Keringat dingin mengalir di tubuhku. Jantungku berdegup sangat kencang. Tubuhku gemetar. Mulutku terkunci. Untuk berteriak rasa nya sangat susah.
Di depanku....
Di depan mataku...
Sulit memercayainya...
Lewat celah pintu ruanganku bersembunyi, di sana, aku menyaksikan secara langsung. Papa sudah bergelimang darah dan tak bernyawa di lantai. Sedangkan mama.. Sudah terdapat banyak luka di tubuh nya namun masih ingin tetap bertahan..
Orang kejam itu, sudah mengacungkan pistol ke arah mama. Aku tak bisa melihat wajah orang itu. Aku terpejam. Aku gemetar.
Dan......
_______
"Jangaaaannnnnnn!!!! Mamaaa!!!!"
Aku tersentak dan membuka mata. Dengan ketakutan yang teramat sangat, aku melihat ke sekeliling. Aku masih di kamarku. Aku.... aku.... ya tuhaannn....!!
"Sayang!! Kamu kenapa?"
Kepala ku menoleh cepat ke arah pintu. Mama dan Papa yang masuk. Jadi.... aku bermimpi?!! Mama dan Papa tidak kenapa-napa!!
Seketika mama memelukku, dan aku menangis...
Firasatku sangat tak enak... aku berharap, aku, mama dan papa di lindungi Allah...
Dan mimpi itu.... mudah-mudahan hanya sekedar mimpi.
______
Aku memandang Felice yang sedang menuju bangku kami. Ya.... pembagian kelas telah berlangsung. Aku sekelas dengan Felice, dan dia juga teman sebangku ku.
Sifat nya masih saja misterius. Bahkan setelah kejadian terbunuh nya Mama dan Adik nya, dia hanya diam. Atau mungkin, di balik diam nya , menyimpan rasa sedih?
"Lice..." panggilku pelan, setelah dia menoleh padaku aku lalu bertanya " gimana perasaan lo setelah kejadian kemaren?"
Dia tak langsung menjawab. malah mengalihkan pandangan nya "entahlah" jawab nya singkat
"Mmmmm.... aku turut berduka cita ya...." ucapku prihatin. Dia hanya tersenyum samar.
Dan aku baru tahu.. dia masih bisa tersenyum walau pun samar.
_____
"Fayaaaa"
Aku mendengar seseorang yang memanggilku dari belakang. Aku dan Felice sama-sama berbalik. Dan mendapati Ajeng yang sedang berlaru ke arah kami sambil membawa kertas
"Ada apa Jeng?" Tanyaku saat Ajeng sudah dekat. Aku bisa melihat Ajeng yang berusaha tak memandang Felice. Yahh... sepertinya ia takut pada Felice
"Bisa tolong anterin formulir ini ke kak Dimas? Gue ada urusan mendadak soalnya" ucap Ajeng lalu menyerahkan lembaran kertas formulir padaku.
"Dia ada di mana?" Tanyaku setelah menerima kertas itu.
"Di kelas nya lah... kelas XI IPA 2 ya... lo tau kan?"
"Iyaa... tau-tau" ujarku sambil tersenyum
"Makasih banget, Ya.. lo emang baik... gue cabut dulu ya... bye"
"Byee.."
Aku lalu menoleh pada Felice yang sekarang menatap kosong ke depan
"Lice... temenin gue ke kak Dimas yuk" ajakku
"Di... dimas??" Tanya nya dengan suara gugup
"Iyaaa.... yuk temenin gue" lalu aku menarik lengan nya menuju kelas XI IPA 2
______
"Permisii... kak Dimas nya ada?"
Aku masuk dengan sopan ke dalam kelas kak Dimas. Kalau ga sopan , bisa-bisa aku di gebukin...
"Iya... gue... ada apa?"
Tiba-tiba seorang cowok tampan menghampiriku dan Felice.
Sumpahh... ni cowok atu emang keren banget.
"Hey..."
Aku baru tersadar, kak Dimas sudah memanggil-manggilku dari tadi. Aku pun merasa malu..
"Ini ka... ada titipan formulir pendaftaran eskul basket dari temen aku" ucapku sambil menyerahkan lembaran formulir. Kakak itu menerima nya lalu tersenyum
" ohhh... oke.. makasih ya" ucapnya lalu tersenyum...
Jantung ku berdetak kencang.
Oh my god!
____________ TBC________________
gimana-gimana????
Bagus atau jelek??
Di tunggu voment nya yaa..

KAMU SEDANG MEMBACA
Kill You !
Mystery / Thriller"hanya dia yang boleh bahagia.. tak boleh ada yang lain nya... jika dirinya tak bahagia, maka., membunuh orang yang sedang bahagia adalah kebahagiaan bagi nya" Ini cerita genre thriller pertama saya... semoga kalian suka ☺