에피소드 1

180 1 1
                                    

Kembali lagi bersama saya Veronica Viet dalam acara… Waktu Indonesia bagiann.. Baper !

Suara riuh penonton terdengar dari dalam studio. Sebuah acara televisi baru di salah satu televisi swasta dan mengundang antusias penontonnya yang semakin meningkat. Setiap hari selasa dan sabtu jam 8 malam, di setiap warung, restoran, hingga café-café terkenal mulai menyetel ke stasiun televisi tersebut. Apa menariknya memang?

Setiap episodenya, acara ini membuat setiap penontonnya tersentuh baik dari motivasi-motivasi, cerita-cerita cinta yang dikemas dalam bentuk talkshow sederhana dengan narasumber yang berbeda setiap episodenya. Tidak hanya itu, penonton baik yang di studio maupun yang di rumah bisa bertanya tentang kisah cinta. Tak hanya kisah cinta saja, terkadang ada juga tentang persahabatan, pekerjaan dan yang lainnya tetapi rata-rata sih gak jauh-jauh dari yang namanya persoalan cinta. Hal yang menjadi misteri dan abstrak.

Episode 10

                “Wah, tak terasa ya sudah memasuki episode 10 dan semakin banyak penonton yang menyaksikan acara ini. Ya, kali ini kita akan membahas tema yang mungkin kebanyakan orang pernah atau sedang mengalami ini. Sebelumnya, kita akan menghadirkan seorang bintang tamu …….”

CLICK !

                “eh ! kenapa diganti salurannya ! aku baru mau nonton, Mbak..” protesku.

                “Hih.. elo ya.. tau lagi kerja dan lu asik-asik disini nonton acara itu..” jawabnya tak kalah garang. “Udah.. urusin dulu tuh kerjaan di meja. Biar cepet pulang atau.. cepet nonton acara lo itu.”

                Kali ini aku mengalah. Aku kembali ke ruanganku ya.. bisa dibilang begitu. Meskipun hanya bilik kecil tapi buatku sudah menjadi kantor kecilku sendiri. Ohya namaku Gracecia Nanda. Aku bekerja di sebuah Rumah Sakit ternama di kota ini. Setiap harinya, banyak pasien yang lalu lalang ke rumah sakit ini. Mungkin kalian berpikir kalau-kalau aku ini dokter magang atau sejenisnya. Sama sekali bukan ! Aku ini psikolog. Meskipun kerjaku hanya interview, interview dan interview tapi aku senang melihat pasien yang lalu lalang.

                Hari ini sabtu malam dan.. aku lembur. Ya, meskipun umurku masih muda dan sudah bekerja, tapi aku bertekad untuk meneruskan kuliah S2-ku di Jerman. Sedikit demi sedikit aku juga menabung dari hasil gajiku. Aku senang menjalani pekerjaanku saat ini.

                Aku duduk dan mulai membaca setumpuk map yang ada di atas mejaku. Cukup banyak yang tertarik untuk bekerja disini.

“Christian Airlangga.. lulusan..”

“Ervina Nathalia.. woh..  lulusan cumlaude ?” aku terus membuka data diri dari CV yang masuk hingga aku tersadar sesuatu hal.

“Rinaldo Alexander.. lulusan Univ…. tanggal lahir 21 Maret 19...” aku terdiam dan berpikir sejenak. Tunggu dulu! Jangan bilang dia.. Oh God ! why……

Aku menutup map itu dan terdiam sambil melihat dengan tatapan kosong. Dia? Kenapa lagi sih harus ketemu sama dia.. Sudah 4 tahun aku mencoba menutup diri dan semakin jauh.. semakin jauh hingga.. lost contact. Dia adalah cinta pertamaku. Ya.. belum pacaran sih.. tapi kami dulu dekat. As usual.. kami bercerita, tertawa bersama-sama.. menyukai hal yang sama.. memakai baju yang sama dan tidak direncanakan.. dan mulai merasa.. nyaman. Aku tidak tahu bagaimana perasaan dia hingga sekarang ini. Dulu, kami bercanda dan banyak bercerita tapi terkadang dia juga menjauh dan menutup diri.

“Sikapnya memang aneh” begitu kata teman-temannya. Meskipun banyak cewek-cewek yang dekat dengannya, tapi dia bersikap biasa dan welcome. Mungkin para cewek berpikir “Duh, Do, mukanya udah mendukung, baik, ramah lagi.. kapan sih gue bisa jadi cewek idaman lo..”

Waktu Indonesia bagian BaPerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang