Langit terlihat mendung, angin juga bertiup kencang. Aku mempercepat langkah kaki ku untuk bisa sampai di rumah
Akhirnya, aku sampai di depan pagar rumahku, saat akan membuka pagar, sesuatu hal menarik perhatianku untuk berbalik. Aku pun berbalik dan mendapati seorang gadis berdiri membelakangiku. Ia seperti sedang memegang sesuatu, aku tak tau itu apa. Selanjutnya, ia memasuki rumah nya dan menutup pintu.
Entah kenapa, pemandangan sederhana tadi, malah membuat jantung ku berdetak sangat kencang.
_____
Pagi ini, pagi pertamaku di SMA Pelita. Setelah lulus dari SMP, aku akhirnya resmi menjadi murid SMA Pelita.
Pagi ini akan di adakan MOS, yang artinya, aku harus siap untuk di kerjai oleh kakak kelas.
Saat sedang memandang sekeliling sekolah, aku mendapati seorang gadis sedang duduk di kursi panjang di bawah pohon. Aku tergerak untuk menghampiri nya.
"Hay... boleh duduk di sini gak?" Sapaku. Gadis itu segera mengkat kepalanya. Kesan pertama yang ku dapati adalah tatapan dingin nan menusuk dari gadis itu. Dia mengangguk singkat menandakan aku boleh duduk.
"Oh ya" aku mulai bersuara dan mengulurkan tangan kananku " nama gue Faya... Nama lo siapa?"
Dia memandang sebentar ke tangan ku dan membalas uluran tanganku.
" Felice" ucapnya. Suaranya datar, sama dengan ekspresi nya. Mungkin anak ini sangat sangat pendiam.
Aku tersenyum. Bersamaan dengan itu, Bel untuk peserta MOS berbunyi.
"Yuk ke lapangan" ajak ku lalu menarik tangan nya. Dia pun hanya mengikuti ku dalam diam. Mungkin, jika aku melakukan pendekatan pada nya, dia bisa jadi teman baik ku.
Saat aku memandang dia kembali, aku merasa pernah melihat gadis ini. Entah di mana.
_____
MOS hari ini sangat menyebalkan. Aku dan Felice tiba-tiba di panggil ke depan dan di suruh menampilkan sesuatu ke depan. Aku memilih menyanyi lagu dangdut dari tiga pilihan yang di ajukan kakak kelas. Sedangkan Felice, hanya diam tanpa ekspresi dan setelah itu pergi dengan santai. Aku tahu, Felice akan mendapat masalah setelah ini.
"Rumah lo di mana Lice?" Tanyaku pada Felice yang sedang berjalan di sampingku. Kami sedang menuju rumah masing-masing.
"Kamu gak tau?" Tanya nya, aku menoleh ke arah nya " aku yang punya rumah di seberang rumah kamu"
Ada jeda beberapa detik hingga aku mengatakan "oohhhh... pantes, pas lihat lo, gue ngerasa lo gak asing"
Felice diam, aku juga. Hingga kami sampai di dekat rumah kami. Aku mengernyit bingung saat banyak sekali orang yang berkumpul di depan rumah Felice, juga ada mobil polisi.
"Felice... itu..." ucapan ku terhenti saat aku tak menemukan Felice di sampingku, malah ia telah berlari menuju rumah nya.
Aku yang masih bingung menghampiri mama dan Pak RT yang berada tak jauh dari sana.
"Ma.... kok banyak orang?" Tanyaku pada Mama.
"Mama dan adik tetangga depan rumah kita di temukan terbunuh di dalam rumah nya" Jawab Mama.
"Ke...kenapa?" Entah kenapa, jantung ku berdetak dengan cepat.
"Dugaan sementara di bunuh oleh pencuri.."kali ini Pak RT yang menjawab " barang-barang di rumah nya banyak yang hilang. Dan di temukan juga pisau berdarah di dekat mayat mereka"
Tanpa sadar, aku berkeringat dingin dan mundur perlahan dari tempatku berdiri.
Aku..... merasa Ada yang aneh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill You !
Mystery / Thriller"hanya dia yang boleh bahagia.. tak boleh ada yang lain nya... jika dirinya tak bahagia, maka., membunuh orang yang sedang bahagia adalah kebahagiaan bagi nya" Ini cerita genre thriller pertama saya... semoga kalian suka ☺