KYARA02

1 1 0
                                    

Saat yang lain berbondong-bondong ke kantin untuk membeli makanan, atau hanya sekedar minum menghilangkan haus sesudah upacara yang kebetulan terasa sangat panas. Berbanding terbalik dengan dua orang perempuan yang saat ini sedang terburu-buru melihat mereka akan berada di kelas mana.

Tapi tidak, tidak bukan mereka yang terburu-buru melainkan hanya perempuan yang memakai kerudunglah yang sangat bersemangat. Berbeda dengan perempuan yang rambutnya terurai dia memasang wajah cemberut pertanda dia sedang kesal. Tangan nya di tarik paksa oleh perempuan berkerudung yang sayangnya adalah sahabat nya.

"Ara jalannya bisa pelan-pelan sedikit enggak sih" ucap Sheila kesal

"Ga bisa Shei kalau pelan-pelan nanti disananya udah banyak orang, ga suka dempet-dempetan atuh" jawab Kinara

Iya perempuan berkerudung itu adalah Kinara Astrivia, perempuan dengan perawakan mungil tingginya hanya 153 cm, kulit putih memiliki bulu mata lentik, dengan mata bulat besar berwarna amber, serta hidung mancungnya yg mungil. Dia tidak bisa diam, bawel, kepo dan juga pintar.

Sheila Maharani perempuan dengan tinggi 160 berkulit putih, hidung mancung mata coklat serta rambut lurus sebahu nya yg lebat. Adalah sahabat Kirana, perempuan dengan sikap baik, ramah tapi juga galak di waktu-waktu tertentu itu sudah bersahabat dengan Kinara dari dua tahun yang lalu, waktu awal masuk sekolah hingga saat ini.

"Iya tapi jangan kaya gini juga, udah mah haus tau pengen minum" sembur Sheila karena dia sudah sangat haus di tambah Kinara berjalan sangat cepat bukan berjalan lagi tapi hampir ke setengah berlari

"Ululu iya maaf ya nanti habis ini ke kantin ya, maafin Ara yaa" kinara yang tau kalau sahabatnya sedang kesal cepat-cepat mengeluarkan puppy eyes nya, bisa gawat kalau Sheila marah perempuan itu akan terus bersikap ketus kepadanya

"Iya-iya gue maafin biasa aja dong mukanya jangan di gitu-gituin"

"iya atuh iya nih biasa aja, ya udah hayu cepetan"

Sesampainya di depan mading yang hanya terlihat beberapa siswa saja, dengan terburu-buru Kinara membaca satu persatu nama yang tertera disana. Sementara Sheila sedang mengatur nafasnya, berjalan dengan manusia satu ini memang harus mempunyai kekuatan ekstra.

Walaupun mungil tapi langkanya itu cepet, di tambah lagi dengan ia terus saja mengoceh untung saja suaranya enak di dengar. Kalau enggak bisa-bisa dia yang rugi udah mah telinga sakit di tambah malu.

"Sekalian nama gue liat ada di keas mana"

"iyaa shei tolong diem dulu kamunya ishhh bawel banget sih ganggu konsentrasinya Ara. Tuh kan tadi tuh Ara baru sampe mana ya, oh ini nih sampe sini. Oke Shei kamu diem dulu nanti Ara kasih tau"

"Tuhkan gue ngomong sebaris dia mah udah separagraf mana ga nyadar ngatain orang bawel lagi, ngobrol sendiri pula, untung lo sahabat gue kalau enggak udah gue anyutin lo ke sungai Citarum biar di makan ikan " ucap Sheila dalam hati

"Yeyyy kita sekelas Shei, XII IPA 1"

"Ihh onta bisa gak sih lo gak usah teriak-teriak juga sakit nih kuping gue denger suaranya lu"

"Ihh Shei orang Ara ga teriak juga lagian kalau teriak kan suara Ara enak di denger ga mungkin tuh kuping Shei sakit, yang ada kan Shei tuh barusan yang teriak-teriak. Udah hayu katanya tadi haus mau minum, ehh dodol ihhh Shei kenapa ninggalin Ara tungguin Shei" ucap Kinara sambil berlari kecil untuk mengejar Sheila

Iya semenjak tadi Kinara bilang 'teriak-teriak' Sheila sudah lebih dulu pergi meninggalkan sahabatnya yang masih asik melihat-lihat mading dia bicara tanpa peduli keadaan sekitar, kalau Sheila tetap di situ samoai bel berbunyi juga Sheila yakin mereka tidak akan pergi ke kantin.

KYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang