Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . .
Semuanya menjadi kacau, Karin masih saja menggulirkan matanya gelisah, ia menatap kedepan dimana kedua orang tuanya hanya bisa terdiam. Ayahnya sibuk dengan kemudi sedangkan Ibunya hanya terdiam melamunkan sesuatu.
Mereka saat ini sedang dalam perjalanan pulang, terlalu syok dengan apa yang mereka lihat tadi. Maka dengan keputusan sepihak mereka memilih untuk pulang.
Karin berdecih lirih, mata Rubby nya Menatap keluar kaca, memandang langit gelap yang depenuhi bintang. Ingatannya berhenti pada pesan yang dikirimkan Ino beberapa jam sebelum ia melihat siapa itu Ainsley sebenarnya.
Ia akan menemui Ino nanti, keheningan mereka pecah karena suara Mebuki yang terlebih dahulu terdengar. Wanita itu seperti telah kehilangan separuh jiwa nya.
"Jadi Sakura adalah Ainsley" suara nya lirih, namun masih bisa didengar dengan jelas oleh Kizashi maupun Karin yang kini menolehkan kepalanya kedepan.
"Ibu, wanita yang mirip dengan Sakura banyak di negeri ini" Karin menyahut
"Tidak, aku tau seperti apa rupa anak ku" Mebuki menggeleng di tempatnya, setelah mengucapkan itu, semuanya kembali terdiam. Sibuk memikirkan apa yang ada di otak masing masing.
Kizashi mendesah untuk kesekian Kali, lelaki tua itu masih belum percaya dengan apa yang saat ini terjadi.
"Untuk apa kita pergi, dia anak kita Kizashi, anak kita telah Sukses!" Kini pancaran mata wanita itu kembali berkobar, seperti suatu api yang disiram bensin.
"Kau menjijikan Ibu, setelah apa yang kita lakukan padanya? Jangan bercanda" Nada cemburu jelas tertangkap dari cara bicara wanita berkaca mata itu.
"Siapa anak yang bersamanya?" Kizashi bertanya pelan
"Cucu kita" Mebuki menjawab spontan, Yang malah mendapati pelototan tajam dari Karin dibelakangnya.
"Tidak, apa maksudmu Ibu?"
"Dia anak Sakura, yang berarti juga cucuku. Aku akan menemui mereka besok" nada bicaranya menjadi riang, binar matanya tampak tersorot dari lampu yang sengaja dihidupkan oleh Kizashi.
Karin jelas mengumpat, hati nya panas, mengumpati seribu serapah pada wanita yang mirip dengan saudarinya itu. Ibunya kembali menjadi Gila, Karin yakin bahwa perempuan yang sudah melahirkannya itu memiliki seribu satu cara untuk mencapai apa yang ia tuju.
Tiba tiba tubuhnya tersentak kala mengingat bahwa tunangannya pergi dengan terburu buru setelah melihat- Sakura? Di acaknya tas miliknya, mecoba mencari keberadaan ponsel yang entah ada dimana.
"Sial"
. . . . . . .
Hinata meminum wine nya dengan pelan, iris matanya sesekali melirik kearah Sakura yang masih senantiasa berbincang dengan beberapa rekan kerjanya, sedikit menoleh kebelakang maka ia akan menemukan sosok anak kecil yang sekarang sudah dikawal oleh beberapa bodyguard.
