3. Kakel Gaje

5 1 0
                                    


Seperti biasa, saat jam pulang sekolah, Ersya akan menunggu jemputan di halte dekat sekolah. Biasanya Ajri akan menjemput Ersya sekalian.

"Duhh Abang lama amat," gerutu Ersya sembari mengecek jam di ponselnya.

Tiba--tiba,suara klakson motor terdengar di telinganya. Sontak Ersya menoleh mendapati motor besar berwarna hijau melaju ke arahnya. No! Itu bukan motor Ajri, setahu nya motor kakaknya itu berwarna pink,dan kuning. Masa iya secepat itu ganti, tadi pagi saja masih sama. Motor siap??

Si pengemudi melepas helm nya. Hal itu membuat Ersya mengerjap tak percaya. "Kak....Alfian?" Ersya berujar ragu.

"Lo adeknya Ajri?" Tanya Alfian to the point.

"Iya kak?? Kok tahu?" Tanya balik Ersya.

"Udah ga penting," jawab Alfian cuek.

"Mau gue anterin pulang?" Tawar Alfian.

"Gak usah kak, gue nunggu bang Ajri aja" tolak Ersya secara halus.

Alfian mengambil nafas dalam. "Ajri gak jemput,dia magang sampe sore nanti" jawab Alfian membuat Ersya terkejut.

"Ta--pi kak--" belum menyelesaikan ucapannya tapi dipotong oleh Alfian.

"Udah cepetan, bentar lagi ujan, lo mau kehujanan?" Sela Alfian membuat Ersya meringis.

"I--iya boleh kak" jawab Ersya ragu--ragu. Lalu menerima helm dari Alfian. Setelah memakai helm Ersya lantas naik ke atas motor sport milik Alfian.

"Udah?" Tanya Alfian dari balik helm full face nya.

"Udah kak," jawab Ersya dari belakang.

"Kalo udah turun," ucap Alfian membuat Ersya mengerucutkan bibirnya.

"Kok nggak jalan?" Tanya Ersya memdapati motor itu sedari tadi masih di tempat.

"Kalo mau jalan lo pegangan deh ya, ketimbang jatoh ntar," ujar Alfian membuat Ersya terbelalak tak percaya.

"I--iya kak" jawab Ersya sembari memegang bahu Alfian sebagai pegangan.

Lalu motor besar berwarna hijau itu melaju kencang membelah ibu kota.

"Kak jangan ngebut--ngebut gue takut," ujar Ersya sembari memajukan sedikit wajahnya agar Akfian bisa mendengarnya.

"Udah tenang gue udah handal," jawab Alfian agak berteriak.

"Tapi gue takut,gue bener bener trauma kak" ujar Ersya,tampa sadar tangan yang tadinya di bahu kini turun hingga ke pinggang cowok tersebut,melingkar sempurna di sana.

"Tenang lo aman sama gue," jawab Alfian santai.

*****

Motor Alfian berhenti tepat di depan pagar rumah Ersya. Namun hampir dua menit tetapi Ersya tak turun juga dari motor nya.

"Hey Sya, lo tidur?" Tanya Alfian sembari mengelus pelan tangan Ersya.

"Hah?" Kaget Ersya lalu buru buru turun.

"Muka lo pucet amat?" Tanya Alfian mendapati wajah Ersya yang pucat pasi.

"Anu--kak Gue takut banget kalo ngebut--ngebut, gue trauma, abisnya pernah jatuh karena ngebut naik motor sampe masuk RS jadinya yaaa gitu deh kak," jawab Ersya sembari melepas helm nya,menyerahkannya pada Alfian.

"Oouh,tenang lo bakal aman kok sama gue," kekeh Alfian sembari mengambil helm yang ada di tangan Ersya.

"Iya kak, makasih yaa, mau mampir dulu?" Tawar Ersya.

ERSYA MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang