•Chapter 2•

1.3K 214 1
                                    

BxB | Fantasy | Blood
.
Don't Like, Don't Read😊

Salah satu tungkainya yang terbalut sneakers lusuh, lantas mendorong pintu etalase toko furnitur dan memasukinya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu tungkainya yang terbalut sneakers lusuh, lantas mendorong pintu etalase toko furnitur dan memasukinya perlahan. Dengan cepat, Haechan segera menyisir seisi toko dan mendapati sebuah ranjang one size teronggok di pojok ruangan. Diam-diam ia bersyukur dalam hati, setidaknya ia mendapat tempat tidur malam ini. Tak masalah jika ia harus tidur di bawah nanti, asalkan laki-laki di sampingnya dapat tidur dengan baik.

"Lebih baik kau tidur saja, Jaemin. Sepertinya kau terserang demam," tuturnya. "Aku akan memijat kakimu selepas ini. Tunggu sebentar, aku akan membukakan kaleng jagung manis ini untukmu."

Bagai tersambar petir, agaknya ucapan Haechan barusan membuat Jaemin kembali terkejut, entah untuk kesekian kalinya di hari ini. Akan tetapi ia memutuskan untuk diam menuruti perintah laki-laki Juni itu, daripada membuatnya mengomel panjang. Hanya saja dirinya masih tidak menyangka. Jaemin pikir, Haechan akan acuh tak acuh padanya. Mengingat mereka berakhir dengan tak begitu baik.

"Mengapa kau baik sekali padaku?"

Haechan terdiam lalu mendongak menatapnya. Diletakkannya kaleng jagung manis kemasan yang telah terbuka di atas nakas dengan malas-malasan. "Lalu kau mau kutinggal membusuk di jalanan tanpa makanan?"

"Setidaknya sembuhkan kakimu dulu. Aku tak peduli kalau nantinya kau akan pergi dari sini setelah kakimu baik-baik saja. Lagipula aku membantumu karena aku kasihan padamu. Jangan berharap lebih," imbuhnya sembari mendengus.

"Baiklah, baiklah. Kau ingin aku pergi?"

"..."

Jaemin menatap lurus-lurus wajah sang mantan kekasih sembari memakan jagung manis kalengannya santai. "Padahal aku ingin mengajakmu bersekutu. Yah, kau tahu sendiri bila peluang hidup sendirian di sini lebih rendah daripada hidup berkelompok. Syukur kalau kau dan aku dapat memecahkan permainan sialan itu bersama."

Laki-laki Juni itu terdiam sejenak. Tawaran berkerjasama yang dilontarkan lelaki bertubuh jangkung secara implisit itu diam-diam mengusik benaknya. Setidaknya ia tidak akan tewas sendirian jika gagal dalam permainan tersebut.

"Bagaimana?"

"Ya, lebih baik kita bekerjasama," putusnya kemudian dan membuat senyum Jaemin terbit dari belah bibir pucatnya.

"Esok lusa permainan terakhir akan dimulai. Aku akan memulihkan tubuhku dan bersiap agar kita tidak mati di sana."

"Hmm, jangan sampai kau menyusahkanku."

"Ck, iya. Berhentilah berujar menusuk seperti itu padaku."

Haechan mendengus lalu turut menyantap jagung manis kalengannya yang entah sejak kapan terbuka dengan gerakan lambat. Sesekali keningnya berkerut, seolah tengah memikirkan sesuatu. Namun Jaemin hanya diam saja. Mantan kekasihnya itu memang hobi melamun sembari berpikir. Ia tak heran lagi, sebab dirinya sudah hafal dengan tabiat laki-laki bertubuh mungil itu.

"Kudengar kau akan menikah."

"Dengar darimana?" tanya laki-laki Lee itu sembari menenggak air mineral yang diambilnya tadi.

"Renjun, sebelum kita terjebak di realitas sialan ini."

Haechan mengangguk, setelah sebelumnya sempat terdiam cukup lama. Dua atau tiga menit barangkali. "Ya, tapi kurasa kami tidak jadi menikah."

"Mengapa?"

"Ia sudah terbunuh di awal permainan."

"Maafkan aku."

"Tak apa. Kalau sudah takdir kita berdua mau bagaimana lagi? Menyalahkan Tuhan pun tak akan membawa dia kembali. Hoam-"

"Kau benar. Omong-omong, kau mengantuk?"

"Mmm, lumayan."

"Tidurlah."

Jaemin terpekur sejenak, lalu membaringkan tubuh kurusnya ke atas ranjang one size tanpa melepaskan sepatu lusuhnya. Manik matanya menatap langit-langit toko yang mulai kotor lamat-lamat sembari melayangkan lamunan menuju ingatan masa lampau yang terkubur di dalam memorinya. Beberapa menit kemudian, ia lantas melirik ke arah Haechan yang entah sejak kapan telah terlelap di ranjang sebelahnya. Memastikan laki-laki itu benar-benar sudah memasuki alam mimpi setelah melalui permainan yang menguras tenaganya.

"Aku senang mendengar kau hidup dengan baik setelah aku pergi," gumamnya. "Setidaknya kau mendapat lelaki yang baik pula. Renjun bilang kekasihmu seorang marinir dari Amerika Serikat. Keren sekali. Kau dapat hidup dengan bangga jika menikah dengannya."

"Diam-diam aku iri padamu. Kau dapat melanjutkan hidup seusai perpisahan kita. Namun aku masih di sini, terus menyalahkan diri. Mungkin seandainya jika aku tak membiarkan Yikyung memelukku waktu itu, kau tak akan meninggalkanku karena salah paham seperti ini." Jaemin terkekeh pahit dan membalikkan tubuhnya memunggungi Haechan yang tertidur.

"Tak apa. Setidaknya, kau dapat hidup dengan baik bersama laki-laki itu. Walaupun aku berharap betul dapat menemanimu hingga kita menua nanti."

Laki-laki bertubuh jangkung itu bergumam, namun tetap terdengar cukup jelas sebab ruang kosong di antara mereka menimbulkan gema dari suaranya. Sejenak kemudian, ia lantas terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya melihat jam analog yang tergantung di dinding. Sudah pukul sebelas malam rupanya. Ia harus segera tidur sekarang.

"Selamat malam, Haechan. Semoga mimpimu indah."

Diam-diam rasa khawatir terbit di benaknya, tatkala lelaki memutuskan untuk memejamkan mata. Bagaimana apabila Haechan mendengar ucapannya barusan? Namun Jaemin memilih untuk tidak ambil pusing, lalu menepuk bantalnya agar segera terlelap menuju alam mimpi. Toh, dia yakin jika Haechan tak akan mendengar curhatannya barusan.

Sayangnya, Jaemin tak pernah tahu apabila laki-laki bersurai cokelat itu masih terjaga dan menyimak penyesalannya di balik punggungnya sembari menahan air mata meluncur di belah pipinya.

Sayangnya, Jaemin tak pernah tahu apabila laki-laki bersurai cokelat itu masih terjaga dan menyimak penyesalannya di balik punggungnya sembari menahan air mata meluncur di belah pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
End Game • JAEMHYUCK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang