sayang."
"Pulangggg."
"Aku lagi di jalan pulang ini macet Fell."
"Kok lama? Biasanya ga pulang jam segini, ngaku ga kamu kalo kamu anterin pulang sekertaris kamu itu?!!" nada bicara Fellicya meninggi.
"Engga demi alek Fell, aku langsung pulang ini tadi ada meeting dulu."
"Bawain nasi goreng biasa."
"Nasi goreng tuh nasinya di goreng dulu ya?"
"ENGGAK! DI PUTER! DI JILAT! DI CELUPIN!"
Tuttt.
Telfon di matikan sepihak, Rezvan menyimpan kembali handphonenya sebuah garis senyum terbit, kini Rezvan sedang cekikikan perutnya terasa geli saat menggoda Felli yang hormonnya sedang naik turun itu.
Apa salahnya Rezvan bertanya nasi goreng itu nasinya harus di goreng terlebih dahulu? (Ya elu si gak salah bapack rezvan, cma pertanyaan lu bkin orng emosi -author)
"Untung aku sayang sama kamu, Fell." (senyum lu jomnnlo)
Lampu kembali berwarna hijau, semua kendaraan kembali melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.
______
Rezvan memasuki rumahnya terlihat sangat sepi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya, semua lampu sudah menyala menerangi seisi rumah, Rezvan menyimpan tas nya di sofa depan tv.
Mencari seseorang yang sudah ia rindukan seharian ini tidak berjumpa, ntah karena apa Rezvan memang tidak bisa jauh-jauh dari Fellicya.
Pernah saat ia pergi ke Singapura untuk berbisnis beberapa bulan ke depan, membuat dirinya hampir gila tidak bersentuhan secara langsung dengan Fellicya.
Laki-laki itu terus menyandarkan matanya ke segala arah, Rezvan tersenyum saat ia melihat wanita yang sudah mengisi ruang hatinya beberapa tahun belakangan ini.
Fellicya terdiam di sela-sela masaknya, merasakan tangan yang melingkar di pinggangnya, tubuhnya menegang momen seperti ini padahal sudah ia rasakan sering kali namun tetap saja membuat semua tubuhnya menegang.
"I miss you baby." ucap Rezvan dengan suara serak di tambah dengan mengecup jenjang leher Fellicya.
"Lepas dong aku ribet nih lagi masak." ujar Fellicya mematikan kompornya, lalu membalikan badannya menghadap Rezvan yang masih memeluk dirinya.
"Mau." ucap Rezvan dengan musang-nya.
Alis Fellicya terangkat "Apa?"
"Kamu."
Seketika pipi Fellicya merah merona, Rezvan memang pintar menggoda Fellicya seperti ini, Fellicya sudah paham maksud Rezvan apa.
"Ga sekarang." ucap Fellicya acuh, kembali dengan masakan di tangannya.
Mata Rezvan mengerling dengan ucapan Fellicya tadi, mungkin Fellicya sadar atau tidak dengan ucapannya bagi Rezvan itu sudah lampu hijau.
Tangan Rezvan bertumpu pada meja makan dengan lengan kemeja di gulung sampai siku menambah kesan tampan baginya.
"Oh berarti boleh? Yaudah nanti kita main sampe pagi, makasih sayang." sebelum pergi Rezvan mengecup pipi kanan Fellicya dan langsung berlari secepat mungkin sebelum teriakannya merusak gendang telinga.
Mata Fellicya membulat sempurna "Rezvannn!!" pekik Fellicya seisi rumah
________
Malam itu mereka menghabiskan waktu bertiga, dengan menonton tv dirumah saja.
Rezvan yang baru saja keluar kamar langsung merebahkan dirinya di sofa dengan bantalan paha Fellicya, Fellicya pun mengelus rambut Rezvan dengan perlahan.
Si kecil Arez yang asik memainkan mainan robot yang baru saja di belikan Rezvan tadi siang itu tertarik perhatiannya "Papa tini deh papa." ucap Arez sambil mengibaskan tangannya ke depan dan ke belakang.
"Tuh main sana sama Arez kasian dari siang nungguin kamu." usir Fellicya secara halus.
Dengan ogah-ogahan Rezvan mengikuti perintah itu, Rezvan menduduki dirinya di samping Arez dan langsung menyambar mainan yang Arez pegang.
"Huaaaa puna Alez!!" pekik Arez yang melihat mainan miliknya di rebut paksa oleh si papa.
Fellicya melemparkan bantal sofa tepat sasaran pada kepala belakang Rezvan, sang empu mengaduh kesakitan sambil mengelus belakang kepalanya.
"Sekali main sama anaknya malah jail." ucap Fellicya sinis.
Sang pelaku hanya menampilkan cengirannya, Fellicya yang asik dengan cemilan keripik pisang yang di bawakan oleh Ana kemarin itu sibuk sendiri, membiarkan anaknya bermain dengan papanya, dengan kaki yang di angkat ke sofa Fellicya fokus pada acara kesukaannya, si botak upin dan ipin.
Arez terus berceloteh bersama Rezvan dengan sesekali ia memukul papa-nya dengan robot yang ia pegang, mungkin sekarang menjaili Arez akan menjadi hobi baru Rezvan.
"Papa dede na Alez tapan teluar?" tanya Arez memiringkan kepalanya menatap Rezvan yang menunduk menyusun puzzle.
Mata Arez mengerjap-ngerjap menatap Rezvan "Adiknya Arez 7 bulan lagi keluar Arez." ujar Rezvan mengusap pucuk kepalanya Arez dengan lembut.
Arez mengangguk seperti paham, padahal sebenarnya ia tidak mengerti sama sekali.
"Papa ko dede na Alez bisa ada di pelut na buna?" Arez bertanya lagi sambil duduk di pangkuan Rezvan.
Rezvan menoleh ke belakang, memastikan Fellicya tidak melihat ke arahnya, setelah di rasa sudah aman karena Fellicya sedang mengambil minum di kulkas yang jaraknya cukup jauh darinya.
Rezvan membisikan sesuatu kepada Arez "Papa bikinnya pake rasa nikmat Rez." bisik Rezvan.
Arez menyerngitkan dahinya "Nikmat Pah?" Rezvan mengangguk mantap.
Arez mengetuk-ngetuk satunya seperti sedang memikirkan sesuatu "Oh yang bilang gini ya Pah uhh ahh ohh ahh." ujar Arez dengan nada yang ia buat-buat.
Mata Rezvan terbelalak nafasnya seperti ada yang menjeda.
"Kamu tau dari mana Arez?" tanya Rezvan dengan raut muka yang serius.
Rezvan menduduki Arez di sofa dengan kaki yang menggantung kebawah karena ia yang terlalu pendek.
Fellicya menduduki space kosong di sebelah Arez.
"Eumm itu kata om Valel."
"Mati lo Varrel." gumam Rezvan.
TBC!
Next?
Varrel kurang adab lo😭
Tinggalin Vote di part ini biar ga kekurangan adab kaya Varrel😭
di tunggu Vote nya😭
Nemu typo? Komen😭
Komen sebanyak2nya, Banyak komen? DOUBLE UP!
maapin kelupaan up gara2 sibuk sama tugas gaiss😭
See u😭
Varrel: Eh ini knapa pake emot nangis mulu anjrot?
Author: Gara2 lu bapack😭

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAREZ 'sequel rezvan'
Teen Fiction[FOLLOW DULU BIAR TAU KELANJUTANNYA, FOLLOW ITU GRATIS KOK] Sequel Rezvan: kisah kelanjutan cerita papa Rezvan dan bunda Fellicya yang di warnai dengan si kecil Alfarez Siapa bilang Rezvan dan Fellicya itu lebay? Sesudah menikah dan memiliki 1 anak...