Chapter Satu

4 4 1
                                    

Happy Reading.

Berikan Krisaran!

Agar aku tahu dimama letak
kesalahanku lainnya:) Thanks.

Bintang pojoknya dong😁🍭

Cowok dengan seragam putih abu-abu berlari menghampiri seseorang di ujung koridor yang di kerumuni banyak orang. Dengan berteriak sekencang mungkin untuk menghentikkan.

"WOI BERHENTI!"

Alaska Nervando Reganta.

Alaska menatap jengah pada ketiga cowok yang berada di hadapannya. Ia melipat tangannya di dada, "Kalian tidak capek? Bully orang terus. Tolonglah berhenti," tutur cowok itu.

Dewa Marvelino Degandra.

Cowok dengan seragam urak-annya berjalan maju. Ia juga mengikuti Alaska melipat tangan di dada. Mendadak hening. Kedua cowok ini menjadi pusat perhatian di koridor sekolah SMA RADJANA.

"Gue akan berhenti. Dengan satu syarat. Angkat gue sebagai teman lo, dan jangan abaikan gue di rumah. Gue kadang suka mikir salah gue apa," ujar Dewa lesu. Ia menunduk menatap ubin lantai. Entah kenapa jika menyangkut keluarga dia kalah.

Dewa mendongak ia menunggu jawaban dari cowok itu. Alaska langsung mengangguk, tak masalah. Dewa tersenyum, "Thanks."

Alaska menjentikkan jarinya, "Dengan satu syarat. Lo harus ubah penampiln. Seragam rapi. Atribut lengkap. Bagaimana? Begitupun dengan dia dan dia," ujar Alaska menunjuk bergantian teman Dewa yang berada di samping seseorang yang mereka bully tadi.

Dewa mengulurkan tangannya untuk berjabatan, "Deal!"

Ini yang Dewa nanti-kan. Dewa hanya ingin berteman dengan Alaska. Sifat urakan seperti ini hanya ingin menarik perhatian cowok itu. Di balik keinginan Dewa menjadi teman Alaska, ada maksud tersendiri. Dan Alaska mengetahui itu. Hanya saja ia lebih memilih diam.

Verello Argan Ramdan

Frico Putra Wirtana.

Mereka berdua menarik tangan seseorang yang di bully-nya tadi bersama Dewa dengan kasar untuk bediri. Cowok dengan kacamata bulat yang bertengger apik di hidung menahan sakit yang ada di kaki karena tadi sempat ditendang keras oleh Dewa. Alaska menatap tajam Dewa. Seakan Dewa langsung paham.

"Iya. Tidak diulangi lagi."

Alaska menghela napas, adik tirinya ini sungguh menyebalkan. Mata Alaska beralih menatap anak buah Dewa, "Bantu dia berjalan. Bawa ke UKS!" Alaska berbalik, berjalan meninggalkan kerumunan.

"DEWA IKUT GUE!" teriak Alaska nyaring.

Dewa langsung berlari, menyamai langkah kakak tirinya. Bukan karena musuhan lalu berbaikan membuat siswa dan siswa tercengang. Melainkan Dewa yang tiba-tiba mencium pipi Alaska, lalu merangkul pundak Alaska dengan bahagia. Alaska hanya diam. Seakan tak terjadi sesuatu. Yang dipikiran Alaska hanya satu. Dewa adiknya, meskipun tiri. Namun, salahkah bila adik mencium kakak? Jangan berburuk sangka. Wkwk.

Verel dan Frico akhirnya membawa cowok dengan kaca mata bulat tadi ke UKS. Dan kerumunan bubar.

▪▪▪▪▪

Alaska memasuki rumah dengan tatapan datar. Sifat Alaska kadang berubah-ubah. Hanya tergantung mood saja. Untuk saat ini tiba-tiba sangat buruk karena ulah seorang perempuan yang membuat ia jengah sekali. Untung saja semua orang terdekat Alaska mampu memahami. Alaska berjalan diikuti oleh Dewa.

ALASKA and ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang