4. Kapok lu kakel

4 1 0
                                    


Alfian berjalan di lorong sekolah. Keadaannya yang babak belur menjadikannya pusat perhatian.

"Woeee brooo, babak belur mulu lo," ledek Tirta begitu Alfian masuk ke kelas. Ya mereka satu kelas.

"Ngapa lagi lu?" Tanya Fahri yang buru saja datang membawa keripik dan kuaci,mungkin dari kantin.

"Biasa," jawab Alfian singkat padat dan jelas. Alfian lalu berjalan menuju bangku belakang, tempat duduknya yang bersebelahan dengan Tirta.

"Ngapel lagi lo??" Tanya Tirta, Alfian terdiam sudah dipastikan tebakan Tirta benar.

Fahri terkekeh. "Kapan lo tobat bro?" Ledek Fahri masih terkekeh. "Cari cewek sono, biar lu tobat," suruh Fahri sembari duduk di kursi depan Alfian sembari menghadap belakang.

"Lo semua bisa kagak jangan bawa--bawa cewek," kesal Alfian. "Mentang mentang gue baru ditolak juga," imbuh Alfian sembari menatap tajam keduannya.

"Broo, santai woee selawww," ucap Tirta sembari terkekeh pelan.

Alfian bangun dari duduknya. "Cooy mau kemana lo?" Tanya Tirta yang tak digubris oleh Alfian. Cowok itu melangkah keluar kelas.

"Heran gue, temen lu tuh urusin," decak Tirta membuat Fahri memutar bola matanya.

"Temen lu juga kalo lu lupa," balas Fahri tak santai.

****

Ersya berjalan di koridor dengan wajah ditekuk. Bagaimana tidak, abangnya babak belur sampai tak masuk sekolah, jadilah ia harus naik angkot.

"Oh ya, abang'kan katanya ngapel sama si kakel Alfian kok babak belur?" Heran Ersya. "Masa iya mama--nya Kelly segalak itu sampe buat muka anak orang ancur," banyak sekali pertanyaan yang Ersya simpan dalam otaknya.

"WOIII,"

Tunggu, panggilan itu untuk Ersya atau orang lain?? Ah entah lah ia jalan saja terus.

"Heh lo,adeknya Ajri!" Seketika Ersya menghentikan langkahnya dan mencari sumber suara. Ia menenggok kanan dan kiri.

"Gue di sini," ujar nya dari arah samping membuat Ersya terlonjak kaget.

"Lo, ngapain sih kak?" Tanya Ersya sembari mengelus dada,kaget katanya

"Lo budek atau tuli sih?" Tanya Alfian membuat Ersya mengeryit.

"Enggak dua--duanya," jawab Ersya.

"Terus,kenapa dari tadi gue panggil nggak nyaut lo?" Tanya Alfian lagi.

"Heh, lo mana ada nyebut nama gue jadi gue nggak tau," balas Ersya ketus.

"Lah gue kan nggak tau nama lo," balas Alfian nge gas.

"Oke, nama gue Ersya, Ersya Aristha," ucap Ersya sembari menekankan 3 kata terakhir.

"Iya iya, ribet banget sih lo," tukasnya membuat Ersya mendelik sinis.

"Apaan sih gaje banget," balas Ersya.

"Udah gue nggak punya banyak waktu, gue cuma mau nanya gimana sama abang lo?? Dia ada luka parah gak?" Tanya Alfian pada poin utama.

"Abang gue babak belur," jawab Ersya cuek. "Tapi gapapa, cuma nggak bisa ketawa sama ngomong aja soalnya pipi dia memar," perjelas Ersya.

"Ouh sukur deh kalo gitu," ujar Alfian lalu menghela nafas lega.

"Ngomong--ngomong ngapain lu nanya in keadaan abang gue?" Tanya Ersya curiga. "Ohhh gue inget dia pasti semalem pergi ama elu kan, ngapel tuh. Ngapel apaan sampe babak belur gitu??" Tanya Ersya dengan tatapan mengintimidasi.

ERSYA MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang