Jatuh cinta? Masak sih!

29 9 0
                                    


Nina menghempaskan tubuh lelahnya diatas kasur. Dia senyum-senyum sendiri mengingat kejadian beruntun di sekolah tadi, terlebih ketika mengingat wajah rupawan seorang Gandha Pramudiantara yang sukses membuat hatinya dag dig dug ser tak karuan. Pertanda jatuh cinta di pandangan pertama kah? Ah Nina masih ragu jika menyebut itu cinta, terlalu instan menurutnya.

Selama ini, Nina memang baru sekali merasakan jatuh cinta, yaitu ketika dia masih kelas 5 SD. Jatuh cinta kepada seseorang yang ditemuinya ketika mengikuti lomba olimpiade MIPA se-DKI Jakarta waktu itu. Itupun hanya sesaat, tak lama setelah Olimpiade Nina langsung lupa sama wajahnya. Karena belum sempat kenalan juga.

"Hanina, ini penghapus kamu jatuh!" Nina yang sedang konsentrasi menghitung luas bangun ruang menoleh kearah seseorang yang memanggil namanya. Sebenernya dia sangat kesal jika ada yang mengganggu konsestrasinya.

Nina meraih penghapus miliknya itu, lalu kembali fokus ke lembar soal.

"Eh, tapi kamu kok bisa tau namaku?" tanya Nina kepada anak laki-laki yang duduk dibelakangnya itu.

"Aku tau karena di penghapusnya ada nama kamu!" jawabnya tanpa menoleh kearah Nina, dia sibuk mengerjakan soal miliknya.

Nina melihat Penghapusnya, disana tertulis dengan jelas nama lengkapnya, Hanina Florisia Ayunda.

"Oh iya, makasih ya sudah mengambilkan penghapusku. Nama ka-" Hanina terpaksa menghentikan ucapannya.

"Anak-anak! Waktunya tinggal 15 menit lagi ya!" kata bu pengawas. Nina gelagapan, pasalnya ada beberapa pertanyaan yang belum dia jawab.

Seusai mengumpulkan lembar jawabannya, Nina mencari anak laki-laki tadi karena dia lupa menanyakan namanya. Setelah dicari-cari, tapi tak ada. Mungkin sudah pulang duluan.

Sejak saat itu, entah mengapa Nina selalu teringat wajah anak laki-laki itu, terlebih senyumnya dan lesung indah di kedua pipi chubby-nya. Sayangnya, Nina tidak tau nama anak itu. Dia memang sedang merasakan jatuh cinta, cinta pertama yang tidak berlangsung lama. Karena seiring berjalannya waktu, dia lupa pada wajah imut anak laki-laki itu.

Ponsel Nina berdering, ada pesan masuk dari grub whatsApp sweety girls, yang hanya beranggotakan dirinya dan Echa saja.

Echa Omegat

Nin, udah siap saingan secara sportif ngerebutin hati kak Gandha kan?

Nina Bobo_

Siap dong, siapa takut!

Echa Omegat

Yakin siap? Emangnya tante Andita udaah mulai merestui lo deket-deket cowok? Wkwkw

Nina Bobo_

Echaaaa! Awas lo bilang-bilang mama ya!

Echa Omegat

Yuhuuy! Sepertinya tante Andita bisa jadi senjata gue untuk selangkah lebih maju dari lo Nin! Kasihan deh loh! Wkwkw

Nina Bobo_

Echa kurang asem banget sih!

Echa Omegat

Wkwkwkw, btw kalo misalnya nanti gue yang jadi pacar kak Gandha, kita tetep sahabatan kan?

Nina Bobo_

Ya iyalah, persahabatan kita kan harga mati Cha! Kalo Misalnya lo MEMANG benar-benar yang jadi pacarnya kak Ghanda, gue ikhlas kok! Tapi,

Echa Omegat

Tapi apa Nin?

Nina Bobo_

Tapi boong wkwkw

Echa Omegat

Omegat! Jadi maksudnya persahabatan kita kandas gitu?

Nina Bobo_

Wkwkwkwk enggaklah Cha, bercanda doang ih!

Echa Omegat

Fiks, intinya kita bersaing secara sportif oke?

Nina Bobo_

Oke siap grak!

Nina meletakkan ponselnya, dia terngiang kata-kata Echa tentang restu mamanya.

Oh No! Andita memang melarang keras Nina berhubungan dengan laki-laki dulu apalagi pacaran, alasanya ya tak lain dan tak bukan adalah karena Nina harus fokus sekolah dan mempertahankan prestasi akademiknya. Sebenarnya hal demikian juga diberlakukan kepada Ronald, sayangnya semakin dilarang Ronald akan semakin memacari dua cewek sekaligus. Tapi ya diluar sepengetahuan Andita tentunya.

"Hmmm! Sepertinya aku perlu banyak-banyak belajar dari bang Ronald!" bisik Nina dalam hati.

Haninah ( Honey Bunny Sweety)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang