Silent boy [ Edisi fluff ]

774 111 28
                                    

Karena aku tidak ingin melihatmu di injak-injak

───────────────────── 𝔑𝔬𝔱 𝔬𝔨𝔞𝔶


PERWAKILAN FESTIVAL OLAHRAGA



Sebaris kalimat itu tertulis di papan tulis, dengan dua orang siswa yang memimpin diskusi.


"Baiklah, selanjutnya... perwakilan lomba lari estafet,"

"Apa ada yang bisa melakukannya?"

"Jimin,"

"Dodo, dia jago lari,"

"Ah, sepertinya Eli juga jago lari."

Beberapa nama sudah disebutkan, tinggal butuh satu orang lagi.

"Ah, bagaimana dengan Jaeyoon?"

Seorang lelaki yang duduk di bangku dekat jendela itu mengangkat kepala setelah namanya di sebut. Lelaki berparas tampan dengan rahang tegas itu sedikit kebingungan.

Dia adalah Shim Jaeyoon, ace sekaligus calon ketua tim basket Beliftin, tak dapat diragukan lagi bahwa ia jago olahraga.

"Maaf. Aku sudah mengikut lompat tinggi," Ucapnya sambil mengangkat tangan.

"Oh ya, benar juga. Namanya Jaeyoon sudah ditulis di sini," Imbuh seorang gadis yang merupakan sekretaris kelas. Seorang lelaki yang menjabat sebagai ketua kelas itu pun menghapus kembali nama Jaeyoon.

"Baiklah, kalau begitu yang lain bagaimana?"

"Daehwi, bagaimana kalau kau ikut?"

"Eehh? Lari estafet ya. Aku mau aja sih, tapi..." Seorang lelaki manis dengan lipbam yang terlihat sangat merah dengan beberapa polesan make up di wajahnya menunjukkan aksi sok imutnya. "Bagaimana kalau nanti aku kepanasan? Kulitku bisa menghitam, loh." Tutur anak itu sok manja.

Semua orang bersweat drop ria menatapnya tak suka.

"Ah, daripada aku, mending Ni-ki saja yang melakukannya?" Tambahnya kemudian.

Seketika, seisi kelas menatap ke arah sosok kecil di bangkunya. Iya, sosok kecil yang duduk di bangku paling belakang dan sudut ruangan. Ni-ki yang daritadi hanya diam menunduk itu semakin tertunduk malu.

"Tapi, bukankah Ni-ki tak begitu jago dalam olahraga...?" Ucap salah satu siswa, merasa iba.

"Iya, setiap pelajaran olahraga saja dia lebih sering duduk," Bela siswa lainnya.

Anak yang dipanggil Daehwi tadi berdecak kesal lalu menghampiri bangku Ni-ki. "Ya... Ni-ki! Kau bisa melakukannya, kan? Iya, kan?!" Tanyanya dengan nada yang ditekankan dan sedikit mengancam.

"A-ah.." Ni-ki tergagap saat lelaki kurus itu menatap tajam ke arahnya. Hatinya mengatakan tidak bisa, tapi dia juga takut untuk menolaknya.

"Ni-ki..?"

Seisi kelas menatap ke arahnya yang jadi semakin membuatnya gugup. "A-aku akan melakukannya..." Jawabnya pasrah.

───────────────────── 𝔑𝔬𝔱 𝔬𝔨𝔞𝔶

"Ni-ki, sisanya tinggal buang sampahnya,"

"Ba-baik!" Jawabnya sambil menyelesaikan kegiatan piket kelas.

Not okay [ Jakeni ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang