에피소드 4

58 0 0
                                    

***

Seperti gumpalan awan di angkasa. Tertiup angin dan membawanya mengelilingi dunia. Bergerak bebas dan membentuk lukisan-lukisan yang berbeda pada setiap orang yang memandangnya.


Hari ini, sepanjang hidupku, untuk pertama kalinya aku merasa bahagia. Sendirian tak membuatku bersedih dan gundah gulana.


2 Malam yang lalu, seseorang tiba-tiba memberikan pesan singkat. Untuk pertama kalinya ia bercerita kepadaku. Mungkin aku tidak hebat dalam merangkai kata-kata ataupun memberikan solusi akurat. Perasaan yang awalnya muncul secara natural namun takdir berkata lain.
Alkisah ada sebuah bunga yang ingin bertemu dengan matahari. Bunga itu kemudian sedikit demi sedikit mekar namun matahari tidak menginjinkan bunga itu untuk mekar. Takdir mungkin sudah ditetapkan oleh sang Maha Kuasa bahwa bunga itu tidak dapat menemui sang matahari. Kemudian sang matahari menggantikannya dengan awan hitam sehingga bunga itu layu. Tapi lucunya, serangga-serangga kecil tidak mau membiarkan bunga itu layu. Bunga pun kembali mekar namun tak semekar seperti biasanya.
Jatuh cinta bisa terjadi kapan saja, bahkan saat perasaan yang hilang bisa muncul kembali dengan kehadiran serangga-serangga kecil. Namun rasanya aneh. Seperti berada di sebuah labirin yang garis finishnya belum ditemukan.

Aku tersenyum saat aku bisa membantu si bunga kecil. Ia bingung harus berbuat apa saat si serangga menginginkan bunga itu mekar. Tapi bunga itu tau, jika Ia mengikuti kemauan si serangga kecil, itu berarti ia akan mengorbankan perasaannya lagi dan lagi. Kini bunga itu sudah menentukan pilihannya. Aku senang, setidaknya aku pernah membantunya meskipun hal itu sangat kecil baginya.


Kemarin, seorang sahabat bercerita kepadaku. Yang lucunya, dia berkata bahwa ada sesuatu hal yang ia tak mengerti. Kudengarkan kata demi kata yang ia katakan.

Cerita ini mengingatkanku tentang dongeng seorang ksatria dengan sang putri. Dahulu kala, ada seorang putri yang cantik dan periang dalam sebuah kerajaan. Suatu ketika saat berjalan-jalan, ia bertemu dengan seorang ksatria. Mereka sering bermain bersama hingga sang ksatria jatuh hati padanya. Kemudian sang ksatria melamarnya menjadi istrinya. Sang putri pun bingung. Ia tidak berpikir bahwa sikap baik dan periangnya telah membuat seorang ksatria jatuh hati padanya. Karena perasaan bingung itu, ia kemudian berkata kepada sang ksatria 'hai ksatria, biarkan aku bertanya kepada awan yang ada di langit karena aku tidak faham.'
Ia bertanya pada awan dan awan pun menjawab 'putri, ini semua bukan karna kebodohanmu, tapi karna perasaanmu yang tidak tau kemana arahnya. Kau seolah-olah mengunci perasaanmu itu rapat-rapat pada sebuah peti dan menyimpannya jauh di dasar hatimu dan kau seolah-olah tak tau dengan hal itu. Bangun, dan sadarlah. Kau pintar tetapi perasaanmu yang tak menentu itulah yang membuatmu seperti ini.'

Ada batasan-batasan tertentu yang kita ciptakan sendiri. Batasan itu berdiri teguh dan kokoh saat dilihat dari luar tetapi sangat rapuh jika dilihat dari dalam. Aku hanya memberikan apa yang kubisa. Aku senang kini sang putri kembali ceria.

Kali ini, seorang teman bercerita padaku dengan senangnya. Malam ini, ia akan mengajak makan malam orang yang paling ia kasihi dahulu. Ia telah mempersiapkan segalanya di hari yang istimewa ini. Jantung yang berdegup sekaligus perasaan senang bercampur dengan bingung semakin melengkapi kisahnya. Aku pun ikut memberinya semangat sambil tersenyum meskipun hanya dalam via media sosial.


Ahh.. Cinta. Kau mampu memberikan sesuatu hal yang pahit, menyakitkan bahkan luka yang tak akan hilang dengan sekejap. Tapi aku percaya, disaat kita merasakan pahitnya cinta, ia juga bisa memberikan kekuatan dan kebahagiaan di saat itu juga. Dan aku ikut merasakan kebahagiaan orang lain dalam momen-momen hidup mereka.

Mereka pantas bahagia. Begitupun juga kamu.
Tuhan, mungkin aku hanya sedikit memberikan penyembuhan untuk hati mereka. Apakah aku juga begitu? Maaf yang hanya bisa ku ucap dalam batinku. Aku tidak bisa membuatMu bahagia mungkin dengan tingkahku yang salah. Tapi, aku harap dengan hal kecil ini, Kau juga ikut merasakan kebahagiaan kecil yang aku ciptakan.


Dan ada satu hal lagi.
Ada seseorang. Seseorang yang sangat kusukai.
Aku suka saat melihatnya menatapku saat aku bercerita. Ia tak henti-hentinya mengejekku hingga membuatku mengatakan bahwa dia itu menyebalkan. Membuatku kesal, sedih dan bingung dengan sikapnya.
Akhir-akhir ini aku semakin bingung dan memilih untuk menjauh. Kupikir itu akan membantuku untuk melupakan. Melupakan perasaan yang pernah ada dalam hatiku. Awalnya ia sempat kesal sampai ia benar-benar diam dan bergerak menjauh. Bukankah setiap orang pantas bahagia ? Apakah tindakanku ini membuatnya sedih?

Mungkin.. Untuk sekarang ini dengan melihat orang lain bahagia, aku juga ikut bahagia walau jauh dalam lubuk hati aku juga merasakan bahwa aku juga ingin merasakan yang namanya kebahagiaan.. Tetapi hari ini aku mengambil sebuah pelajaran yang berharga tentang arti kebahagiaan.


--------

             Tok tok tok..

             "Permisi acaranya sudah mau dimulai."

             Ia meletakkan buku catatannya di atas meja dan bergegas menuju sebuah studio. Penonton sudah memenuhi ruangan itu dari 1 jam yang lalu. Ia kemudian menaiki anak tangga dan memasuki sebuah ruangan kecil sambil mengamatinya. Kemudian ia mengambil microphone dan memberi aba-aba.

     

             "Stanby...... It's show time."

              Penonton mulai bertepuk tangan dan seorang MC masuk. MC yang terkenal dengan suara khasnya lalu membuka acara yang sangat dinanti-nantikan pemirsa Televisi.


               "Good evening para pemirsa yang ada di studio maupun dirumah.. Kini saatnya kita akan memasuki zona waktu yang berbeda dan selalu kita nanti-nantikan. Selamat datang di Waktu Indonesia bagian.... Baper!!!"

Waktu Indonesia bagian BaPerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang