[Sekuel Shafana]
Orang lain bilang, jarak adalah salah satu hambatan bagi sebuah perasaan. Namun, Arfadhia Rafisqy pikir bukan. Karena meski sudah dipisahkan jarak selama bertahun-tahun, nyatanya ... perasaannya pada Anika Hafsa Shafana masih sama...
Selamat malam mingguan bareng anak-anak penuh asmara di sini🥰
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
02
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Shafa nolak, Beb?"
Mona mengangguk. "Gitu deh, susah banget aku buat bujuk dia. Batunya udah mendarah daging."
Irsyad yang sedang menyetir pun tergelak. "Terus gimana? Rencana batal dong."
"Ya mana aku tahu," balas Mona sambil membuka kantung plastik yang berada di pangkuannya. Mengambil sebuah snack dari sana dan membukanya.
Beberapa menit lalu, Irsyad menjemputnya. Berhubung Shafa sedang bekerja, alhasil mereka memutuskan untuk berjalan-jalan ke tempat lain. Apabila Shafa tidak bekerja, mereka pasti akan berkumpul di sana sambil makan berbagi tawa seperti biasa.
"Mau dong, suapin," pinta Irsyad kala melihat pacarnya yang asyik nyemil sendirian.
Mona menoleh. "Mau? Ya beli!"
"Dih, nggak sadar dia. Barusan yang beli ini siapa, coba?" sungut Irsyad, yang dibalas tawa geli oleh Mona.
"Kan pesenan aku."
"Kan tetep yang beli aku. Duit-duit aku, tuh."
"Dih, perhitungan banget ya, Bapaknya!"
Irsyad terbahak. "Ibunya pelit banget sih, jadi Bapaknya perhitungan. Buruan suapin, tapi aku nggak mau itu. Aku mau roti. Tadi aku beli yang isi keju."