Part 16

424 75 9
                                    

Diyah sedang bingung dengan perasaannya sendiri, rasanya seperti dia seolah kehilangan sosok Fajri yang dingin tapi diam-diam perduli. Sungguh dia ingin cepat menemui Fajri. Bahkan saat Shandy pulang ke rumah untuk menemuinya Fajri tidak ikut datang. Ah sudahlah mungkin hanya aku yang terlalu berharap. Batin Diyah

***

Setelah 1 Minggu Fajri tidak memberinya kabar dan selama itu pula dia tidak pernah menemui nya lagi. Entah karena alasan apa tapi Fajri dan Diyah tidak pernah lagi berkomunikasi satu sama lain.

Sungguh Diyah sangat rindu dengan Fajri. Diyah merindukan semuanya, baik sifat cueknya Fajri, sikap acuh yang selalu di lakukan Fajri padanya tapi di balik semua sifatnya itu, Fajri sangat baik dan selalu melindungi Diyah dan dia juga sangat perhatian dengan apapun yang dilakukan oleh Diyah.

Jika mengingat semua kejadian yang telah Diyah dan Fajri alami selalu berhasil membuat Diyah senyum-senyum sendiri mengingatnya. Namun ketika Diyah ingat jika sekarang mereka sedang tidak berkomunikasi dan bertemu satu sama lain, hal itu membuat Diyah sedih lagi. Huuffft, entah kapan aku akan bertemu lagi dengan si kutub Utara. Batin Diyah

Semakin lama Diyah memikirkan tentang Fajri semakin kangen juga dia. Iiiih Fajri kenapa ngilang gini sih? Mana nggak pernah balik lagi ke rumahnya.

Saat hari Minggu setelah Shandy pulang dan menjenguk Diyah pada hari Sabtu kemarin, tidak lama sih cuma sebentar aja buat ngecheck keadaan adiknya aja.

Akhirnya Diyah memutuskan untuk pergi ke tempat training 1ID untuk menjenguk abangnya sekaligus dia mau bertemu dan melihat keadaan Fajri.

***

Hari ini tepatnya di hari Minggu yang mendung dan sedikit gerimis ini, Diyah sudah selesai bersiap-siap dan taksi yang di pesan pun sudah datang. Ya, hari ini Diyah akan bertemu dengan Fajri. Akhirnya~. Batin Diyah.

Perjalanan untuk sampai ke tempat training 1ID memerlukan waktu sekitar 30 menit jika tidak macet, di sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Diyah tersenyum sambil melihat ke arah jendela. Oh hari ini aku akan bertemu lagi dengan Fajri, aku penasaran bagaimana reaksinya kalau tau aku datang.

Tapi, sebelum sampai ke mes Diyah melihat Fajri tengah berlari di tengah hujan sambil menggendong seorang cewek.

"Pak, berhenti dulu" pinta Diyah pada supir taksi tersebut.

Diyah hanya melihat dari jarak yang lumayan jauh namun keberadaan mereka masih terlihat dengan jelas. Disitu rasanya Diyah ingin menangis saja, pantas saja belakangan ini Fajri tidak pernah menghubungi maupun menemuinya. Ternyata Fajri sudah mempunyai pacar.

Ya begitulah Diyah dari dulu tidak pernah berubah, selalu saja mudah baper sama cowok. Harusnya dari awal Diyah berhati-hati dengan perasaannya jangan sampai dia terlalu nyaman dan mudah sayang. Kalau sudah seperti ini siapa yang sakit hati? Huuffft...... Sudahlah lupakan toh memang Diyah yang terlalu berharap.

"Saya turun di sini aja pak" ucap Diyah pada supir taksi itu.

"Tapikan lagi ujan deres neng" balas bapak supir taksi

"Nggak papa pak, saya sengaja mau ujan-ujan" jawab Diyah

"Ya udah ati-ati neng, bapak pergi dulu" pamit bapak supir taksi itu sebelum pergi meninggalkan Diyah di sana.

Setelah membayar Diyah langsung turun dari taksi dan taksinya pun pergi. Dan sekarang hanya tinggal Diyah yang ada kemungkinan akan berlama-lama untuk main hujan-hujanan.

Tapi hujan-hujanan kali ini beda, yang biasanya dia selalu bahagia dan senang saat main hujan. Sekarang dia lagi sedih dan nangis di bawah guyuran air hujan biar nggak keliatan kalo dia nangis.

My boy's //UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang