.
.
.
.
.Tidak ada yang tidak mungkin untuk Daisuke, setidaknya itulah yang ada di pikiran Seorang wanita karir seperti Sakura. Kebahagian anaknya adalah sesuatu yang harus ia Prioritaskan untuk selamanya.
Daisuke itu manja, tapi juga bisa bersikap acuh dan dingin disaat yang bersamaan. Anaknya selalu tidak sabaran akan sesuatu, harus mendapatkan apa yang ia mau dengan cepat, tidak suka bertele tele dan sangat melawan.
Tetapi tidak sekalipun Sakura pernah mendengar bantahan dari seorang Daisuke. Selalu menurut jika yang memerintah adalah sang ibu.
Yang membuatnya salut adalah, Daisuke tidak pernah bertanya akan keberadaan Ayah kandungnya. Entah ia tidak perduli atau takut menyakiti hati sang ibu. Tapi yang jelas, anak itu tidak pernah sekalipun merasa iri dengan teman teman sebayanya.
Tapi kini, tepat saat mereka akan tidur, ia bertanya dengan pelan kepada Ibunya. Bertanya tentang apa yang terjadi sampai-sampai ia tidak memiliki sebuah keluarga yang utuh.
Sakura tersenyum, melihat gelagat anaknya yang seperti takut salah bicara itu membuat ia tak tega untuk menegur. Perlahan ia menceritakan sesuatu yang mungkin belum bisa dicerna dengan baik untuk anak seumuran Daisuke. Tidak banyak yang mengalir, hanya beberapa cerita penting yang sampai sekarang masih melekat di otak nya.
Ia pikir Daisuke tidak akan mengerti dengan jelas apa yang ia ceritakan, karena dari ekspresi yang ia tangkap, anaknya hanya diam sambil mengerutkan keningnya.
"Apa yang Mommy lakukan setelah itu?" Daisuke bertanya sambil sesekali memainkan kancing baju ibunya, ia mendongak menatap Sakura yang tersenyum sambil mengelus lembut rambut Bocah kecil itu. Sudah sejam setengah mereka berbincang sambil tidur. Daisuke yang kadar kemanjaannya meningkat hanya karena berdekatan dengan Ibunya.
Sakura menghela nafas pelan, Anaknya itu diajarkan untuk tidak harus memiliki rasa simpati ke semua orang yang ia temui. Belajar dari pengalaman,
kejahatan harus dibalas dengan kejahatan.
Itu yang ia tanamkan kepada Daisuke dari kecil, sehingga mengharuskan bocah itu untuk tidak selalu berbuat baik pada orang yang salah.
"Mommy pergi dari mereka"
Tanpa Sakura sadari, Daisuke meremas kuat baju ibunya, matanya merah menahan tangis. Tidak menyangka bahwa perjuangan sang ibu untuk dirinya sangat lah besar, Daisuke sungguh mencinta wanita yang telah melahirkannya itu.
"Mommy sakit hati?" Itu adalah pertanyaan yang keluar dari mulutnya setelah beberapa menit terdiam, ia masih menunduk, tidak mau ibunya mengetahui bahwa ia menahan tangis.
"Ya, itu terlihat jelas bukan?"
"Aku akan membuat mereka menyesal
Sakura tersenyum, ia mengangkat dagu Daisuke keatas, menatap onxy pekat itu yang memerah. Tangan lentiknya menghapus setitik air mata yang berada diujung mata itu. Lalu mencium kening anaknya lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY
FanfictionSaat dimana dirinya dibuang, disitulah seluruh dunia berada didalam genggamannya.