Beruntung gue berangkat masih pagi. Jadi sekolah masih sepi.Aman. Biar ngga ada yang liat kalau gue berangkat bareng Zaki.
Soalnya pas kemaren gue nemenin dia beli kado gue ketemu adek kelas. Gue di sangka jalan bareng dong sama Zaki. Jangan sampe ada yang buat berita miring tentang itu.
Tiba-tiba gue keinget sesuatu.
'Dia udah berangkat belum ya?'
Gue jadi was-was kalau sampe dia liat gue berangkat bareng Zaki.
No! No! No!
Bersikap biasa aja Naina. Dia itu bukan siapa siapa lo oke.
Gue masih diem berdiri disamping motor Zaki, helmnya juga belum gue lepas. Ngga tau gue nungguin apaan.
Zaki belum turun dari motor dia lagi ngetik sesuatu dihapenya.
Tiba-tiba ada seseorang datang. Dia markirin motor gedenya disamping motor matic milik Zaki. Gue terhenyak saat tiba-tiba dia nyebut nama asli gue.
"Niehaliya" Ucapnya.
Zaki menoleh sekilas lalu mandang ke arah gue, sambil ngangkat sebelah alisnya. Gue ngangkat bahu, nggak tau. Helm full facenya belum dilepas woy, gimana caranya gue bisa tau dia siapa.
Orang itu ngelepas helmnya.
Oh Alfa. Salah satu cogan disekolah ini. Tumben berangkat pagi, biasanya juga siang.
Alfa nyapa Zaki sebentar terus dia pergi.
"Duluan ya Zak." Katanya sambil nepuk pundak kiri Zaki, tanpa menoleh ke gue.
Lah? Gue nggak disapa? Kan yang sekelas sama dia gue bukan Zaki. Gue masih mandang Alfa yang melangkah makin jauh. Aneh aja gitu.
Tiba-tiba dengan tidak sopannya Zaki narik kepala gue jadi hadap ke dia. Terus dia lepas helm yang masih nangkring dikepala gue.
"Lo kalau mau romantis-romantisan sama gue bilang Zak. Jangan kayak gini" Ucap gue sambil nepuk lengannya kasar.
"Romantis pala lu. Lo kenapa sih? Dari tadi banyak diem, kesambet ya lo?"
"Selama gue hidup, gue belum pernah yang namanya kesambet apa lagi kesurupan. Gue jadi mikir, apa jangan jangan gue setannya."
"Bisa jadi tuh, jadi lo setan jenis apa nih? Baik apa yang buruk?" Kata Zaki ngeledek.
"Ya mana ada setan yang baik Zak." Ucap gue sambil membuang muka.
"Kenapa sih?" Tanya Zaki sambil naikin sebelah alisnya. Tangan kanannya sibuk masang jam di pergelangan tangan kiri tapi matanya natap ke gue.
Aduh. Kalau gue ngga inget temen nih ya bisa jatuh cinta gue sama dia.
Gue manyunin bibir. Gue tutup matanya pake telapak tangan. Bisa salting gue kalau terus-terusan di tatap sama dia. Ini kita masih di parkiran loh ya.
"Mata lo ga usah tebar pesona sama gue, gue tau lo ganteng."
Zaki terkekeh pelan. Terus ngalihin tangan gue dari matanya. Dia rangkul pundak gue.
Eh ngga ini ngga ngerangkul tapi nyekek, karena emang tinggi gue cuma sebates pundaknya Zaki, agak lebih sedikit sih.
Gue diseret paksa sama Zaki, lah dia ngapa jadi gini.
"Woeee lepasin ngga!!" Ucap gue sambil berontak, berusaha ngelepas lengan Zaki yang ada di leher gue. Tenaga gue ngga segede punya dia ya ampun, bisa mati gue.
Gue ngga tahu sejak kapan sekolah udah jadi rame kaya gini. Di koridor kelas 10 banyak yang bisik-bisik.
"Ya ampun kak Naina cocok banget deh sama kak Zaki."

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
AcakKisah cinta masa putih abu-abu seorang gadis bernama Niehaliya Adriyani