01

86 39 11
                                    

Hallo semuaaa,apa kabar?
penasaran sama cerita nya?
Ini real ya pemikiran ku kalo ada kemiripan tokoh atu alur mohon di maklumi karna saya tidak tau, dan ini asli no jiplak jiplak.

~~Enjoy for reading ~~

Happy reading:)

Di sebuah rumah di dalam kamar terdapat gadis manis yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Gadis dengan postur tubuh tinggi, dan ramping seperti model sedang menatap dirinya di depan cermin.

Wajah yang cantik,bola mata yang hitam dan bulu mata yang lentik, serta rambut lurus sepanjang pinggang, benar-benar cantik.

Dia adalah  mutiara Afifah Nurhaliza  yang terlahir dari keluarga yang cukup terpandang. Dia anak ke-2 dari 3 bersaudara, kakaknya yang bernama Reihan Mahendra sedang kuliah di salah satu universitas di jakarta ya itu universitas negri Indonesia yaitu mengambil jurusan ekonomi dan adik nya Diva Nur Safitri yang berumur 5 tahun dan menerima ilmu di RA kasih bunda.

Hari ini adalah hari pertama afifah masuk sekolah di SMA Dewantara di daerah jakarta. Setelah selesai besiap-siap afifah turun untuk sarapan pagi.

Sesampainya di meja makan sudah terdapat keluarganya. Afifah langsung duduk di tempatnya dan langsung melahap roti yang sudah berada di piringnya ia memakannya dengan tenang, suasana di meja makan hening hanya menyisakan suara denting sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring, itu sudah menjadi kebiasaan keluarga mereka,Setelah selesai meminum susunya ia pamit untuk berangkat sekolah .

"afifah udah selesai, Afifah berangkat dulu "pamit afifah yang hanya di balas anggukan oleh keluarganya. Kalian jangan heran kenapa Afifah hanya berpamitan sekolah seperti itu tanpa mencium tangan kedua orang tuanya, itu di karenakan sejak Afifah mulai memasuki bangku sekolah dasar, orang tuanya tidak mau menerima uluran tangan Afifah yang hendak berangkat sekolah mereka selalu mengacuhkan nya atau bahkan menyibukkan diri mereka masing-masing, Afifah selalu tidak telat berusaha agar orang tuanya mau bersalaman dengannya tapi tetap orang tuanya tidak mau menerima uluran tangannya, hingga saat ini orang tuanya masih enggan menerima uluran tangan Afifah.

baru saja sampai di ruang tamu kakanya menyusul dan mencengkal lengannya, afifah terpaksa menghentikan sambil menoleh ke kakaknya dengan alis yang bertautan seolah menanya.

"kenapa?"

" Gue yang naik mobil lo dan lo yang naik motor gue"ucap reihan to the point sambil melempar kunci motornya secara tiba-tiba untungnya Afifah dengan sigap menangkapnya dan hanya di balas anggukan oleh afifah, namun Afifah heran kenap tiba-tiba kakaknya mau naik mobilnya,tapi itu semua tidak di pikirkan oleh Afifah,mungkin saja kakaknya sedang tidak mood buat pake motor, pikirnya.

"Kunci mobil lo mana?" Tanya reihan.

"Tuh" Afifah menunjuk meja tamu dengan dagunya, dengan segera Raihan mengambilnya.

"Bensin lu aman kan?, Jangan sampe mobil lu kosong bensinnya dan mogok di tengah jalan"

"Gak bakalan mogok, udah gue isi kemarin" sambil jalan keluar dan mulai menaiki motor kakaknya.

Afifah terpaksa mau tidak mau ia harus menaiki motor ninja milik kakaknya, karna jika ia tidak mau kakaknya pasti akan tetap memaksanya, sungguh sangat menjengkelkan jika harus berdebat dengan kakaknya pagi-pagi.  Dengan segera Afifah menarik gas motornya menembus padatnya jalan kota karna berkejar-kejaran dengan waktu dimana semuanya beraktivitas untuk bekerja dan lain-lain, beruntung ia sudah lihai dalam menunggangi motor ninja.

im fine (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang